Bencana alam
selalu menyisikan duka dan kerugian bagi masyarakat, termasuk kehilangan
orang-orang yang kita sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak sepenuhnya
menjadi otoritas Tuhan, tetapi terdapat juga bencana-bencana alam yang
disebabkan oleh ulah manusia. Manusia membakar hutan, membuat hutan beton diatas
resapan air, hutan ditebang dan digunduli secara tidak terkendali, ekosistem
laut musnah dengan cara di bom, adalah contoh serentetan perilaku manusia yang
dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam.
Salah satu bencana alam yang disebabkan perilaku buruk
manusia terhadap alam adalah bencana gema bumi (seisme). Bencana alam gempa
bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba dan sulit diprediksi atau diramalkan
sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan skala ringan sampai skala besar.
Gempa bumi terjadi karena lempengan dan patahan bumi biasanya mengalami
pergeseran (gempa tektonik) atau disebabkan adanya letusan atau tenaga dari
dalam bumi (magma) yang menggetarkan permukaan bumi (gempa vulkanik).
Wilayah indonesia termasuk salah satu wilayah didunia
yang paling rentan terjadinya gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir, kita
mengetahui terjadinya berbagai genpa bumi yang melanda berbagai daerah di
indonesia, seperti di Niasm Sumatra Barat, Yogyakarta dan Jawa Barat bagian
selatan (Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi)
Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah
getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak Bumi (lempeng
Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang
di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alatSeismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5
magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3
magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9,
meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0
atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di
Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011),
dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas
getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
§Jenis Gempa Bumi
Jenis
gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:
§Berdasarkan
Penyebab
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak
yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa
bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa
Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik
disebabkan oleh pelepasan tenaga yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik
dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan
meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah
kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau
palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
§Berdasarkan
Kedalaman
·
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak
bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
·
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih
terasa.
·
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini
biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan
Gelombang/Getaran Gempa
·
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal)
adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan
antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
·
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal)
adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan
kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak
dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa
Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan
lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa
Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena
materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi
karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam,
seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi
cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga
panas Bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
Penanggulangan Sesudah Terjadi Bencana
Gempa Bumi
Dalam
tahapan penanggulangan bencana, pemulihan merupakan salah satu komponen penting
setelah terjadinya bencana. Sesudah bencana terjadi, biasanya korban perlu
ditangani dengan cepat.
Tindakan-tindakan
yang perlu dilakukan pada tahap pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut
:
1) Melakukan
evakuasi dan mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
2) Melakukan
penyelamatan
3) Menyediakan
bantuan medis
4) Menyediakan
MCK, air minum dan makanan
5) Menyediakan
pendidikan darurat
6) Melakukan
upaya pemulihan psikologis para korban
7) Memperbaiki
dan membanun kembali gedung, sarana dan failitas lainnya.
Cara Menghadapi Gempa Bumi
Bila
berada di dalam rumah:
·
Jangan panik dan jangan
berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
·
Bila tidak ada,
lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
·
Jauhi rak buku, lemari
dan kaca jendela.
·
Hati-hati terhadap
langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan
sebagainya.
Bila
berada di luar ruangan:
·
Jauhi bangunan tinggi,
dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon
yang tinggi dan sebagainya.
·
Usahakan dapat mencapai
daerah yang terbuka.
·
Jauhi rak-rak dan kaca
jendela.
Bila
berada di dalam ruangan umum:
·
Jangan panik dan jangan
berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
·
Jauhi benda-benda yang
mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
Bila
sedang mengendarai kendaraan:
·
Segera hentikan di tempat
yang terbuka.
·
Jangan berhenti di atas
jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
·
Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan.
·
Ikuti semua petunjuk dari
pegawai atau satpam.
·
Jangan menggunakan lift
saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat.
·
Jika anda merasakan
getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
·
Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
·
Jika anda terjebak dalam
lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
·
Berpeganganlah dengan
erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan
secara mendadak
·
Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta
·
Salah mengerti terhadap
informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Bila
sedang berada di gunung/pantai:
·
Di pesisir pantai,
bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda
tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri
pertolongan:
·
Karena petugas kesehatan
dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka
bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar
Anda.
Evakuasi:
·
Tempat-tempat pengungsian
biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika
kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan
berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * *
Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan
informasi:
·
Saat gempa bumi terjadi,
masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali
setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang
benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi,
atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.
Persebaran-Perdebaran Rawan Gempa Bumi Di Dunia
Persebaran-Persebaran Rawan Gempa Bumi Di Indonesia
Kerusakan-Kerusakan Yang Disebabkan Oleh Gempa Bumi
Kerusakan akibat gempa
Bumi di San Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang
yang runtuh akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun 1989
DAFTAR PUSTAKA
“Meminimalisasi Dampak
Gempa,” Editorial Media Indonesia, 5 Juli 2013, h. 1.
“Perda Rumah Tahan
Gempa Mendesak Diterbitkan,” Media Indonesia, 5 Juli 3013, h. 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar