Translate

Sabtu, 05 Desember 2015

LUMPUR PANAS GEOLOGI TATA LINGKUNGAN


 LUMPUR PANAS

1.        Pengertian  Lumpur  Panas
Lumpur merupkan material – material yang berasal  dari perut bumi yang mengandung mineral, gas, dan kandungan tanah yang keluar ke permukaan sehingga menjadi limbah yang tidak terpaka.
Secara geologis lumpur adalah  campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat. Endapan lumpur masa lalu mengeras selama beberapa lama menjadi batu endapan. Saat endapan geologis lumpur terbentuk di estuary lapisan yang dihasilkan disebut lumpur teluk.
Sebutan banjir lumpur panas atau kubah lumpur digunakan untuk merujuk formasi yang dibuat oleh cairan dan gas di dalam bumi, meskipun terdapat beberapa proses yang bebeda yang dapat menyebabkan aktivitas ini. Temperaturnya lebih dingin dari pada proses pembentukannya. Struktur tersebut memiliki diameter 10 km dan mencapai tinggi 700 meter.
Sekitar 86% gas yang dilepas berupa metana, dengan sedikit kerbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang dikeluarkan sering berupa tanah yang mengendap dalam cairan yang dapat meliputi air ( biasanya asam atau asin) dan cairan hidrokarbon.
Semburan lumpur panas yang berada di permukaan dalam konteks ini dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu:
a.       Lumpur panas yang belum terpisah
b.      Air lumpur
c.       Padatan lumpur.

2.    Faktor Penyebab Semburan Lumpur Panas
Ada dua factor yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut yaitu:
1.      Faktor alam
Munculnya lumpur panas di dunia selalu dikaitkan dengan adanya Mud Vulcano. Mud Vulcano didefinisikan sebagai endapan lumpur yang mempunyai density lebih ringandari batuan sekitarnya, mobilitas tinggi, naik kepermukaan dengan bidang lemah sebagai konduit, baik berupa sesar (mendatar atau tegak) serta rekahan – rekahan berbentuk kerucut seperti gunung api dengan ketinggian berkisar dari 17 – 30 meter.
      Komposisi Mud Vulcano ini terdiri atas semua material yang dikeluarkan perut bumi baik berupa masa padat, plastis, cair, dan gas. Masa padat berupa bebatuan, garam sedangkan masa plastis berupa bubur lempung. Sebaliknya, masa cair dapat berupa air (air tanah, air magmatik / vulkanik dan air laut). Sedangkan masa gas berupa gas metan, hidrat, dan gas belerang. Munculnya Mud Vulcano ini dipicu adanya bubur lumpur yang bercampur dengan kantong – kantong gas (metana) yang mengalami kelebihan tekanan terkubur di bawah permukaan berusaha keluar ke permukaan bumi. Conduit untuk keluarnya lumpur tersebut yang berupa bukaan atau rekahan terbentuk akibat proses tektonik / pembentukan patahan atau struktur antiklin.
2.      Kegiatan manusia
250px-Ubo
Underground Blowout (semburan liar bawah tanah)

Kegiatan manusia (man made activity), terjadi semburan lumpur panas diakibatkan oleh adanya aktivitas atau kegiatan manusia seperti yang terjadi di Sidoarjo pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batugamping). Ssebelumpengeboran umur tersebut akan dipasang selubung bor (casing) yang ukurannyabervariasi sesuai dengan kedalaman untukmengantifipasi potensi circulation loss ( hilangnya lumpur dalam farmasi) dan kick (masunya fluida formasi tersebut kedalm sumur) sebelum pengeboranmenembus formasi Kujung.
Sesuai dengan desai awalnya, lapindo, “ sudah memasang casing  30 inchi pada kedalan 150 kaki, casing 20 inchi pada1195 kaki, casing
(linear) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13 – 3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Pres Rillis ke wartawan, 15 Juni 2006) ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari  kedalaman 3580 kaki sampai 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9 – 5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat dikedalaman batas formasi Kalibengan Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan bahwa lapindo sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini engan membuat prognosis pengeboran yang salah.mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran merekabdi zona rembang dengan target vpemmborongnya adalah formasi Kujang. Padahal mereka mengebor pada zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujungnya. Alhasil,  mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batugamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng – casing  lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos ( blow out)  tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpurnya  Lapindo (Medicici). Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping Lapindo mengira target formasi Kujung telah dicapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi klitik. batugamping formasi Klitik sangat porous (bolong – bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batugamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/ kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur Formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar ( menjadi kick).  Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar , operasi pemboran dihentikan perangkat Blow Out Preventer (BOP) DI Rig segera ditutup dan segera dipompkan lumpur pemboran berdensitas bereat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.  Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai batas antara  open – hole  dengan selubung di permukaan  (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak terjadi rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Oleh karena itu tidak mampu melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur, disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.

3.    Klasifikasi Mud Vulcano
Mud Volcano didefinisikan sebagai endapan lumpur yang mempunyai densiti lebih ringan dari batuan sekitarnya, mobilitas tinggi, naik kepermukaan melalui bidang lemah sebbagai konduit, baik berupa sesar (mendatar atau tegak) seeta rekahan-rekahan berbentuk kerucut seperti gunung api dengan ketinggian berkisar dari 17-30 meter.
Komposisi Mud Volcano ini terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari perut bumi baik berupa masa padat, plastis, cair, dan gas. Masa padat berupa bebatuan, garam sedangkan masa plastis berupa bubur lempung. sebaliknya masa cair dapat berupa air (air tanah, air magmatik/vulkanik dan air laut) sedangkan masa gas berupa gas metan, hidrat dan gas belerang.
Munculnya Mud Volcano ini dipicu adanya bubur lumpur yang bercampur dengan kantong-kantong gas (metan) yang mengalami kelebihan tekanan terkubur di bawah permukaan, berusah keluar kepermukaan bumi. Konduit untuk keluarnya lumpur tersebut yang berupa bukaan atau rekahan terbentuk akibat proses tektonik/pembentukan patahan atau struktur antiklin.
KLASIFIKASI MUD VOLCANO
Mud Volcano dapat dibagi 2 jenis utama, yaitu: Mud Volcano yang berasosiasi dengan gunung api dan Muc Volcano yang tidak berhubbungan dengan gunung api.
1. Mud Volcano tipe pertama dicirikan keberadaannya berdekatan dengan gununga api aktif. Umumnya Mud Volcano ini bersuhu tinggi, mengeluarkan uap air dalam jumlah besar, dan tidak hadirnya gas hidrokarbon. contoh Mud Volcano ini adalah solfatara atau fumarol?geyser yang dihasilkan oleh aktifitas vulkanik.
2. Mud Volcano tipe ini adalah Mud Volcano yang tidak ada kaitannya dengan gunung api. Dengan kata lain gunung ini meletus secara independen tanpa terkait dengan gunung api.Mud Volcano ini dicirikan dengan air letusan yang bersuhu relatif rendah/ dingin dan mengandung material hidrokarbon (dalam bentuk gas). Golongan Mud Volcano ini merupakan Mud Volcano yang sesungguhnya.

4.    Provinsi Mud Vulcano
Mud diapir dan mud volcano adalah struktur yang menembus (piercement structure) dalam rangka melepaskan tekanan yang berlebihan (overpressured) pada material sedimen. Stuktur ini bermula dari lapisan sedimen di bagian bawah dan menembus lapisan sedimen di atasnya hingga sampai ke permukaan karena adanya perbedaan tekanan yang besar dan efek mengapung akibat perbedaan berat jenis (buoyancy)
Secara substansial mud diapir dan mud volcano pada prinsipnya sama saja. Mud Diapir diartikan sebagai intrusi oleh massa yang relatif lebih mobile terhadap strata yang sudah ada sebelumnya akibat adanya buoyancy dan perbedaan tekanan, dan ketika massa yang mengintrusi mencapai permukaan, maka ia berubah nama menjadi mud volcano. Mengikuti; diapir muncul dalam bentuk intrusif dan secara perlahan, sedangkan mud volcano muncul dalam bentuk ekstrusif dan cenderung cepat. Diapirisme, dengan material berupa undercompacted mud atau shale, biasanya berlangsung dalam bentuk intrusi vertikal terhadap batuan yang memiliki berat jenis lebih besar di atasnya pada sepanjang rekahan atau zona yang lemah secara struktur geologi.
Mud volcano telah lama menarik perhatian para geologist dan menjadi objek studi. Di Indonesia, perhatian masyarakat terhadap mud volcano mendapatkan porsi yang sangat besar sejak meletusnya Lusi mud volcano di Sidoarjo, Jawa Timur. Perhatian masyarakat tersedot terutama karena luasnya dampak yang ditimbulkan oleh letusan mud volcano terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Selain itu, kalangan pakar kebumian yang terbelah pendapatnya ke dua pihak tentang pemicu meletusnya Lusi mud volcano, semakin membuat perhatian besar tersedot kepada hal ini. Di satu pihak, ada pakar kebumian baik di tingkatan nasional dan internasional yang sepakat bahwa Lusi mud vocalno dipicu oleh aktivitas pemboran pada sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), dan di pihak lain ada kalangan dalam pakar kebumian yang berpendapat bahwa Lusi mud volcano meletus karena dipicu oleh Gempabumi Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006, atau dua hari sebelum Lusi mud volcano meletus
Mud volcano pertama kali ditemukan di daerah yang memiliki aktivitas vulkanisme yang besar, yaitu di Lapangan Flegrei, di Sisialia dan di Islandia. Pada waktu itu keberadaan mud volcano diduga berhubungan dengan proses endogenik, yaitu suatu proses yang terjadi karena adanya gaya dari dalam bumi.
Belakangan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Soviet seperti Andrusov, Gubkin, dan Kalitskii di daerah Crimea, Kaukasus dan Turkmenistan, muncul pendapat baru bahwa perkembangan mud volcano memiliki hubungan yang erat dengn keberadaan minyak dan gas bumi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, Muskhetov (1924) membedakan mud volcano ke dalam dua bagian, pertama mud volcano yang keberadaannya berdekatan dengan vulkanik aktif. Mud volcano jenis pertama ini biasanya dicirikan oleh air letusannya yang bersuhu tinggi, uap air yang dikeluarkan dalam jumlah yang besar, dan tidak hadirnya gas hidrokarbon. Mud volcano jenis ini sepertinya memiliki kesamaan dengan kenampakan fisik lain yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik seperti solfatara dan fumarole.
Golongan kedua, adalah mud volcano yang meletus secara independen tanpa terkait dengan keberadaan sebuah aktivitas vulkanik. Mud volcano jenis ini biasanya dicirikan dengan air letusan yang bersuhu relatif lebih dingin dan adanya material hidrokarbon (sering dalam bentuk gas) yang dikeluarkan oleh sebuah mud volcano. Golongan kedua ini biasanya sering juga disebut dengan “mud volcano yang sesungguhnya, yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan gunungapi”. Pada permulaan abad ke-20 tiga mekanisme utama telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme pembentukan sebuah mud volcano.
Secara tradisional pendapat pertama mengacu pada Abikh (1873) yang kira-kira menyatakan bahwa pembentukan mud volcano diperkirakan berhubungan dengan proses endogenik. Pendapat kedua memberikan penekanan pada faktor tektonik seperti pembentukan patahan dan antiklin, serta selalu dianggap memiliki hubungan dengan keberadaan cadangan minyak dan gas bumi.
Studi yang dilakukan di Azerbaijan Abikh (1863, 1873) memperlihatkan bahwa persebaran mud volcano berhubungan dengan pola rekahan pada daerah itu. Mud volcano secara garis besar dapat dikelompokkan pada dua trend besar yang saling tegak lurus, yaitu yang berarah tenggara—barat laut dan barat daya—timur laut, hal ini sesuai dengan arah utama patahan (normal) yang ada di daerah tersebut. Mud volcano besar biasanya muncul pada perpotongan kedua trend tersebut.
Mud volcano juga biasanya berasosiasi dengan antiklin seperti studi yang dilakukan oleh Gubkin dan Fedorov (1938, 1940) di bagian Turkmenistan Barat (daerah Kerch-Taman). Pendapat ini menyatakan bahwa pertumbuhan struktur antiklin selama masa pengendapan material sedimen menghasilkan perlapisan sedimen yang memiliki heterogenitas dalam hal tekanan pada dimensi lateral. Pelipatan dan peningkatan tekanan yang dihasilkannya menjadi pemicu terjadinya injeksi material plastis ke arah atas, terutama di sumbu-sumbu antiklin. Argumen ini mengarah pada kesimpulan bahwa struktur-antiklin-diapir ini adalah satu-satunya pemicu terbentuknya mud volcano. Akan tetapi, tentu saja, teori ini segera menemui sanggahannya sendiri karena banyak juga antiklin di lokasi penelitian mereka yang sama sekali tidak berasosiasi dengan mud volcano..
Teori ketiga dalam kelompok kedua ini yang berpendapat bahwa mud volcano memiliki hubungan yang kuat dengan keberadaan deposit minyak dan gas bumi berdasarkan pada fakta-fakta yang ditemukan di beberapa lokasi di Depresi Trukmenistan Barat dan kasus di Azerbaijan, dimana di lokasi yang disebutkan terakhir setidaknya geologist sudah mengidentifikasi sebanyak 34 buah mud volcano pada region yang mengandung sebanyak 21 struktur cebakan minyak dan gas bumi. Pada tahun 1920-an sebenarnya para geologist Soviet percaya bahwa kehadiran mud volcano akan merusak cebakan-cebakan minyak (dan gas) bumi, hingga akhirnya keyakinan ini pudar dengan ditemukannya cadangan minyak Bibi-Eibat di daerah Lokbatan.
5.    Persebaran Mud Vulcanos
       Kalau ditinjau dari persebarannya di muka bumi, maka mud volcano, laiknya gunung api (volcano), juga tersebar secara luas di seluruh dunia. Secara umum persebaran ini dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu mud volcano yang berada di daratan (subaerial) dan mud volcano yang berada di bawah laut (subaquaeous). Mud volcano yang berada di daratan secara total jumlahnya lebih dari 700 buah.
Provinsi mud volcano terbesar berada di sekitar daerah Kaukasus. Di Azerbaijan sebanyak lebih dari 220 buah mud volcano telah terdokumentasikan secara baik oleh para peneliti. Mud volcano ini meliputi daerah Peninsula Apsheron, Gobustan, dan depresi Nizhnyaya. Daerah inilah yang disebut dengan
·         Provinsi 1. Di provinsi ini terdapat sekelompok mud volcano yang besar dengan ketinggian mencapai hingga ratusan meter seperti mud volcano Tuorogai, Kyanizadag, Dashgil, Koturdag, Airantekyan, Karakyure, Solakhai dan lain-lain. Selain mud volcano yang besar-besar itu, ada juga mud volcano yang kecil-kecil dengan ketinggian antar 4 sampai 5 meter. Struktur mud volcano-mud volcano di provinsi 1 ini secara umum berbentuk kerucut. Meski tidak mengeluarkan material erupsi secara terus-menerus (intermittent) mud volcano di Provinsi 1 ini secara umum mengeluarkan mud (lempung hitam), fluida dan gas.
·         Provinsi 2 terletak di Peninsula Taman dan Peninsula Kerch, dimana terdapat lebih dari 100 buah mud volcano dengan yang terbesar adalah Mount Shugo yang memiliki diameter kawah antara 300 sampai 350 m, dan mud volcano Dzhau-Tepe. Catatan yang menarik pada provinsi ini adalah hubungannya secara genetis dengan sinklin di bagian timur Crimea.
·         Provinsi 3 terdapat di bagian selatan Sungai Po di bagian utara Italia. Provinsi ini terletak di dekat lapangan minyak di seputaran daerah Modena, Distrik Emilia Romagna. Penduduk di tempat ini menyebut mud vocano dengan nama salses. Secara keseluruhan di provinsi ini terdapat 17 buah mud volcano. Mud volcano Sassuolo adalah yang paling terkenal di provinsi ini karena terdiri dari beberapa cekungan berupa rawa dan secara terus-menerus mengeluarkan gas. Letusan-letusan pada tahun 1660, 1789 dan 1835 mengeluarkan mud dan fragmen batuan dalam volume yang besar.
·         Provinsi 4 masih terdapat di Italia, persisinya di daerah pantai Sisilia. Penduduk di daerah ini menyebutnya dengan nama macalubas. Di daerah ini terdapat beberapa pusat semburan yang mengeluarkan lempung berwarna abu-abu dan fragmen batuan yang padat. Pada musim hujan biasanya mud volcano di daerah ini sering berubah menjadi area rawa-rawa. Mud volcano yang paling besar adalah Girgento Volcano dengan ketinggian mencapai 50 m dan dimensi lateralnya mencapai 1 km.
·         Provinsi 5 terdapat di daerah Albania dekat Pantai Vleres di Laut Adriatik. Beberapa mud volcano dengan ketinggian 1.5 sampai dengan 2.0 m terdapat di lembah Sungai Vjosa.
·         Provinis 6 terdapat di negeri drakula, Rumania. Di negara ini telah diidentifikasi sebanyak 46 buah mud volcano. Penduduk lokal menyebutnya dalam pelbagai nama seperti glodures, fierbs, bolboroses dan pykles. Mud volcano yang paling besar adalah Pykle Mar di daerah Gunung Berca-Arbanacs di bagian Timur Laut Ploiesti dengan ketinggian 20 m dan secara lateral dimensinya sekira 0,6 km persegi. Kawah utama mud volcano ini terdiri dari beberapa cerobong kecil yang mengelurkan minyak dan gelembung gas. Beberapa mud volcano yang lain di daerah ini terdapat di daerah Transilvania dan Dataran Moldavian.
·         Cekungan barat Turkmenikistan yang terletak di Barat Laut Laut Kaspia adalah Provinsi 7. Di provinsi ini terdapat sekira 50 buah mud volcano dalam bentuk yang berbeda-beda, mulai dari mud volcano purba dengan leher yang sudah tererosi hingga mud volcano berbentuk kerucut. Penciri utama mud volcano yang terdapat di daerah ini adalah bentuknya yang seperti kerucut dengan beberapa pusat semburan yang lebih kecil.
·         Provinis 7 menerus ke Provinsi 8 di bagian selatan daerah Kaspia. Di bagian selatan provinsi ini, di kaki Pegunungan Elburz, terdapat 7 buah mud volcano. Yang paling besar adalah mud volcano Neftlidge dan Gornierig-Tepe dengan ketinggian antara 25 sampai dengan 30 m yang ditandai dengan kehadiran kaldera yang memiliki lebar antara 300 sampai 600 m dari satu sisi ke sisi yang lain.
·         Provinsi 9 terdapat di pantai Arabia, di daerah Iran dan Pakistan. Provinsi ini terletak di Laut Arabia hingga kaki Pegunungan Makran. Secara keseluruhan terdiri dari dua grup mud volcano. Grup pertama merupakan 15 buah mud volcano yang terletak di di enam titik di bagian selatan Iran. Yang paling besar di lokasi ini adalah Napagh Volcano dengan ketinggian mencapai 50 m dan secara lateral mencapai 1 km. Grup kedua terletak di ujung Pegunungan Makran di bagian selatan Pakistan dengan mud volcano yang paling besar dalam grup ini adalah Chandragupta Volcano dengan ketinggian 100 m dan secara lateral mencapai 800 m.
·         Provinsi 10 terdapat di bagian utara Baluchistan dan Punjab, provinsi ini terletak di daerah penghasil minyak dan gas bumi. Secara keseluruhan terdapat sebanyak 16 buah mud volcano dengan yang paling besar terdapat di Punggungan Hala sekira 600 m di atas permukaan air laut. Mud volcano yang paling produktif di daerah ini adalah mud volcano Kandawari dengan dimensi lateral mencapai 3.2 km.
·         Provinsi 11 terletak di Assam dan Punjab di Pakistan pada lapangan minyak dan gas. Pada umumnya mud volcano di daerah ini adalah mud volcano yang kecil-kecil.
·         Provinsi 12 terdapat pada ladang gas di daerah Junggar, China. Mud volcano Tushantze adalah mud volcano terbesar dengan tinggi mencapai 150 m dan dimensi lateral mencapi 250 m. Mud volcano lain yang lebih kecil di daerah ini adalah mud volcano Hargos dan Urumchi.
·         Beberapa mud volcano yang aktif di Burma dan di daerah kepulauan di bagian timur Pantai Negal menjadi Provinsi 13. Mud volcano yang terbesar terdapat di kepulauan Ramree dan Cheduba, dimana secara total di kedua keplauan ini terdapat sebanyak 19 buah mud volcano. Ketinggian mud volcano di kepulauan Ramree mencapai 10 sampai dengan 15 m dan pada dimensi lateral terdistribusi antara 50 sampai 90 m.
·         Provinsi 14 terdapat di lapangan minyak antara daerah Pyi dan Myinyan, Burma. Beberapa antiklin di daerah ini ditandai dengan kehadiran mud volcano dengan yang paling besar terdapat di daerah Minbu dengan ketinggian mencapai 18 m dan secara lateral mencapai 70 m.
·         Provinsi 15 terdapat di Kepulauan Andaman di sebelah selatan Burma. Di Provinsi ini secara total terdapat 11 buah mud volcano, 6 di antaranya terdapat di Kepulauan Baratang, 2 di Kepulauan Andaman Tengah, dan 3 di Kepulauan Andaman Utara. Pada umumnya mud volcano di daerah ini memiliki morfologi berbukit rendah, yaitu antara 2 sampai 3 m. Mud volcano di daerah ini merupakan struktur yang mengandung minyak dan gas.
·         Provinsi 16 yang juga mengandung minyak dan gas terdapat di Malaysia dan Indonesia. Mud volcano di daerah ini terdapat di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Timor, Pulau Semau, Pulau Kambing, Pulau Kalimantan dan Papua. Secara keseluruhan di Provinsi ini terdapat sekira 50 buah mud volcano dengan yang paling besar terdapat di dearah Kalimantan. Di daerah Sungai Baram dan Sungai Gerudong, terdapat 13 mud volcano yang relatif datar, yang secara umum tersusun oleh breksi lumpur. Struktur mud volcano di daerah ini secara umum berhubungan dengan keberadaan minyak dan gas bumi.
·         Provinsi 17 terdapat di Peninsula Dent di sebelah timur Kalimantan. Di daerah ini ketinggian mud volcano, yang oleh penduduk setempat disebut taghasi, mencapai 30 m dan secara lateral mencapai 3.0 sampai dengan 3.2 km, dan memiliki ciri khas berupa letusan yang sangat intens dan mengeluarkan air dan gas.
·         Provinsi 18 terdapat di pantai Timor yang ditandai dengan kehadiran mud volcano, atau oleh penduduk setempat disebut dengan pottoses, dengan ketinggian mencapai 20 m dan memiliki garis tengah mencapai 1750 m. Di Pulau Semau, sebuah pulau kecil di sebelah Barat Laut Pulau Timor terdapat enam buah mud volcano, beberapa dari mereka hanya mengeluarkan lumpur, tetapi ada juga yang mengeluarkan campuran antara fluida dan hidrokarbon. Ke arah tenggara, di Pulau Roti, terdapat 3 buah mud volcano dengan yang terbesar adalah Batu-Berketak mud volcano dengan ketinggian 15 m dan diameter 1 km. Mud volcano yang lain di kawasan ini adalah Pulau Kambing, dimana hampir keseluruhan pula merupakan endapan mud volcano.
·         Provinsi 19 terdapat di Papua Nugini di sekitar Danau Rombebai. Provinsi 20 merupakan sebuah provinsi mud volcano yang besar, terdapat di Kepulaun Sakhalin. Empat grup mud volcano terdapat di daerah ini dengan struktur yang paling besar/tinggi adalah Yuzhnosakhalinskii dan Vostochnyi yang masing-masing memiliki ketinggian antara 3 sampai 7 m, dan memiliki dimensi lebar mencapai 2 sampai dengan 3 km.
·         Di sebelah selatan Provinsi Sakhalin, terdapat Provinsi 21, Provinsi Jepang, persisnya pada bagian selatan Pulau Hokkaido yang juga berbatasan langsung dengan zona pembawa minyak (dan gas) bumi di Jepang. Pada area ini terdapat 8 buah mud volcano yang memiliki ketinggian hingga 40 m dan dimensi lateral mencapai 200—250 m.
·         Provinsi 22 terdapat di Selandia Baru. Sebanyak 9 buah mud volcano terdapat di daerah ini, yaitu pada Pantai Timur Punggungan Raukumara. Dua mud vocano besar, Mangaehu Stream dan Hangaroa River, dikelilingi oleh breksi lumpur yang sangat tebal.
·         Pada belahan bumi selatan, manifestasi mud volcano yang paling terkenal terdapat di Trinidad dan Tobago (Provnsi 23). Di daerah ini secara total terdapat sebanyak 44 buah mud volcano, atau yang oleh penduduk setempat disebut morns, booffs dan yard, yang pada beberapa tempat beraosisasi dengan cadangan minyak dan gas bumi. Di daerah ini kita dapat mengenali mud volcano berbentuk kerucut (cone-shaped) dengan ketinggian mencapai 30 sampai dengan 60 m dan menutupi area sampai seluas 345 hektar.
·         Berikutnya ke arah barat di Venezuela, terdapat Provinsi 24. Penduduk lokal di Venezuela menyebut mud volcano dengan ervideroses. Mud volcano yang ada di Venezuela memiliki morfologi yang mirip dengan yang terdapat di Trinidad dan Tobago. Mud volcano yang terbesar di daerah ini, Perdenales, secara permenen mengeluarkan gas, minyak dan air.
·         Di Kolombia terdapat sebuah provinsi mud volcano yang kecil (Provinsi 25). Selain itu di kawasan Benua Amerika ini juga terdapat beberapa mud volcano yang terpencil seperti di Ekuador (Pulau Santa-Elena), di Peru, Mexico, pada pantai utara Teluk Meksiko, dan bahkan di California.
·         Provinsi 26 merupakan provinsi mud volcano bawah laut yang sangat besar terdapat di bagian selatan Laut Kaspia. Di Provinsi ini terdapat banyak sekali mud volcano seperti Los, Bulla, Svinoi, Duvannyi, Oblivnoi, dll. yang sebagian besar merupakan mud volcano
ephemeral (muncul dan menghilang secara periodik). Berdasarkan data akustik, geoakustik dan metode aeromagnetik, maka diketahui bahwa pada Cekungan Kaspia Selatan terdapat sekira 140 buah mud volcano. Berdasarkan morfologinya, mud volcano di daerah ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu mud volcano dengan ketinggian kerucut antara 50—70 m dan mud volcano dengan ketinggian kurang dari 10 m. Sebagian besar mud volcano di daerah ini berasosiasi dengan patahan dan antiklin.
·         Provinis 27 terdapat pada peralihan continental slope ke abyssal zone di Laut Hitam. Di daerah ini ditemukan tiga tipe mud volcano yang kemudian menjadi dasar klasifikasi bagi semua jenis mud volcano di seluruh dunia, yaitu; 1)mud volcano yang membentuk struktur kerucut (cone-shaped) dengan ketinggian mencapai di atas 24 m dan secara lateral mencapai dimensi 600-800 m, 2)mud volcano yang berbentuk subsidence seperti kaldera dengan kehadiran patahan konsentrik (collapsed subsidence-related calderas with a system of concentric fault), 3)mud volcano dengan struktur rata yang terdiri dari breksi lumpur, biasanya tipe yang ketiga ini dapat memiliki penyebaran hingga 1 km.
·         Provinsi 28 terdapat pada area seluas 10 km persegi di Cekungan Barat, Laut Hitam. Sebanyak 9 buah mud volcano besar terdapat di provinsi ini dengan kebanyak dari mereka memiliki morfologi cone-shaped dengan ketinggian kerucut antara 60—120 m dan secara lateral dimensinya antara 1 –2.5 km.
·         Provinis 29 dan Provinsi terakhir, 30, terdapat di Laut Mediterrania. Di Laut Mediterrania ini terdapat tiga kelompok mud volcano yang terpisah. Pertama, berupa empat buah mud volcano bawah laut (Prometheus, Aros, Novorossiisk, dan Bezymyannyi) yang terdapat di sebelah barat Pulau Kreta dan di sebelah selatan Peninsula Peloponess. Kelompok kedua terletak di sebelah selatan Pulau Kreta, berupa sebanyak 12 buah mud volcano. Dan kelompok ketiga berupa 7 buah mud volcano yang terletak di bagian barat Syprus dan di sebelah selatan Pantai Antalya (Turki).
6.    Semburan Lumpur Panas di Indonesia
Tragedi semburan lumpur porong sangatlah tragis, banyak mereka yang kehilangan tempat tinggal dan perekonomian. Rumah sakit, pabrik, pasar, sawah, dan pemukiman  tertimbun luapan lumpur porong Sidoarjo . sebagai mana diketahui asal mula munculnya lumpur panas di Sidoarjo terkait erat dengan pola pengusahaan pertambangan gas oleh sebuah kekuatan korporasi yang kemudian diketahui bernama Lapindo Brantas Inc. semburan lumpur Sidoarjo masih menjadi hal yang diperdebatkan di kalanan para ahli kebumian., ahli pemboran dan lain – lain.
Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
Dalam AAPG 2008 International Conference and Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung gempa Bantul 2006 sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan pengeboran sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan kombinasi gempa dan Pengeboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pengeboran
Volume lumpur
Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, "gunung" lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu). Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil "pengeboran" selebar 30 cm. Dan akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
Berdasarkan PP No 41 tahun 1999 dijelaskan bahwa ambang batas PAH yang diizinkan dalam lingkungan adalah 230 µg/m³ atau setara dengan 0,23 mg/m³ atau setara dengan 0,23 mg/kg. Maka dari hasil analisis di atas diketahui bahwa seluruh titik pengambilan sampel lumpur Lapindo mengandung kadar chrysene di atas ambang batas. Sedangkan untuk benz(a)anthracene hanya terdeteksi di tiga titik yaitu titik 7, 15, dan 20, yang kesemuanya di atas ambang batas.
Dengan fakta sedemikian rupa, yaitu kadar PAH (chrysene dan benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2.000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya kandungan PAH (chrysene dan benz(a)anthracene) tersebut telah mengancam keberadaan manusia dan lingkungan. Pada akibatnya terjadi:
  • Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)
  • Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit apabila kontak langsung dengan kulit
  • Kanker
  • Permasalahan reproduksi
  • Membahayakan organ tubuh seperti hati, paru-paru, dan kulit
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang, tetapi 5 hingga 10 tahun ke depan. Yang paling berbahaya akibat keberadaan PAH ini antara lain, dapat mengancam kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar semburan lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan,  Namun sampai Mei 2009 atau tiga tahun dari kejadian awal ternyata belum terdapat adanya korban sakit atau meninggal akibat lumpur tersebut.
Dampak
             
Peta Semburan
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp6 triliun.
·         Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
·         Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
·         Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
·         Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
·         Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
·         Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
·         Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
·         Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
·         Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
·         Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
·         Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
·         Tak kurang 600 hektare lahan terendam.
·         Sebuah SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Upaya penanggulangan
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak tertangani, adalah membuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektare, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan, untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
Badan Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan bakal datang dua bulanan lagi. Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam kelebihan daya tampung. Lumpur pun meluap ke segala arah, mengotori sekitarnya.
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
Skenario penghentian semburan lumpur
Ada pihak-pihak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa dihentikan, dengan beberapa skenario dibawah ini, namun asumsi luapan bisa dihentikan sampai tahun 2009 tidak berhasil sama sekali, yang mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
Skenario pertama, menghentikan luapan lumpur dengan menggunakan snubbing unit pada sumur Banjar Panji-1. Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400 meter yang tertinggal pada pemboran awal. Diharapkan bila mata bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario ini gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di kedalaman 2991 kaki tetapi snubbing unit gagal mendorongnya ke dalam dasar sumur.
Skenario kedua dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking) menghindari mata bor yang tertinggal tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik PT Pertamina (Persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah ditemukan terjadinya kerusakan selubung di beberapa kedalaman antara 1.060-1.500 kaki, serta terjadinya pergerakan lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu mempersulit pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul gelembung-gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan membahayakan keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di sekitar lokasi pemboran telah lebih dari 15 meter dari permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi. Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen sumur BJP-1.
Skenario ketiga, pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief well). Tiga lokasi tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat daya Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur Banjar Panji-1. Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.
Ketiga skenario beranjak dari hipotesis bahwa lumpur berasal dari retakan di dinding sumur Banjar Panji-1. Padahal ada hipotesis lain, bahwa yang terjadi adalah fenomena gunung lumpur (mud volcano), seperti di Bledug Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah. Sampai sekarang, Bledug Kuwu terus memuntahkan lumpur cair hingga membentuk rawa.
Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
Jika skenario penghentian lumpur terlambat atau gagal maka tanggul yang disediakan tidak akan mampu menyimpan lumpur panas sebesar 126.000 m³ per hari. Pilihan penyaluran lumpur panas yang tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal dua. Skenario ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia, seandainya luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur ke laut' dan belajar bagaimana hidup dengan lumpur.
Pilihan pertama adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan dengan membangun waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari, volumenya terus membesar.
Pilihan kedua adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoarjo, maka potensi penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300.000 m³ setiap kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu menyimpan lumpur sekitar 5 juta m³, atau akan memberikan tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50.000 m³ per hari. Bila yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m³ pada bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah pengembaraan koloida lumpur Sidoarjo di perairan Selat Madura, diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur tersebut di kawasan pantai Sidoarjo.
Semburan lumpur panas lain yang pernah terjadi di Indonesia antara lain:
1.      Semburan lumpur panas di Sumatera Selatan
2.      Majalengka
3.      Toil – toil, Sulawesi tengah
4.      Semburan lumpur panas Mataloko, 17 Januari 2009

7.    Lokasi Lumpur Panas Yang Terjadi Di Dunia
Banjir lumpur panas sering terjadi di Eropa, tapi lusinan dapat ditemukan di Semenanjung Taman di Rusia dan semenanjung Kerch di Tenggara Ukrainmukan di Za. Di Italia, hal ini sangat umum di Front Utara pegunungan Appennina dan Sisilia. Tempat lainnya dimana lumpur panas ditemukan di Eropa adalah banjir lumpur panas Berca dekat Berca di Buzau County, Rumania, dekat dengan pegunungan Carpathian.
Banyak banjir lumpur yang terjadi di tepi pantai Laut Hitam dan Laut Kaspia. Dorongan tektonik dan deposit tanah yang besar disekitarnya tlah menyebabkan beberapa banjir lumpur, sebagian diantaranya melepaskan metada dan hidrokarbon lainnya. Contohnya, setinggi 200 meter di Azerbaijan, dengan letusan yang kadang – kadang menyembur apai dengan ketinggian yang sama. Iran dan Pakistan juga memiliki banjir lumpur di jejaring pegunungan Makran di selatan kedua Negara.
Cina memiliki banjir lumpur panas di provinsi Xinjiang. Juga terdapat banjir lumpur di pantai Arakan di Myanmar. Ada dua banjir lumpur aktiv di Taiwan Selatan, dan beberapa yang tidak aktif lagi.
Pulau Baratang, bagian dari kepulauan Andaman Besar di Kepulauan Andaman, Samudera Hindia, memiliki beberapa situs aktivitas banjir lumpur panas. Letusan besar perna terjadi pada tahun 2003.
Kecelakaan pengeboran di lepas pantai Brunei pada tahun 1979 menyebabkan banjir lumpur panas yang menewaskan 20 0rang dan hamper 30 tahun untuk menghentikan letusan ini.


                                                            DAFTAR PUSTAKA

Nasiah dan Ichsan Invanni.2013.Geologi Tata Lingkungan.Kedai Aksara : Makassar.
http://www.artikata.com/arti-339051-lumpur.html, diakses pada tanggal 11 Maret 2015




                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar