Translate

Senin, 07 Desember 2015

EVALUASI SUMBER DAYA AIR

EVALUASI SUMBER DAYA AIR

UNM Baru.jpg

Disusun oleh:
Muhammad Muhdar Ali
1215140001
GEOGRAFI









JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan dan hidayah-Nya laporan praktikum lapang mata kuliah Evaluasi sumber daya air ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada ibu Nasiah badwi M.si. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah ini, dan Asisten Dosen, yang telah memberikan bimbingan kepada kami mulai dari melakukan praktikum hingga menuyusun laporan ini. Ucapan terima kasih juga kami peruntukkan kepada teman-teman yang telah bekerja sama selama praktikum, serta kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Selaku manusia biasa, sudah pasti dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman- teman selaku pembaca dari laporan ini, sehingga dapat saya jadikan acuan dalam menyusun laporan selanjutnya.


                                                                                 Makassar, 23 juni 2015
                                                                                            Penyusun

                                                             
                                                                    Muhammad Muhdar Ali
                                            


                                                                                                           
           







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang yang terdiri dari 6 pulau besar yang terbentang dari barat-timur, salah satu pulau besar adalah pulau sulawesi yang didalamnya terdapan provinsi sulawesi selatan dan juga terdapat beberapa kabupaten, salah satunya yaitu kabupaten takalar.  Kabupaten takalar sebagian besar wilayahnya berada dipesisir pantai.
Air merupakan zat yang penting bagi kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet lain, air menutupi hampir 71% permukaan bumi terdapat 1,4 triliun kilometer kubim 330 juta mil) tersedia di Bumi.  Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.
97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi.[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang merupakan uap air.

Sifat-sifat kimia dan fisika
Informasi dan sifat-sifat
Air
Nama alternatif
aqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan)
0 °C (273.15 K) (32 °F)
100 °C (373.15 K) (212 °F)
4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
Artikel utama: Air (molekul)
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi(berikatan)dengan sebuah ion hidroksida (OH-)Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat berwarna turquoise.
Berikut adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu [8]:
0o
20o
50o
100o
Massa jenis (g/cm3)
0.99987
0.99823
0.9981
0.9584
Panas jenis (kal/g•oC)
1.0074
0.9988
0.9985
1.0069
Kalor uap (kal/g)
597.3
586.0
569.0
539.0
Konduktivitas termal (kal/cm•s•oC)
1.39 × 10−3
1.40 × 10−3
1.52 × 10−3
1.63 × 10−3
75.64
72.75
67.91
58.80
Laju viskositas (g/cm•s)
178.34 × 10−4
100.9 × 10−4
54.9 × 10−4
28.4 × 10−4
87.825
80.8
69.725
55.355

Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan.
Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga memengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang menghancurkan faktor-faktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan kapasitas reservoir total dengan melakukan pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan sauran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi.
Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija. Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan melepaskannya pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu, misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan, atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari area tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil.
Manusia dapat menyebabkan hilangnya sumber air permukaan dengan menjadikannya tidak lagi berguna, misalnya dengan cara polusi.
Brazil adalah negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di dunia, diikuti oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
Penggunaan air tawarSunting
Penggunaan air tawar dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-konsumtif. Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera tersedia lagi untuk penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana penguapan dan penyerapan ke dalam tanah serta penyerapan oleh tanaman dan hewan ternak terjadi dalam jumlah yang cukup besar). Jika air yang digunakan tidak mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam sistem perairan permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan digunakan secara non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi. Di beberapa wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil. Berbagai metode irigasi melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air, biaya produksi, penggunaan peralatan dan bangunan. Metode irigasi seperti irigasi beralur (furrow) dan sprinkler umumnya tidak terlalu mahal namun kurang efisien karena banyak air yang mengalami evaporasi, mengalir atau terserap ke area di bawah atau di luar wilayah akar. Metode irigasi lainnya seperti irigasi tetes, irigasi banjir, dan irigasi sistem sprinkler di mana sprinkler dioperasikan dekat dengan tanah, dikatakan lebih efisien dan meminimalisasikan aliran air dan penguapan meski lebih mahal. Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar dapat menyia-nyiakan sumber daya air, sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi tertentu di bawah pengaturan waktu dan manajemen yang tepat.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian, dan pemantauan air.
Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri. Banyak pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga industri manufaktur yang menggunakan air sebagai pelarut. Porsi penggunaan air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu lebih rendah dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Air juga digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik tenaga air mendapatkan listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang dihubungkan dengan generator. Pembangkit listrik tenaga air adalah pembangkit listrik yang rendah biaya produksi, tidak menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada dasarnya disuplai oleh matahari; matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami pengembunan di udara, turun sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi sungai yang mengaliri pembangkit listrik tenaga air. Bendungan Three Gorges merupakan bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.
Penggunaan industrial lainnya adalah turbin uap dan penukar panas, juga sebagai pelarut bahan kimia. Keluarnya air dari industri tanpa dilakukan pengolahan terlbih dahulu dapat disebut sebagai polusi. Polusi meliputi pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau pelepasan air sisa penukaran panas (polusi termal). Industri membutuhkan air murni untuk berbagai aplikasi dan menggunakan berbagai tehnik pemurnian untuk suplai air maupun limbahnya.
Rumah tangga
Air minum yang umum berada di negara-negara majuDiperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal ini meliputi air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan minimum air yang dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah sekitar 50 liter per individu per hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air minum haruslah air yang berkualitas tinggi sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara berkembang, air yang disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air minum standar meski dalam proporsi yang sangat kecil digunakan untuk dikonsumsi langsung atau pengolahan makanan.
Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus berkembang. Air yang digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang ditampung dalam bentuk reservoir, dan jika air yang ditampung melebihi jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut, maka kelebihannya dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah air dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut sebagai kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air yang ditampung dalam reservoir buatan (misalnya kolam renang).
Penggunaan rekreasional umumnya non-konsumtif, karena air yang dilepaskan dapat digunakan kembali. Pengecualian terdapat pada penggunaan air di lapangan golf, yang umumnya sering menggunakan air dalam jumlah berlebihan terutama di daerah kering. Namun masih belum jelas apakah penggunaan ini dikategorikan sebagai penggunaan rekreasional atau irigasi, namun tetap memberikan efek yang cukup besar bagi sumber daya air setempat.Sebagai tambahan, penggunaan rekreasional mungkin akan mengurangi ketersediaan air bagi kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
Lingkungan dan ekologi
Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi secara eksplisit juga sangat kecil namun terus berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan ekologi meliputi lahan basah buatan, danau buatan yang ditujukan untuk habitat alam liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air dari reservoir untuk membantu ikan bertelur.Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan untuk lingkungan dan ekologi juga termasuk penggunaan non konsumtif, namun juga mengurangi ketersediaan air untuk kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.









BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek
Kegiatan prakek lapang Evaluasi Sumberdaya Air dilaksanakan pada:
Hari       : Sabtu-Minggu
Tanggal : 25-26 Mei 2015
Tempat  : Galesong Utara, Takalar
B.        Alat dan Bahan
a)      Dilapangan
·         GPS
·         Kompas
·         Alat geolistrik
·         Botol aqua
·         tali
·         Alat tulis menulis
b)      Analisis Laboratorium
o   Natrium boraks
o   Gelas piala
o   Larutan air suling
o   Labu ukur
o   Gelas kimia
o   Pipet volum
o   Indicator metal orange
o   Timbangan digital
o   Larutan standar asam klorida
o   Natrium Hidroksida (NaOH)
o   Gelas kimia
o   Larutan Barium Klorida
o   Tabung reaksi
o   Asam klorida encer
o   Kalsium klorida
o   indikator phenophtalein
C.     Cara Kerja
·         Dilapangan
a. Pengambilan sampel
1)      Mencari sumur yang jaraknya ± 500 meter dari pantai.
2)      Tentukan posisi yang representative untuk pengambilan sampel dan plot dengan GPS, kemudian catat posisinya.
3)      Mengambil sampel air yang berada di antara dasar dan permukaan air pada sumur tersebut.
4)      Air yang telah diambil tadi di pindahkan kedalam botol aqua kemudian bagian luar botol tersebut ditutup menggunakan plaster atau koran agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
b.      Pengukuran elevasi air tanah
1)      Mengukur tinggi bibir sumur sampai permukaan tanah menggunakan roll meter.
2)      Mengukur kedalaman air sumur penggunakan tali dengan bantuan pemberat, selanjutnya ukur panjang tali sampai bagian tali yang terkenan permukaan air. 
3)      Mengukur tinggi dari permukaan air sampai bibir sumur.
4)      Selanjutnya kurangkan antara tinggi dari permukaan air sampai bibir sumur dengan tinggi bibir sumur sampai permukaan tanah. Hasilnya sebagai data elevasi air tanah.

·         Dilaboraturium
1. Standarisasi larutan standar asam klorida.
Natrium boraks ditimbang seberat  1,9158 gram secara teliti. Kemudian natrium boraks tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala dan dilarutkan dengan 75 mL larutan air suling. Lalu larutan dalam gelas piala dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur  100 mL, dan ditambahkan air suling dan kocok sampai homogen. Setelah itu, 10 mL larutan natrium boraks dalam labu ukur dipindahkan kedalam gelas kimia dengan pipet volum dan ditambahkan 2 tetes indikator metil orange. Kemudian larutan standar asam klorida dituang kedalam buret, lalu larutan dalam gelas kimia dititrasi dengan larutan standar asam klorida, dicatat volume asam klorida yang diperlukan sampai titik akhir titrasi. Titrasi diulangi minimum sebanyak 2 kali.
2. Analisis kualitatif karbonat dalam sampel.
Pertama, sampel NaOH padat sebanyak 4-8 butir ditimbang dalam botol timbang secara tepat dan teliti. Kemudian sampel natrium hidroksida (NaOH) tersebut dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 250 mL. lalu 10 mL larutan sampel natrium hidroksida kedalam gelas kimia, kemudian dipanaskan pada 70o C. setelah itu ditambahkan larutan Barium klorida 10 % kedalam larutan sampel yang telah panas dengan pipet tetes sampai pembentukan endapan selesai. Lalu campuran tersebut didinginkan dengan mengalirkan air kran di bagian luar gelas kimia, kemudian cairannya dituang dan diamati bentuk dan jumlah endapan yang terbentuk (banyak/sedikit). Setelah itu, seluruh endapan dipindahkan kedalam tabung reaksi dan endapan dilarutkan dengan asam klorida encer. Percobaan ini diulangi dengan kalsium korida (Barium klorida diganti Kalsium klaorida) dan tidak dengan pemanasan.
3. Analisis kuantitatif karbonat dalam sampel.
Analisis ini dilakukan apabila berdasarkan analisis kualitatif karbonat terdapat dalam sampel. kuantitatif, dan ditambahkan indikator phenophtalein, kemuadian dititrasi dengan larutan standar asam klorida dan dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V1). Titrasi diulang minimal 2 kali. Setelah itu, 10 mL larutan sampel karbonat dipindahkan kedalam gelas kimia secara kuantitatif, dan ditambahkan indikator metil orange, kemudian dititrasi dengan larutan standar asam klorida dan dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V2). Tirasi diulang minimal 2 kali























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil
1.      Data Lapangan
Table 1
Titik
lokasi
Koordinat
Elevasi
(m)
Jarak air tanah kepermukaan tanah (m)
Kedalaman
(m)
1
5o 14’ 42,6 LS
6,8
2,95
3,70 = 3,85
119o 22’ 50,2 BT
2
5o 15’ 26,8 LS
8,8
3,19
4,94 = 5.99
119o 22’ 45,2 BT
3
5o 15’ 42,8 LS
10,1
1.81
2,78 = 8,29
119o 22’ 45,4 BT
4
5o 16’ 21,2 LS
11,1
18,3
2,53 = 9,27
119o 22’ 39,1 BT
5
5o 16’ 28,7 LS
10,7
1.85
4,61 =8,85
119o 22’ 34,4 BT
6
5o 17’ 4,2 LS
12,9
0,74
3,56 = 12,16
119o 22’ 33,1 BT
7
5o 17’ 24,24 LS
17,8
0,91
2,71 = 10,89
119o 22’ 25,1 BT
8
5o 17’ 53,2 LS
11,2
1,1
2,40 = 10,1
119o 22’ 14,2 BT
9
5o 18,278’  LS
8,4
1,25
1,95 = 7,6
119o 22,183’ BT
10
5o 18,619’ LS
9
2,20
3,73 =6.8
119o 22,054’ BT

2.      Data laboraturium
Table 2 hasil analisis
No
Kode sample
Parameter
Khlorida (Cl-)
(ppm)
Karbonat (CO3)
(ppm)
Bikarbonat (HCO3)
(ppm)
1
Sampulungang
217
252,0
260.4
2
Soreang
75
168,0
173.6
3
Jamarang
138
132.0
136.4
4
Sawakung
39
108.0
111.6
5
Boroncala/Beba
209
216.0
223.2
6
Taipanaroang
224
324.0
334.8
7
Kalongkong
75
240.0
248.0
8
Tamasungo
215
252.0
260.4
9
Kampung beru
220
264.0
272.8
10
Palalakkang
1132
144.0
148.8

Perbandingan klorida bikarbonat ("Chlorida Bicarbonate Ratio")
R =
Tabel 3                                                  
No.
Lokasi sampel
Chlorida Bicarbonate Ratio (R) (ppm)
Tingkat intrusi
1
Sampulungang
0.423
Tanpa intrusi
2
Soreang
0.220
Tanpa intrusi
3
Jamarang
0.514
Intrusi sedikit
4
Sawakung
0.178
Tanpa intrusi
5
Boroncala/Beba
0.476
Tanpa intrusi
6
Taipanaroang
0.340
Tanpa intrusi
7
Kalongkong
0.154
Tanpa intrusi
8
Tamasungo
0.420
Tanpa intrusi
9
Kampung Beru
0.410
Tanpa intrusi
10
Palalakkang
3.866
Intrusi tinggi

B.     Pembahasan
Dari hasil pengukuran dilapangan yakni kecamatan galesong kabupaten takalar dapat diperoleh data pengolahan laburatorium, dalam pengukuran ini terdapat beberapa titik pengukuran dimana pada pengukuran pertama berada di Sampulungang, Soreang, Jamarang, Sawakung, Borong calla/beba, Taipanaorang, Kalongkong, Tamasongo, Kampung beru, Pa’la’lakkang.  Dalam pengambilan sampel air kita mengambil didaerah pesisir pantai yakni air sumur yang digunakan dalam aktivitas keseharian masyarakat, maksud dalam pengambilan sampel ini yaitu untuk mengetahui tingkat intrusi air laut pada setiap daerah tersebut.
            Dari hasil pengolahan laboratorium, didapatkan hasil pengolahan parameter yakni khlorida, karbonat, dan dikarbonat.  Dimana hasil pengolahan samel tersebut yakni pada lokasi daerah sampulungan didapatkan hasil 217 khlorida, 252,0 karbonat, dan 260,4 dikarbonat.  Sedamgkan titik kedua soreang 75 khlorida, 168,0 karbonat, dan 173,6 dikarbonat.  Titik ketiga Jamarang dengan khlorida 138, karbonat 132,0 dan 136, 4 dikarbonat. Titik ke empat Sawakung dengan khlorida 39, karbonat 108,0, dan 116,0 dikarbonat.  Titik 5 borongcalla/beba 209 khlorida, 216,0 karbonat, 223,2 dikarbonat.  Titik ke enam yaitu taipanaorang 224 klorida, 324,0 karbonat, dan 334,8 dikarbonat.  Titik ke tujuh kalongkong 75 klorida, 240,0 karbonat, dan 248,0 dikarbonat.  Titik 8 tamasongo klorida 215, karbonat 252,0 dan dikarbonat 260,4.  Titi 9 lokasi kampung beru dengan kandungan klorida 220, karbonat 264,0 dan dikarbonat 272,8.  Sedangkan pada titik 10 yakni pa’la’lakkang kandungan klorida 1132, karbonat 144,0, dan dikarbonat 148,8.
            Dalam pengolahan laboratorium didapatkan hasil kandungan yang berbeda-beda pada semua titik pengukuran, dengan perbandingan kloridabikarbonat.











BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam pengukuran sampel air yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan maka hasil yang diperoleh pada laboratorium yang mendapatkan ketiga kandungan dalam air sampel yakni khlorida, karbonat, dan bikarbonat yang dimana data hasil pengolahannya berbeda disetiap lokasi yakni perbandingan antara klorida dengan bikarbonat.  Sedangkan untuk tingkat intrusi air laut, hanya ada dua lokasi yang terdapat intrusi yakni soreang dengan sedikit intrusi, dan pa’la’lakkang dengan intrusi yang tinggi.
B.     Saran
Dari hasil praktek lapang ini saya dapat menyarangkan agar dalam penelitian ini agar tetap dijalankan kemudian Mahasiswa untuk bisa memahami proses pengambilan sampel dan pengolahan data laboratorium.

Untuk jurusan agar sekiranya untuk menyediakan alat uji coba pengolahan mengenai kelautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar