LUMPUR PANAS
1.
Pengertian Lumpur
Panas
Lumpur
merupkan material – material yang berasal
dari perut bumi yang mengandung mineral, gas, dan kandungan tanah yang
keluar ke permukaan sehingga menjadi limbah yang tidak terpaka.
Secara
geologis lumpur adalah campuran air dan
partikel endapan lumpur dan tanah liat. Endapan lumpur masa lalu mengeras
selama beberapa lama menjadi batu endapan. Saat endapan geologis lumpur
terbentuk di estuary lapisan yang dihasilkan disebut lumpur teluk.
Sebutan
banjir lumpur panas atau kubah lumpur digunakan untuk merujuk formasi yang
dibuat oleh cairan dan gas di dalam bumi, meskipun terdapat beberapa proses
yang bebeda yang dapat menyebabkan aktivitas ini. Temperaturnya lebih dingin
dari pada proses pembentukannya. Struktur tersebut memiliki diameter 10 km dan
mencapai tinggi 700 meter.
Sekitar
86% gas yang dilepas berupa metana, dengan sedikit kerbon dioksida dan
nitrogen. Bahan yang dikeluarkan sering berupa tanah yang mengendap dalam
cairan yang dapat meliputi air ( biasanya asam atau asin) dan cairan
hidrokarbon.
Semburan
lumpur panas yang berada di permukaan dalam konteks ini dikategorikan dalam 3
jenis, yaitu:
a. Lumpur
panas yang belum terpisah
b. Air
lumpur
c. Padatan
lumpur.
2.
Faktor
Penyebab Semburan Lumpur Panas
Ada
dua factor yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut yaitu:
1. Faktor
alam
Munculnya
lumpur panas di dunia selalu dikaitkan dengan adanya Mud Vulcano. Mud Vulcano
didefinisikan sebagai endapan lumpur yang mempunyai density lebih ringandari
batuan sekitarnya, mobilitas tinggi, naik kepermukaan dengan bidang lemah
sebagai konduit, baik berupa sesar (mendatar atau tegak) serta rekahan –
rekahan berbentuk kerucut seperti gunung api dengan ketinggian berkisar dari 17
– 30 meter.
Komposisi Mud Vulcano ini terdiri atas semua material yang
dikeluarkan perut bumi baik berupa masa padat, plastis, cair, dan gas. Masa
padat berupa bebatuan, garam sedangkan masa plastis berupa bubur lempung.
Sebaliknya, masa cair dapat berupa air (air tanah, air magmatik / vulkanik dan
air laut). Sedangkan masa gas berupa gas metan, hidrat, dan gas belerang.
Munculnya Mud Vulcano ini dipicu adanya bubur lumpur yang bercampur dengan
kantong – kantong gas (metana) yang mengalami kelebihan tekanan terkubur di
bawah permukaan berusaha keluar ke permukaan bumi. Conduit untuk keluarnya
lumpur tersebut yang berupa bukaan atau rekahan terbentuk akibat proses
tektonik / pembentukan patahan atau struktur antiklin.
2. Kegiatan
manusia
Underground Blowout (semburan liar
bawah tanah)
Kegiatan
manusia (man made activity), terjadi semburan lumpur panas diakibatkan oleh
adanya aktivitas atau kegiatan manusia seperti yang terjadi di Sidoarjo pada
awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter)
untuk mencapai formasi Kujung (batugamping). Ssebelumpengeboran umur tersebut
akan dipasang selubung bor (casing) yang ukurannyabervariasi sesuai dengan
kedalaman untukmengantifipasi potensi circulation
loss ( hilangnya lumpur dalam farmasi) dan kick (masunya fluida formasi
tersebut kedalm sumur) sebelum pengeboranmenembus formasi Kujung.
Sesuai
dengan desai awalnya, lapindo, “ sudah memasang casing 30 inchi pada kedalan 150 kaki, casing 20
inchi pada1195 kaki, casing
(linear) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13 – 3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Pres Rillis ke wartawan, 15 Juni 2006) ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9 – 5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat dikedalaman batas formasi Kalibengan Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
(linear) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13 – 3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Pres Rillis ke wartawan, 15 Juni 2006) ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9 – 5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat dikedalaman batas formasi Kalibengan Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan
bahwa lapindo sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini engan membuat
prognosis pengeboran yang salah.mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan
zona pemboran merekabdi zona rembang dengan target vpemmborongnya adalah
formasi Kujang. Padahal mereka mengebor pada zona Kendeng yang tidak ada
formasi Kujungnya. Alhasil, mereka
merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batugamping formasi
Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng – casing lubang karena kegiatan pemboran masih
berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure
(bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos ( blow
out) tetapi dapat diatasi dengan pompa
lumpurnya Lapindo (Medicici). Setelah
kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping Lapindo mengira
target formasi Kujung telah dicapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi
klitik. batugamping formasi Klitik sangat porous (bolong – bolong). Akibatnya
lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke
lubang di batugamping formasi Klitik) atau circulation
loss sehingga Lapindo kehilangan/ kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat
dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur Formasi Pucangan berusaha menerobos
ke luar ( menjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit
sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar , operasi pemboran dihentikan
perangkat Blow Out Preventer (BOP) DI Rig segera ditutup dan segera dipompkan
lumpur pemboran berdensitas bereat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi
bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai batas antara open – hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di
kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan
kemungkinan banyak terjadi rekahan alami (natural
fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Oleh karena itu tidak mampu
melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur, disebabkan BOP
sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan
lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah
mengapa surface blowout terjadi di
berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
3.
Klasifikasi
Mud Vulcano
Mud
Volcano didefinisikan sebagai endapan lumpur
yang mempunyai densiti lebih ringan dari batuan sekitarnya, mobilitas tinggi,
naik kepermukaan melalui bidang lemah sebbagai konduit, baik berupa sesar
(mendatar atau tegak) seeta rekahan-rekahan berbentuk kerucut seperti gunung
api dengan ketinggian berkisar dari 17-30 meter.
Komposisi
Mud Volcano ini terdiri atas semua material yang
dikeluarkan dari perut bumi baik berupa masa padat, plastis, cair, dan gas.
Masa padat berupa bebatuan, garam sedangkan masa plastis berupa bubur lempung.
sebaliknya masa cair dapat berupa air (air tanah, air magmatik/vulkanik dan air
laut) sedangkan masa gas berupa gas metan, hidrat dan gas belerang.
Munculnya Mud
Volcano ini dipicu adanya bubur lumpur yang bercampur dengan kantong-kantong
gas (metan) yang mengalami kelebihan tekanan terkubur di bawah permukaan,
berusah keluar kepermukaan bumi. Konduit untuk keluarnya lumpur tersebut yang
berupa bukaan atau rekahan terbentuk akibat proses tektonik/pembentukan patahan
atau struktur antiklin.
KLASIFIKASI
MUD VOLCANO
Mud
Volcano dapat dibagi 2 jenis utama, yaitu: Mud Volcano yang berasosiasi dengan
gunung api dan Muc Volcano yang tidak berhubbungan dengan gunung api.
1.
Mud Volcano tipe pertama dicirikan keberadaannya berdekatan dengan gununga api
aktif. Umumnya Mud Volcano ini bersuhu tinggi, mengeluarkan uap air dalam
jumlah besar, dan tidak hadirnya gas hidrokarbon. contoh Mud Volcano ini adalah
solfatara atau fumarol?geyser yang dihasilkan oleh aktifitas vulkanik.
2.
Mud Volcano tipe ini adalah Mud Volcano yang tidak ada kaitannya dengan gunung
api. Dengan kata lain gunung ini meletus secara independen tanpa terkait dengan
gunung api.Mud Volcano ini dicirikan dengan air letusan yang bersuhu relatif
rendah/ dingin dan mengandung material hidrokarbon (dalam bentuk gas). Golongan
Mud Volcano ini merupakan Mud Volcano yang sesungguhnya.
4.
Provinsi
Mud Vulcano
Mud diapir dan mud volcano adalah
struktur yang menembus (piercement structure) dalam rangka melepaskan tekanan
yang berlebihan (overpressured) pada material sedimen. Stuktur ini bermula dari
lapisan sedimen di bagian bawah dan menembus lapisan sedimen di atasnya hingga
sampai ke permukaan karena adanya perbedaan tekanan yang besar dan efek
mengapung akibat perbedaan berat jenis (buoyancy)
Secara substansial mud diapir dan
mud volcano pada prinsipnya sama saja. Mud Diapir diartikan sebagai intrusi
oleh massa yang relatif lebih mobile terhadap strata yang sudah ada sebelumnya
akibat adanya buoyancy dan perbedaan tekanan, dan ketika massa yang mengintrusi
mencapai permukaan, maka ia berubah nama menjadi mud volcano. Mengikuti; diapir
muncul dalam bentuk intrusif dan secara perlahan, sedangkan mud volcano muncul
dalam bentuk ekstrusif dan cenderung cepat. Diapirisme, dengan material berupa
undercompacted mud atau shale, biasanya berlangsung dalam bentuk intrusi
vertikal terhadap batuan yang memiliki berat jenis lebih besar di atasnya pada
sepanjang rekahan atau zona yang lemah secara struktur geologi.
Mud volcano telah lama menarik
perhatian para geologist dan menjadi objek studi. Di Indonesia, perhatian
masyarakat terhadap mud volcano mendapatkan porsi yang sangat besar sejak
meletusnya Lusi mud volcano di Sidoarjo, Jawa Timur. Perhatian masyarakat
tersedot terutama karena luasnya dampak yang ditimbulkan oleh letusan mud
volcano terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Selain itu, kalangan pakar
kebumian yang terbelah pendapatnya ke dua pihak tentang pemicu meletusnya Lusi
mud volcano, semakin membuat perhatian besar tersedot kepada hal ini. Di satu
pihak, ada pakar kebumian baik di tingkatan nasional dan internasional yang
sepakat bahwa Lusi mud vocalno dipicu oleh aktivitas pemboran pada sumur Banjar
Panji-1 (BJP-1), dan di pihak lain ada kalangan dalam pakar kebumian yang
berpendapat bahwa Lusi mud volcano meletus karena dipicu oleh Gempabumi
Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006, atau dua hari sebelum Lusi mud volcano
meletus
Mud volcano pertama kali ditemukan
di daerah yang memiliki aktivitas vulkanisme yang besar, yaitu di Lapangan
Flegrei, di Sisialia dan di Islandia. Pada waktu itu keberadaan mud volcano
diduga berhubungan dengan proses endogenik, yaitu suatu proses yang terjadi
karena adanya gaya dari dalam bumi.
Belakangan, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh para peneliti Soviet seperti Andrusov, Gubkin, dan
Kalitskii di daerah Crimea, Kaukasus dan Turkmenistan, muncul pendapat baru
bahwa perkembangan mud volcano memiliki hubungan yang erat dengn keberadaan
minyak dan gas bumi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas,
Muskhetov (1924) membedakan mud volcano ke dalam dua bagian, pertama mud
volcano yang keberadaannya berdekatan dengan vulkanik aktif. Mud volcano jenis
pertama ini biasanya dicirikan oleh air letusannya yang bersuhu tinggi, uap air
yang dikeluarkan dalam jumlah yang besar, dan tidak hadirnya gas hidrokarbon.
Mud volcano jenis ini sepertinya memiliki kesamaan dengan kenampakan fisik lain
yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik seperti solfatara dan fumarole.
Golongan kedua, adalah mud volcano
yang meletus secara independen tanpa terkait dengan keberadaan sebuah aktivitas
vulkanik. Mud volcano jenis ini biasanya dicirikan dengan air letusan yang
bersuhu relatif lebih dingin dan adanya material hidrokarbon (sering dalam
bentuk gas) yang dikeluarkan oleh sebuah mud volcano. Golongan kedua ini
biasanya sering juga disebut dengan “mud volcano yang sesungguhnya, yang sama
sekali tidak memiliki keterkaitan dengan gunungapi”. Pada permulaan abad ke-20
tiga mekanisme utama telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme pembentukan
sebuah mud volcano.
Secara tradisional pendapat pertama
mengacu pada Abikh (1873) yang kira-kira menyatakan bahwa pembentukan mud
volcano diperkirakan berhubungan dengan proses endogenik. Pendapat kedua
memberikan penekanan pada faktor tektonik seperti pembentukan patahan dan
antiklin, serta selalu dianggap memiliki hubungan dengan keberadaan cadangan
minyak dan gas bumi.
Studi yang dilakukan di Azerbaijan
Abikh (1863, 1873) memperlihatkan bahwa persebaran mud volcano berhubungan
dengan pola rekahan pada daerah itu. Mud volcano secara garis besar dapat
dikelompokkan pada dua trend besar yang saling tegak lurus, yaitu yang berarah
tenggara—barat laut dan barat daya—timur laut, hal ini sesuai dengan arah utama
patahan (normal) yang ada di daerah tersebut. Mud volcano besar biasanya muncul
pada perpotongan kedua trend tersebut.
Mud volcano juga biasanya
berasosiasi dengan antiklin seperti studi yang dilakukan oleh Gubkin dan
Fedorov (1938, 1940) di bagian Turkmenistan Barat (daerah Kerch-Taman).
Pendapat ini menyatakan bahwa pertumbuhan struktur antiklin selama masa
pengendapan material sedimen menghasilkan perlapisan sedimen yang memiliki
heterogenitas dalam hal tekanan pada dimensi lateral. Pelipatan dan peningkatan
tekanan yang dihasilkannya menjadi pemicu terjadinya injeksi material plastis
ke arah atas, terutama di sumbu-sumbu antiklin. Argumen ini mengarah pada
kesimpulan bahwa struktur-antiklin-diapir ini adalah satu-satunya pemicu
terbentuknya mud volcano. Akan tetapi, tentu saja, teori ini segera menemui
sanggahannya sendiri karena banyak juga antiklin di lokasi penelitian mereka
yang sama sekali tidak berasosiasi dengan mud volcano..
Teori ketiga dalam kelompok kedua
ini yang berpendapat bahwa mud volcano memiliki hubungan yang kuat dengan
keberadaan deposit minyak dan gas bumi berdasarkan pada fakta-fakta yang
ditemukan di beberapa lokasi di Depresi Trukmenistan Barat dan kasus di
Azerbaijan, dimana di lokasi yang disebutkan terakhir setidaknya geologist
sudah mengidentifikasi sebanyak 34 buah mud volcano pada region yang mengandung
sebanyak 21 struktur cebakan minyak dan gas bumi. Pada tahun 1920-an sebenarnya
para geologist Soviet percaya bahwa kehadiran mud volcano akan merusak
cebakan-cebakan minyak (dan gas) bumi, hingga akhirnya keyakinan ini pudar
dengan ditemukannya cadangan minyak Bibi-Eibat di daerah Lokbatan.
5.
Persebaran
Mud Vulcanos
Kalau ditinjau
dari persebarannya di muka bumi, maka mud volcano, laiknya gunung api
(volcano), juga tersebar secara luas di seluruh dunia. Secara umum persebaran
ini dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu mud volcano yang
berada di daratan (subaerial) dan mud volcano yang berada di bawah laut
(subaquaeous). Mud volcano yang berada di daratan secara total jumlahnya lebih
dari 700 buah.
Provinsi mud volcano terbesar berada
di sekitar daerah Kaukasus. Di Azerbaijan sebanyak lebih dari 220 buah mud
volcano telah terdokumentasikan secara baik oleh para peneliti. Mud volcano ini
meliputi daerah Peninsula Apsheron, Gobustan, dan depresi Nizhnyaya. Daerah
inilah yang disebut dengan
·
Provinsi
1. Di provinsi ini terdapat sekelompok mud volcano yang besar dengan ketinggian
mencapai hingga ratusan meter seperti mud volcano Tuorogai, Kyanizadag,
Dashgil, Koturdag, Airantekyan, Karakyure, Solakhai dan lain-lain. Selain mud
volcano yang besar-besar itu, ada juga mud volcano yang kecil-kecil dengan
ketinggian antar 4 sampai 5 meter. Struktur mud volcano-mud volcano di provinsi
1 ini secara umum berbentuk kerucut. Meski tidak mengeluarkan material erupsi
secara terus-menerus (intermittent) mud volcano di Provinsi 1 ini secara umum
mengeluarkan mud (lempung hitam), fluida dan gas.
·
Provinsi
2 terletak di Peninsula Taman dan Peninsula Kerch, dimana terdapat lebih dari
100 buah mud volcano dengan yang terbesar adalah Mount Shugo yang memiliki
diameter kawah antara 300 sampai 350 m, dan mud volcano Dzhau-Tepe. Catatan
yang menarik pada provinsi ini adalah hubungannya secara genetis dengan sinklin
di bagian timur Crimea.
·
Provinsi
3 terdapat di bagian selatan Sungai Po di bagian utara Italia. Provinsi ini
terletak di dekat lapangan minyak di seputaran daerah Modena, Distrik Emilia
Romagna. Penduduk di tempat ini menyebut mud vocano dengan nama salses. Secara
keseluruhan di provinsi ini terdapat 17 buah mud volcano. Mud volcano Sassuolo
adalah yang paling terkenal di provinsi ini karena terdiri dari beberapa
cekungan berupa rawa dan secara terus-menerus mengeluarkan gas. Letusan-letusan
pada tahun 1660, 1789 dan 1835 mengeluarkan mud dan fragmen batuan dalam volume
yang besar.
·
Provinsi
4 masih terdapat di Italia, persisinya di daerah pantai Sisilia. Penduduk di
daerah ini menyebutnya dengan nama macalubas. Di daerah ini terdapat beberapa
pusat semburan yang mengeluarkan lempung berwarna abu-abu dan fragmen batuan
yang padat. Pada musim hujan biasanya mud volcano di daerah ini sering berubah
menjadi area rawa-rawa. Mud volcano yang paling besar adalah Girgento Volcano
dengan ketinggian mencapai 50 m dan dimensi lateralnya mencapai 1 km.
·
Provinsi
5 terdapat di daerah Albania dekat Pantai Vleres di Laut Adriatik. Beberapa mud
volcano dengan ketinggian 1.5 sampai dengan 2.0 m terdapat di lembah Sungai
Vjosa.
·
Provinis
6 terdapat di negeri drakula, Rumania. Di negara ini telah diidentifikasi
sebanyak 46 buah mud volcano. Penduduk lokal menyebutnya dalam pelbagai nama
seperti glodures, fierbs, bolboroses dan pykles. Mud volcano yang paling besar
adalah Pykle Mar di daerah Gunung Berca-Arbanacs di bagian Timur Laut Ploiesti
dengan ketinggian 20 m dan secara lateral dimensinya sekira 0,6 km persegi.
Kawah utama mud volcano ini terdiri dari beberapa cerobong kecil yang
mengelurkan minyak dan gelembung gas. Beberapa mud volcano yang lain di daerah
ini terdapat di daerah Transilvania dan Dataran Moldavian.
·
Cekungan
barat Turkmenikistan yang terletak di Barat Laut Laut Kaspia adalah Provinsi 7.
Di provinsi ini terdapat sekira 50 buah mud volcano dalam bentuk yang
berbeda-beda, mulai dari mud volcano purba dengan leher yang sudah tererosi
hingga mud volcano berbentuk kerucut. Penciri utama mud volcano yang terdapat
di daerah ini adalah bentuknya yang seperti kerucut dengan beberapa pusat
semburan yang lebih kecil.
·
Provinis
7 menerus ke Provinsi 8 di bagian selatan daerah Kaspia. Di bagian selatan
provinsi ini, di kaki Pegunungan Elburz, terdapat 7 buah mud volcano. Yang
paling besar adalah mud volcano Neftlidge dan Gornierig-Tepe dengan ketinggian
antara 25 sampai dengan 30 m yang ditandai dengan kehadiran kaldera yang
memiliki lebar antara 300 sampai 600 m dari satu sisi ke sisi yang lain.
·
Provinsi
9 terdapat di pantai Arabia, di daerah Iran dan Pakistan. Provinsi ini terletak
di Laut Arabia hingga kaki Pegunungan Makran. Secara keseluruhan terdiri dari
dua grup mud volcano. Grup pertama merupakan 15 buah mud volcano yang terletak
di di enam titik di bagian selatan Iran. Yang paling besar di lokasi ini adalah
Napagh Volcano dengan ketinggian mencapai 50 m dan secara lateral mencapai 1
km. Grup kedua terletak di ujung Pegunungan Makran di bagian selatan Pakistan
dengan mud volcano yang paling besar dalam grup ini adalah Chandragupta Volcano
dengan ketinggian 100 m dan secara lateral mencapai 800 m.
·
Provinsi
10 terdapat di bagian utara Baluchistan dan Punjab, provinsi ini terletak di
daerah penghasil minyak dan gas bumi. Secara keseluruhan terdapat sebanyak 16
buah mud volcano dengan yang paling besar terdapat di Punggungan Hala sekira
600 m di atas permukaan air laut. Mud volcano yang paling produktif di daerah
ini adalah mud volcano Kandawari dengan dimensi lateral mencapai 3.2 km.
·
Provinsi
11 terletak di Assam dan Punjab di Pakistan pada lapangan minyak dan gas. Pada
umumnya mud volcano di daerah ini adalah mud volcano yang kecil-kecil.
·
Provinsi
12 terdapat pada ladang gas di daerah Junggar, China. Mud volcano Tushantze
adalah mud volcano terbesar dengan tinggi mencapai 150 m dan dimensi lateral
mencapi 250 m. Mud volcano lain yang lebih kecil di daerah ini adalah mud
volcano Hargos dan Urumchi.
·
Beberapa
mud volcano yang aktif di Burma dan di daerah kepulauan di bagian timur Pantai
Negal menjadi Provinsi 13. Mud volcano yang terbesar terdapat di kepulauan
Ramree dan Cheduba, dimana secara total di kedua keplauan ini terdapat sebanyak
19 buah mud volcano. Ketinggian mud volcano di kepulauan Ramree mencapai 10
sampai dengan 15 m dan pada dimensi lateral terdistribusi antara 50 sampai 90
m.
·
Provinsi
14 terdapat di lapangan minyak antara daerah Pyi dan Myinyan, Burma. Beberapa
antiklin di daerah ini ditandai dengan kehadiran mud volcano dengan yang paling
besar terdapat di daerah Minbu dengan ketinggian mencapai 18 m dan secara
lateral mencapai 70 m.
·
Provinsi
15 terdapat di Kepulauan Andaman di sebelah selatan Burma. Di Provinsi ini
secara total terdapat 11 buah mud volcano, 6 di antaranya terdapat di Kepulauan
Baratang, 2 di Kepulauan Andaman Tengah, dan 3 di Kepulauan Andaman Utara. Pada
umumnya mud volcano di daerah ini memiliki morfologi berbukit rendah, yaitu
antara 2 sampai 3 m. Mud volcano di daerah ini merupakan struktur yang
mengandung minyak dan gas.
·
Provinsi
16 yang juga mengandung minyak dan gas terdapat di Malaysia dan Indonesia. Mud
volcano di daerah ini terdapat di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Timor, Pulau
Semau, Pulau Kambing, Pulau Kalimantan dan Papua. Secara keseluruhan di
Provinsi ini terdapat sekira 50 buah mud volcano dengan yang paling besar terdapat
di dearah Kalimantan. Di daerah Sungai Baram dan Sungai Gerudong, terdapat 13
mud volcano yang relatif datar, yang secara umum tersusun oleh breksi lumpur.
Struktur mud volcano di daerah ini secara umum berhubungan dengan keberadaan
minyak dan gas bumi.
·
Provinsi
17 terdapat di Peninsula Dent di sebelah timur Kalimantan. Di daerah ini
ketinggian mud volcano, yang oleh penduduk setempat disebut taghasi, mencapai
30 m dan secara lateral mencapai 3.0 sampai dengan 3.2 km, dan memiliki ciri
khas berupa letusan yang sangat intens dan mengeluarkan air dan gas.
·
Provinsi
18 terdapat di pantai Timor yang ditandai dengan kehadiran mud volcano, atau
oleh penduduk setempat disebut dengan pottoses, dengan ketinggian mencapai 20 m
dan memiliki garis tengah mencapai 1750 m. Di Pulau Semau, sebuah pulau kecil
di sebelah Barat Laut Pulau Timor terdapat enam buah mud volcano, beberapa dari
mereka hanya mengeluarkan lumpur, tetapi ada juga yang mengeluarkan campuran
antara fluida dan hidrokarbon. Ke arah tenggara, di Pulau Roti, terdapat 3 buah
mud volcano dengan yang terbesar adalah Batu-Berketak mud volcano dengan
ketinggian 15 m dan diameter 1 km. Mud volcano yang lain di kawasan ini adalah
Pulau Kambing, dimana hampir keseluruhan pula merupakan endapan mud volcano.
·
Provinsi
19 terdapat di Papua Nugini di sekitar Danau Rombebai. Provinsi 20 merupakan
sebuah provinsi mud volcano yang besar, terdapat di Kepulaun Sakhalin. Empat
grup mud volcano terdapat di daerah ini dengan struktur yang paling
besar/tinggi adalah Yuzhnosakhalinskii dan Vostochnyi yang masing-masing
memiliki ketinggian antara 3 sampai 7 m, dan memiliki dimensi lebar mencapai 2
sampai dengan 3 km.
·
Di
sebelah selatan Provinsi Sakhalin, terdapat Provinsi 21, Provinsi Jepang,
persisnya pada bagian selatan Pulau Hokkaido yang juga berbatasan langsung
dengan zona pembawa minyak (dan gas) bumi di Jepang. Pada area ini terdapat 8
buah mud volcano yang memiliki ketinggian hingga 40 m dan dimensi lateral
mencapai 200—250 m.
·
Provinsi
22 terdapat di Selandia Baru. Sebanyak 9 buah mud volcano terdapat di daerah
ini, yaitu pada Pantai Timur Punggungan Raukumara. Dua mud vocano besar,
Mangaehu Stream dan Hangaroa River, dikelilingi oleh breksi lumpur yang sangat
tebal.
·
Pada
belahan bumi selatan, manifestasi mud volcano yang paling terkenal terdapat di
Trinidad dan Tobago (Provnsi 23). Di daerah ini secara total terdapat sebanyak
44 buah mud volcano, atau yang oleh penduduk setempat disebut morns, booffs dan
yard, yang pada beberapa tempat beraosisasi dengan cadangan minyak dan gas
bumi. Di daerah ini kita dapat mengenali mud volcano berbentuk kerucut
(cone-shaped) dengan ketinggian mencapai 30 sampai dengan 60 m dan menutupi
area sampai seluas 345 hektar.
·
Berikutnya
ke arah barat di Venezuela, terdapat Provinsi 24. Penduduk lokal di Venezuela
menyebut mud volcano dengan ervideroses. Mud volcano yang ada di Venezuela
memiliki morfologi yang mirip dengan yang terdapat di Trinidad dan Tobago. Mud
volcano yang terbesar di daerah ini, Perdenales, secara permenen mengeluarkan
gas, minyak dan air.
·
Di
Kolombia terdapat sebuah provinsi mud volcano yang kecil (Provinsi 25). Selain
itu di kawasan Benua Amerika ini juga terdapat beberapa mud volcano yang
terpencil seperti di Ekuador (Pulau Santa-Elena), di Peru, Mexico, pada pantai
utara Teluk Meksiko, dan bahkan di California.
·
Provinsi
26 merupakan provinsi mud volcano bawah laut yang sangat besar terdapat di
bagian selatan Laut Kaspia. Di Provinsi ini terdapat banyak sekali mud volcano
seperti Los, Bulla, Svinoi, Duvannyi, Oblivnoi, dll. yang sebagian besar
merupakan mud volcano
ephemeral (muncul dan menghilang secara periodik). Berdasarkan data akustik, geoakustik dan metode aeromagnetik, maka diketahui bahwa pada Cekungan Kaspia Selatan terdapat sekira 140 buah mud volcano. Berdasarkan morfologinya, mud volcano di daerah ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu mud volcano dengan ketinggian kerucut antara 50—70 m dan mud volcano dengan ketinggian kurang dari 10 m. Sebagian besar mud volcano di daerah ini berasosiasi dengan patahan dan antiklin.
ephemeral (muncul dan menghilang secara periodik). Berdasarkan data akustik, geoakustik dan metode aeromagnetik, maka diketahui bahwa pada Cekungan Kaspia Selatan terdapat sekira 140 buah mud volcano. Berdasarkan morfologinya, mud volcano di daerah ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu mud volcano dengan ketinggian kerucut antara 50—70 m dan mud volcano dengan ketinggian kurang dari 10 m. Sebagian besar mud volcano di daerah ini berasosiasi dengan patahan dan antiklin.
·
Provinis
27 terdapat pada peralihan continental slope ke abyssal zone di Laut Hitam. Di
daerah ini ditemukan tiga tipe mud volcano yang kemudian menjadi dasar
klasifikasi bagi semua jenis mud volcano di seluruh dunia, yaitu; 1)mud volcano
yang membentuk struktur kerucut (cone-shaped) dengan ketinggian mencapai di
atas 24 m dan secara lateral mencapai dimensi 600-800 m, 2)mud volcano yang
berbentuk subsidence seperti kaldera dengan kehadiran patahan konsentrik
(collapsed subsidence-related calderas with a system of concentric fault),
3)mud volcano dengan struktur rata yang terdiri dari breksi lumpur, biasanya
tipe yang ketiga ini dapat memiliki penyebaran hingga 1 km.
·
Provinsi
28 terdapat pada area seluas 10 km persegi di Cekungan Barat, Laut Hitam. Sebanyak
9 buah mud volcano besar terdapat di provinsi ini dengan kebanyak dari mereka
memiliki morfologi cone-shaped dengan ketinggian kerucut antara 60—120 m dan
secara lateral dimensinya antara 1 –2.5 km.
·
Provinis
29 dan Provinsi terakhir, 30, terdapat di Laut Mediterrania. Di Laut
Mediterrania ini terdapat tiga kelompok mud volcano yang terpisah. Pertama,
berupa empat buah mud volcano bawah laut (Prometheus, Aros, Novorossiisk, dan
Bezymyannyi) yang terdapat di sebelah barat Pulau Kreta dan di sebelah selatan
Peninsula Peloponess. Kelompok kedua terletak di sebelah selatan Pulau Kreta,
berupa sebanyak 12 buah mud volcano. Dan kelompok ketiga berupa 7 buah mud
volcano yang terletak di bagian barat Syprus dan di sebelah selatan Pantai
Antalya (Turki).
6.
Semburan
Lumpur Panas di Indonesia
Tragedi semburan lumpur porong
sangatlah tragis, banyak mereka yang kehilangan tempat tinggal dan perekonomian.
Rumah sakit, pabrik, pasar, sawah, dan pemukiman tertimbun luapan lumpur porong Sidoarjo .
sebagai mana diketahui asal mula munculnya lumpur panas di Sidoarjo terkait
erat dengan pola pengusahaan pertambangan gas oleh sebuah kekuatan korporasi
yang kemudian diketahui bernama Lapindo Brantas Inc. semburan lumpur Sidoarjo
masih menjadi hal yang diperdebatkan di kalanan para ahli kebumian., ahli
pemboran dan lain – lain.
Perlu diketahui
bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia setiap
tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang
pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
Dalam AAPG 2008
International Conference and Exhibition dilaksanakan di Cape Town International
Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan
kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American
Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi
seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia
mendukung gempa Bantul 2006 sebagai
penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan pengeboran sebagai
penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan kombinasi gempa dan
Pengeboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum
bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan
kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pengeboran
Volume lumpur
Berdasarkan
beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya patahan, banyak
tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura,
"gunung" lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu). Fenomena ini
sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di
Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik per hari, yang
tidak mungkin keluar dari lubang hasil "pengeboran" selebar 30 cm.
Dan akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang
mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas
tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin
menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak
menjadi semakin luas.
Berdasarkan PP
No 41 tahun 1999 dijelaskan bahwa ambang batas PAH yang diizinkan dalam
lingkungan adalah 230 µg/m³ atau setara dengan 0,23 mg/m³ atau setara dengan
0,23 mg/kg. Maka dari hasil analisis di atas diketahui bahwa seluruh titik
pengambilan sampel lumpur Lapindo mengandung kadar chrysene di atas ambang
batas. Sedangkan untuk benz(a)anthracene hanya
terdeteksi di tiga titik yaitu titik 7, 15, dan 20, yang kesemuanya di atas
ambang batas.
Dengan fakta
sedemikian rupa, yaitu kadar PAH (chrysene dan benz(a)anthracene) dalam lumpur
Lapindo yang mencapai 2.000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih
dari itu. Maka bahaya adanya kandungan PAH (chrysene dan benz(a)anthracene) tersebut
telah mengancam keberadaan manusia dan lingkungan. Pada akibatnya terjadi:
- Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)
- Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit
apabila kontak langsung dengan kulit
- Kanker
- Permasalahan reproduksi
- Membahayakan organ tubuh seperti hati, paru-paru, dan kulit
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan
lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang, tetapi 5 hingga 10 tahun ke
depan. Yang paling berbahaya akibat keberadaan PAH ini antara lain, dapat
mengancam kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar
semburan lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan, Namun sampai Mei 2009 atau tiga
tahun dari kejadian awal ternyata belum terdapat adanya korban sakit atau
meninggal akibat lumpur tersebut.
Dampak
Peta Semburan
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei
2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak
Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah
masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp6 triliun.
·
Lumpur menggenangi 16 desa di tiga
kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6
meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta
rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan
dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur
ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan
Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total
warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa
mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit
rumah ibadah terendam lumpur.
·
Lahan dan ternak yang tercatat terkena
dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61
ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di
Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan
Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
·
Sekitar 30 pabrik yang tergenang
terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja.
Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
·
Empat kantor pemerintah juga tak
berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
·
Tidak berfungsinya sarana pendidikan
(SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana
infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
·
Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat
diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal
1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170),
sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan
Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
·
Kerusakan lingkungan terhadap wilayah
yang tergenangi, termasuk areal persawahan
·
Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino,
Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta
(sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
·
Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat
penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas
terendam.
·
Ditutupnya ruas jalan tol
Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan
kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan
jalur Waru-tol-Porong.
·
Tak kurang 600 hektare lahan terendam.
·
Sebuah SUTET (saluran udara tegangan
ekstra tinggi) milik PT PLN dan seluruh
jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya
Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas
jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang
dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini
berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama
ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Upaya
penanggulangan
Sejumlah upaya
telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat
tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun, lumpur terus menyembur
setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam
tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan
bencana tidak tertangani, adalah membuat waduk dengan beton pada lahan seluas
342 hektare, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan,
untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare
waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi kebutuhan
hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah mencapai 7
juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
Badan
Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan bakal datang dua bulanan lagi.
Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam kelebihan daya tampung. Lumpur pun
meluap ke segala arah, mengotori sekitarnya.
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS)
memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur
meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta.
Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek.
Sudah ada tiga
tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya.
Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo,
pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di
antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu,
yang menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman.
Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat
untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
Skenario
penghentian semburan lumpur
Ada pihak-pihak
yang mengatakan luapan lumpur ini bisa dihentikan, dengan beberapa skenario
dibawah ini, namun asumsi luapan bisa dihentikan sampai tahun 2009 tidak
berhasil sama sekali, yang mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
Skenario
pertama, menghentikan luapan lumpur dengan menggunakan snubbing
unit pada sumur Banjar Panji-1. Snubbing unit adalah suatu sistem
peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-intervention
& workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam sumur yang sudah
ada). Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor
seberat 25 ton dan panjang 400 meter yang tertinggal pada pemboran awal.
Diharapkan bila mata bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke
dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan menyuntikan semen dan
lumpur berat. Akan tetapi skenario ini gagal total. Rangkaian mata bor tersebut
berhasil ditemukan di kedalaman 2991 kaki tetapi snubbing unit gagal
mendorongnya ke dalam dasar sumur.
Skenario kedua dilakukan
dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking) menghindari mata
bor yang tertinggal tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik
PT Pertamina
(Persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah ditemukan
terjadinya kerusakan selubung di beberapa kedalaman antara 1.060-1.500 kaki,
serta terjadinya pergerakan lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu
mempersulit pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul
gelembung-gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan membahayakan
keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di sekitar lokasi pemboran telah lebih
dari 15 meter dari permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi.
Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen sumur BJP-1.
Skenario ketiga, pada tahap
ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief
well). Tiga lokasi tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat
daya Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut sumur
Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur Banjar Panji-1.
Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.
Ketiga skenario
beranjak dari hipotesis bahwa lumpur berasal dari retakan di dinding sumur
Banjar Panji-1. Padahal ada hipotesis lain, bahwa yang terjadi adalah fenomena
gunung lumpur (mud volcano), seperti di Bledug Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah. Sampai
sekarang, Bledug Kuwu terus memuntahkan lumpur cair hingga membentuk rawa.
Antisipasi
kegagalan menghentikan semburan lumpur
Jika skenario
penghentian lumpur terlambat atau gagal maka tanggul yang disediakan tidak akan
mampu menyimpan lumpur panas sebesar 126.000 m³ per hari. Pilihan penyaluran
lumpur panas yang tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal
dua. Skenario ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia,
seandainya luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang
wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur ke laut' dan belajar
bagaimana hidup dengan lumpur.
Pilihan pertama adalah
meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan dengan membangun waduk
tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya
untuk menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar
daya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya, untuk membebaskan lahan
disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang
baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari,
volumenya terus membesar.
Pilihan kedua adalah
membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai
tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa
perlu digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup
besar. Dengan kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila
separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoarjo, maka potensi penyimpanan lumpur di
Kali Porong sekitar 300.000 m³ setiap kilometernya. Dengan kata lain, kali
Porong dapat membantu menyimpan lumpur sekitar 5 juta m³, atau akan memberikan
tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang dipompakan ke Kali
Porong tidak melebihi 50.000 m³ per hari. Bila yang akan dialirkan ke Kali
Porong adalah keseluruhan lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka
volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m³ pada bulan Desember 2006. Volume
lumpur yang begitu besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air
dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan
dasar sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah menjadi waduk
lumpur. Sedangkan untuk mencegah pengembaraan koloida lumpur Sidoarjo di
perairan Selat Madura, diperlukan upaya pengendapan dan
stabilisasi lumpur tersebut di kawasan pantai Sidoarjo.
Semburan lumpur panas lain yang
pernah terjadi di Indonesia antara lain:
1. Semburan lumpur panas di Sumatera
Selatan
2. Majalengka
3. Toil – toil, Sulawesi tengah
4. Semburan lumpur panas Mataloko, 17
Januari 2009
7.
Lokasi Lumpur Panas Yang Terjadi Di
Dunia
Banjir
lumpur panas sering terjadi di Eropa, tapi lusinan dapat ditemukan di
Semenanjung Taman di Rusia dan semenanjung Kerch di Tenggara Ukrainmukan di Za.
Di Italia, hal ini sangat umum di Front Utara pegunungan Appennina dan Sisilia.
Tempat lainnya dimana lumpur panas ditemukan di Eropa adalah banjir lumpur
panas Berca dekat Berca di Buzau County, Rumania, dekat dengan pegunungan
Carpathian.
Banyak
banjir lumpur yang terjadi di tepi pantai Laut Hitam dan Laut Kaspia. Dorongan
tektonik dan deposit tanah yang besar disekitarnya tlah menyebabkan beberapa
banjir lumpur, sebagian diantaranya melepaskan metada dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya, setinggi 200 meter di Azerbaijan, dengan letusan yang kadang –
kadang menyembur apai dengan ketinggian yang sama. Iran dan Pakistan juga
memiliki banjir lumpur di jejaring pegunungan Makran di selatan kedua Negara.
Cina
memiliki banjir lumpur panas di provinsi Xinjiang. Juga terdapat banjir lumpur
di pantai Arakan di Myanmar. Ada dua banjir lumpur aktiv di Taiwan Selatan, dan
beberapa yang tidak aktif lagi.
Pulau Baratang,
bagian dari kepulauan Andaman Besar di Kepulauan Andaman, Samudera Hindia,
memiliki beberapa situs aktivitas banjir lumpur panas. Letusan besar perna
terjadi pada tahun 2003.
Kecelakaan
pengeboran di lepas pantai Brunei pada tahun 1979 menyebabkan banjir lumpur panas
yang menewaskan 20 0rang dan hamper 30 tahun untuk menghentikan letusan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasiah
dan Ichsan Invanni.2013.Geologi Tata
Lingkungan.Kedai Aksara : Makassar.
Febrian.https://febryantgeologisty.wordpress.com/2010/03/03/provinsi-mud-volcano/, diakses pada 11 Maret 2015
http://earthy-moony.blogspot.com/2014/05/mud-volcanoes.html, diakses pada 11 Maret 2015
Risma.http://catatan-risma.blogspot.com/2013/09/penyebab-dan-dampak-lumpur-lapindo-di_5903.html, diakses pada tanggal 11 Maret 2015
http://www.artikata.com/arti-339051-lumpur.html, diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Arriqofauqi.http://arriqofauqi.blogspot.com/2014/08/kupas-tuntas-lapindo-brantas.html, Diakses pada 11 Maret 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo,. Diakses pada 11 Maret 2015
http://www.esdm.go.id/berita/42-geologi/4374-semburan-gas-di-tolitoli-diduga-berasal-dari-fluida-hidrotermal.html. Diakses pada 11 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar