EVALUASI SUMBER DAYA AIR
Disusun
oleh:
Muhammad Muhdar
Ali
1215140001
GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan dan
hidayah-Nya laporan praktikum lapang mata kuliah Evaluasi sumber daya air ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Ucapan
terima kasih saya ucapkan kepada ibu Nasiah badwi M.si. selaku dosen penanggung
jawab mata kuliah ini, dan Asisten Dosen, yang telah memberikan bimbingan
kepada kami mulai dari melakukan praktikum hingga menuyusun laporan ini. Ucapan
terima kasih juga kami peruntukkan kepada teman-teman yang telah bekerja sama
selama praktikum, serta kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Selaku
manusia biasa, sudah pasti dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran
dari teman- teman selaku pembaca dari laporan ini, sehingga dapat saya jadikan
acuan dalam menyusun laporan selanjutnya.
Makassar,
23 juni 2015
Penyusun
Muhammad Muhdar Ali
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang yang terdiri dari 6 pulau besar yang terbentang
dari barat-timur, salah satu pulau besar adalah pulau sulawesi yang didalamnya
terdapan provinsi sulawesi selatan dan juga terdapat beberapa kabupaten, salah
satunya yaitu kabupaten takalar. Kabupaten
takalar sebagian besar wilayahnya berada dipesisir pantai.
Air merupakan
zat yang penting bagi kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi
tidak diplanet lain, air menutupi hampir 71% permukaan bumi terdapat 1,4
triliun kilometer kubim 330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan
persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak
tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sumber daya air adalah
sumber daya berupa air yang
berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan
air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan
aktivitas lingkungan. Sangat
jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.
97% air di
bumi adalah air asin, dan hanya
3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es
di glasier dan es kutub. Air tawar
yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya
sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar
adalah sumber daya terbarukan, meski
suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah melebihi
suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus
meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih.
Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah
bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama
dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi
biodiversitasnya saat ini
terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Air adalah senyawa yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi,[1][2][3] tetapi
tidak di planet lain.[4] Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di Bumi.[5] Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak
tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Air dalam
tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara
yang merupakan uap air.
Sifat-sifat kimia dan fisika
Informasi
dan sifat-sifat
|
|
Air
|
|
Nama
alternatif
|
aqua,
dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida |
H2O
|
|
18.0153
g/mol
|
|
0.998
g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan) |
|
100 °C
(373.15 K) (212 °F)
|
|
4184
J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
|
|
Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K
(0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak
macam molekul organik.
Keadaan air
yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang
mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan
memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan
normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang
elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom
oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan
oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada
tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya
tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat
masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan
yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut
sebagai ikatan hidrogen.
Air sering
disebut sebagai pelarut universal karena air
melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase
cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi(berikatan)dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Tingginya konsentrasi kapur terlarut
membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat
berwarna turquoise.
0o
|
20o
|
50o
|
100o
|
|
Massa jenis (g/cm3)
|
0.99987
|
0.99823
|
0.9981
|
0.9584
|
Panas jenis (kal/g•oC)
|
1.0074
|
0.9988
|
0.9985
|
1.0069
|
Kalor uap (kal/g)
|
597.3
|
586.0
|
569.0
|
539.0
|
Konduktivitas termal (kal/cm•s•oC)
|
1.39 × 10−3
|
1.40 × 10−3
|
1.52 × 10−3
|
1.63 × 10−3
|
Tegangan permukaan (dyne/cm)
|
75.64
|
72.75
|
67.91
|
58.80
|
Laju viskositas (g/cm•s)
|
178.34 ×
10−4
|
100.9 × 10−4
|
54.9 × 10−4
|
28.4 × 10−4
|
87.825
|
80.8
|
69.725
|
55.355
|
Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara
alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara
alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan
penyerapan menuju ke bawah permukaan.
Meski
satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas
air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan,
permeabilitas tanah di bawah
reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu
presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga
memengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Aktivitas manusia
memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang menghancurkan faktor-faktor
tersebut. Manusia seringkali meningkatkan kapasitas reservoir total dengan
melakukan pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan
lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran
permukaan dengan pembuatan sauran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi.
Kuantitas
total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian
manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani membutuhkan
banyak air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija. Untuk
mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas
penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan melepaskannya
pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air
sepanjang waktu, misalnya pembangkit listrik yang
membutuhkan air untuk pendinginan, atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk
mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi ketika aliran arus
rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan
permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari area
tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga
ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya
diabaikan karena terlalu kecil.
Manusia
dapat menyebabkan hilangnya sumber air permukaan dengan menjadikannya tidak
lagi berguna, misalnya dengan cara polusi.
Brazil adalah
negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di dunia, diikuti
oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
Penggunaan
air tawar dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-konsumtif.
Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera tersedia
lagi untuk penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana
penguapan dan penyerapan ke dalam tanah serta penyerapan oleh tanaman dan hewan
ternak terjadi dalam jumlah yang cukup besar). Jika air yang digunakan tidak
mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam sistem perairan
permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan
digunakan secara non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk
irigasi. Di beberapa wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan
di wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang
menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil. Berbagai metode irigasi
melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air, biaya produksi,
penggunaan peralatan dan bangunan. Metode irigasi seperti irigasi beralur (furrow)
dan sprinkler umumnya
tidak terlalu mahal namun kurang efisien karena banyak air yang mengalami
evaporasi, mengalir atau terserap ke area di bawah atau di luar wilayah akar.
Metode irigasi lainnya seperti irigasi tetes, irigasi
banjir, dan irigasi sistem sprinkler di mana sprinkler dioperasikan dekat
dengan tanah, dikatakan lebih efisien dan meminimalisasikan aliran air dan
penguapan meski lebih mahal. Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar dapat
menyia-nyiakan sumber daya air, sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk
efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi tertentu di bawah pengaturan waktu dan
manajemen yang tepat.
Saat populasi dunia meningkat,
dan permintaan terhadap bahan pangan juga
meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari
bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan
metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian,
dan pemantauan air.
Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia
dipergunakan untuk industri. Banyak
pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang
menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian
bahan tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga
industri manufaktur yang
menggunakan air sebagai pelarut. Porsi
penggunaan air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu lebih
rendah dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Air juga
digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik tenaga air mendapatkan
listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang
dihubungkan dengan generator. Pembangkit
listrik tenaga air adalah pembangkit listrik yang rendah biaya produksi, tidak
menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada dasarnya disuplai
oleh matahari; matahari
menguapkan air di
permukaan, yang lalu mengalami pengembunan di udara,
turun sebagai hujan, dan air
hujan mensuplai air bagi sungai yang mengaliri pembangkit listrik tenaga air. Bendungan Three Gorges merupakan bendungan pembangkit
listrik tenaga air terbesar di dunia.
Penggunaan
industrial lainnya adalah turbin uap dan penukar panas, juga
sebagai pelarut bahan kimia. Keluarnya
air dari industri tanpa dilakukan pengolahan terlbih dahulu dapat disebut
sebagai polusi. Polusi
meliputi pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau
pelepasan air sisa penukaran panas (polusi termal). Industri
membutuhkan air murni untuk berbagai aplikasi dan menggunakan berbagai tehnik
pemurnian untuk suplai air maupun limbahnya.
Rumah tangga
Air minum
yang umum berada di negara-negara majuDiperkirakan 15% penggunaan air di
seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal ini meliputi air minum, mandi,
memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan
minimum air yang dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah
sekitar 50 liter per individu per hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air
minum haruslah air yang berkualitas tinggi sehingga dapat langsung dikonsumsi
tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara berkembang, air yang
disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air minum standar meski dalam
proporsi yang sangat kecil digunakan untuk dikonsumsi langsung atau pengolahan
makanan.
Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah
kecil, namun terus berkembang. Air yang digunakan untuk rekreasi biasanya
berupa air yang ditampung dalam bentuk reservoir, dan jika
air yang ditampung melebihi jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir
tersebut, maka kelebihannya dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional.
Pelepasan sejumlah air dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan
sejenis juga disebut sebagai kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air
yang ditampung dalam reservoir buatan (misalnya kolam renang).
Penggunaan rekreasional umumnya non-konsumtif, karena
air yang dilepaskan dapat digunakan kembali. Pengecualian terdapat pada
penggunaan air di lapangan golf, yang umumnya sering menggunakan
air dalam jumlah berlebihan terutama di daerah kering. Namun masih belum jelas
apakah penggunaan ini dikategorikan sebagai penggunaan rekreasional atau
irigasi, namun tetap memberikan efek yang cukup besar bagi sumber daya air
setempat.Sebagai tambahan, penggunaan rekreasional mungkin akan mengurangi
ketersediaan air bagi kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu
tertentu.
Lingkungan dan ekologi
Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi secara eksplisit
juga sangat kecil namun terus berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan
ekologi meliputi lahan basah buatan, danau buatan yang
ditujukan untuk habitat alam liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air dari reservoir
untuk membantu ikan bertelur.Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan
untuk lingkungan dan ekologi juga termasuk penggunaan non konsumtif, namun juga
mengurangi ketersediaan air untuk kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu
waktu tertentu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat Pelaksanaan Praktek
Kegiatan
prakek lapang Evaluasi Sumberdaya Air dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal :
25-26 Mei 2015
Tempat : Galesong Utara, Takalar
B.
Alat dan Bahan
a) Dilapangan
·
GPS
·
Kompas
·
Alat
geolistrik
·
Botol
aqua
·
tali
·
Alat
tulis menulis
b) Analisis
Laboratorium
o Natrium
boraks
o Gelas
piala
o Larutan
air suling
o Labu
ukur
o Gelas
kimia
o Pipet
volum
o Indicator
metal orange
o Timbangan
digital
o Larutan
standar asam klorida
o Natrium
Hidroksida (NaOH)
o Gelas
kimia
o Larutan
Barium Klorida
o Tabung
reaksi
o Asam
klorida encer
o Kalsium
klorida
o indikator
phenophtalein
C. Cara
Kerja
·
Dilapangan
a. Pengambilan sampel
1) Mencari
sumur yang jaraknya ± 500 meter dari pantai.
2) Tentukan
posisi yang representative untuk pengambilan sampel dan plot dengan GPS,
kemudian catat posisinya.
3) Mengambil
sampel air yang berada di antara dasar dan permukaan air pada sumur tersebut.
4) Air
yang telah diambil tadi di pindahkan kedalam botol aqua kemudian bagian luar
botol tersebut ditutup menggunakan plaster atau koran agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
b. Pengukuran
elevasi air tanah
1) Mengukur
tinggi bibir sumur sampai permukaan tanah menggunakan roll meter.
2) Mengukur
kedalaman air sumur penggunakan tali dengan bantuan pemberat, selanjutnya ukur
panjang tali sampai bagian tali yang terkenan permukaan air.
3) Mengukur
tinggi dari permukaan air sampai bibir sumur.
4) Selanjutnya
kurangkan antara tinggi dari permukaan air sampai bibir sumur dengan tinggi
bibir sumur sampai permukaan tanah. Hasilnya sebagai data elevasi air tanah.
·
Dilaboraturium
1. Standarisasi larutan standar
asam klorida.
Natrium boraks ditimbang
seberat 1,9158 gram secara teliti. Kemudian natrium boraks tersebut
dimasukkan ke dalam gelas piala dan dilarutkan dengan 75 mL larutan air suling.
Lalu larutan dalam gelas piala dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu
ukur 100 mL, dan ditambahkan air suling dan kocok sampai homogen.
Setelah itu, 10 mL larutan natrium boraks dalam labu ukur dipindahkan kedalam
gelas kimia dengan pipet volum dan ditambahkan 2 tetes indikator metil orange.
Kemudian larutan standar asam klorida dituang kedalam buret, lalu larutan dalam
gelas kimia dititrasi dengan larutan standar asam klorida, dicatat volume asam
klorida yang diperlukan sampai titik akhir titrasi. Titrasi diulangi minimum
sebanyak 2 kali.
2. Analisis kualitatif karbonat
dalam sampel.
Pertama, sampel NaOH padat
sebanyak 4-8 butir ditimbang dalam botol timbang secara tepat dan teliti.
Kemudian sampel natrium hidroksida (NaOH) tersebut dilarutkan dengan air suling
dalam labu ukur 250 mL. lalu 10 mL larutan sampel natrium hidroksida kedalam
gelas kimia, kemudian dipanaskan pada 70o C. setelah itu ditambahkan
larutan Barium klorida 10 % kedalam larutan sampel yang telah panas dengan
pipet tetes sampai pembentukan endapan selesai. Lalu campuran tersebut
didinginkan dengan mengalirkan air kran di bagian luar gelas kimia, kemudian
cairannya dituang dan diamati bentuk dan jumlah endapan yang terbentuk
(banyak/sedikit). Setelah itu, seluruh endapan dipindahkan kedalam tabung
reaksi dan endapan dilarutkan dengan asam klorida encer. Percobaan ini diulangi
dengan kalsium korida (Barium klorida diganti Kalsium klaorida) dan tidak
dengan pemanasan.
3. Analisis kuantitatif karbonat
dalam sampel.
Analisis ini dilakukan apabila
berdasarkan analisis kualitatif karbonat terdapat dalam sampel. kuantitatif,
dan ditambahkan indikator phenophtalein, kemuadian dititrasi dengan larutan
standar asam klorida dan dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V1).
Titrasi diulang minimal 2 kali. Setelah itu, 10 mL larutan sampel karbonat
dipindahkan kedalam gelas kimia secara kuantitatif, dan ditambahkan indikator
metil orange, kemudian dititrasi dengan larutan standar asam klorida dan
dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V2). Tirasi diulang minimal 2 kali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil
1.
Data Lapangan
Table
1
Titik
lokasi
|
Koordinat
|
Elevasi
(m)
|
Jarak air tanah kepermukaan
tanah (m)
|
Kedalaman
(m)
|
1
|
5o
14’ 42,6 LS
|
6,8
|
2,95
|
3,70
= 3,85
|
119o
22’ 50,2 BT
|
||||
2
|
5o
15’ 26,8 LS
|
8,8
|
3,19
|
4,94
= 5.99
|
119o
22’ 45,2 BT
|
||||
3
|
5o
15’ 42,8 LS
|
10,1
|
1.81
|
2,78
= 8,29
|
119o
22’ 45,4 BT
|
||||
4
|
5o
16’ 21,2 LS
|
11,1
|
18,3
|
2,53
= 9,27
|
119o
22’ 39,1 BT
|
||||
5
|
5o
16’ 28,7 LS
|
10,7
|
1.85
|
4,61
=8,85
|
119o
22’ 34,4 BT
|
||||
6
|
5o
17’ 4,2 LS
|
12,9
|
0,74
|
3,56
= 12,16
|
119o
22’ 33,1 BT
|
||||
7
|
5o
17’ 24,24 LS
|
17,8
|
0,91
|
2,71
= 10,89
|
119o
22’ 25,1 BT
|
||||
8
|
5o
17’ 53,2 LS
|
11,2
|
1,1
|
2,40
= 10,1
|
119o
22’ 14,2 BT
|
||||
9
|
5o
18,278’ LS
|
8,4
|
1,25
|
1,95
= 7,6
|
119o
22,183’ BT
|
||||
10
|
5o
18,619’ LS
|
9
|
2,20
|
3,73
=6.8
|
119o
22,054’ BT
|
2.
Data laboraturium
Table
2 hasil analisis
No
|
Kode sample
|
Parameter
|
||
Khlorida (Cl-)
(ppm)
|
Karbonat (CO3)
(ppm)
|
Bikarbonat (HCO3)
(ppm)
|
||
1
|
Sampulungang
|
217
|
252,0
|
260.4
|
2
|
Soreang
|
75
|
168,0
|
173.6
|
3
|
Jamarang
|
138
|
132.0
|
136.4
|
4
|
Sawakung
|
39
|
108.0
|
111.6
|
5
|
Boroncala/Beba
|
209
|
216.0
|
223.2
|
6
|
Taipanaroang
|
224
|
324.0
|
334.8
|
7
|
Kalongkong
|
75
|
240.0
|
248.0
|
8
|
Tamasungo
|
215
|
252.0
|
260.4
|
9
|
Kampung beru
|
220
|
264.0
|
272.8
|
10
|
Palalakkang
|
1132
|
144.0
|
148.8
|
Perbandingan
klorida bikarbonat ("Chlorida Bicarbonate Ratio")
R =
Tabel 3
No.
|
Lokasi sampel
|
Chlorida Bicarbonate Ratio (R) (ppm)
|
Tingkat intrusi
|
1
|
Sampulungang
|
0.423
|
Tanpa intrusi
|
2
|
Soreang
|
0.220
|
Tanpa intrusi
|
3
|
Jamarang
|
0.514
|
Intrusi sedikit
|
4
|
Sawakung
|
0.178
|
Tanpa intrusi
|
5
|
Boroncala/Beba
|
0.476
|
Tanpa intrusi
|
6
|
Taipanaroang
|
0.340
|
Tanpa intrusi
|
7
|
Kalongkong
|
0.154
|
Tanpa intrusi
|
8
|
Tamasungo
|
0.420
|
Tanpa intrusi
|
9
|
Kampung Beru
|
0.410
|
Tanpa intrusi
|
10
|
Palalakkang
|
3.866
|
Intrusi tinggi
|
B. Pembahasan
Dari hasil
pengukuran dilapangan yakni kecamatan galesong kabupaten takalar dapat
diperoleh data pengolahan laburatorium, dalam pengukuran ini terdapat beberapa
titik pengukuran dimana pada pengukuran pertama berada di Sampulungang,
Soreang, Jamarang, Sawakung, Borong calla/beba, Taipanaorang, Kalongkong,
Tamasongo, Kampung beru, Pa’la’lakkang.
Dalam pengambilan sampel air kita mengambil didaerah pesisir pantai
yakni air sumur yang digunakan dalam aktivitas keseharian masyarakat, maksud
dalam pengambilan sampel ini yaitu untuk mengetahui tingkat intrusi air laut
pada setiap daerah tersebut.
Dari
hasil pengolahan laboratorium, didapatkan hasil pengolahan parameter yakni
khlorida, karbonat, dan dikarbonat.
Dimana hasil pengolahan samel tersebut yakni pada lokasi daerah
sampulungan didapatkan hasil 217 khlorida, 252,0 karbonat, dan 260,4
dikarbonat. Sedamgkan titik kedua
soreang 75 khlorida, 168,0 karbonat, dan 173,6 dikarbonat. Titik ketiga Jamarang dengan khlorida 138,
karbonat 132,0 dan 136, 4 dikarbonat. Titik ke empat Sawakung dengan khlorida
39, karbonat 108,0, dan 116,0 dikarbonat.
Titik 5 borongcalla/beba 209 khlorida, 216,0 karbonat, 223,2 dikarbonat. Titik ke enam yaitu taipanaorang 224 klorida,
324,0 karbonat, dan 334,8 dikarbonat.
Titik ke tujuh kalongkong 75 klorida, 240,0 karbonat, dan 248,0
dikarbonat. Titik 8 tamasongo klorida
215, karbonat 252,0 dan dikarbonat 260,4.
Titi 9 lokasi kampung beru dengan kandungan klorida 220, karbonat 264,0
dan dikarbonat 272,8. Sedangkan pada
titik 10 yakni pa’la’lakkang kandungan klorida 1132, karbonat 144,0, dan
dikarbonat 148,8.
Dalam
pengolahan laboratorium didapatkan hasil kandungan yang berbeda-beda pada semua
titik pengukuran, dengan perbandingan kloridabikarbonat.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengukuran
sampel air yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan maka hasil yang
diperoleh pada laboratorium yang mendapatkan ketiga kandungan dalam air sampel
yakni khlorida, karbonat, dan bikarbonat yang dimana data hasil pengolahannya
berbeda disetiap lokasi yakni perbandingan antara klorida dengan bikarbonat. Sedangkan untuk tingkat intrusi air laut,
hanya ada dua lokasi yang terdapat intrusi yakni soreang dengan sedikit
intrusi, dan pa’la’lakkang dengan intrusi yang tinggi.
B. Saran
Dari hasil
praktek lapang ini saya dapat menyarangkan agar dalam penelitian ini agar tetap
dijalankan kemudian Mahasiswa untuk bisa memahami proses pengambilan sampel dan
pengolahan data laboratorium.
Untuk jurusan
agar sekiranya untuk menyediakan alat uji coba pengolahan mengenai kelautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar