BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Geomorfologi dapat
didefenisikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang bentuk lahan yang mengukir
permukaan, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut, menekankan cara
pembentukannya serta konteks kelingkungannya. Dalam mempelajari geomorfologi,
penekanan utamanya adalah mempelajari bentuk lahan (landform).
Bentuk lahan merupakan bentuk dari permukaan bumu sebagai hasil
perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologi yang beroperasi
di permukaan bumi. proses geomorfologi tersebut menyangkut semua perubahan baik
fisik maupun kimia yang terjadi dipermukaan bumi oleh tenaga-tenaga
geomorfologi adalah semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alami yang ada
dipermukaan bumi termaksud atmosfer
Dengan melihat sangat kompleksnya
bentang alam yang ada di muka bumi, maka terlebih dahulu harus diklasifikasikan
keadaan unit-unit bentuk lahan. Dengan demikian klasifikasi bentuk lahan
bertujuan menyederhanakan bentang alam yang kompleks dipermukaan bumi menjadi
unit-unit yang sederhana (bentuk lahan) yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan
perwatakanya.
Salah satu klasifikasi bentuk lahan
yang akan dibahas adalah Bentuk Lahan Bentukan Asal Antroposfer. yaitu berkaitan dengan aspek alam tentang tempat
terjadinya gejala dan aspek manusia sebagai penghuni alam.
BAB
II
ISI
A.
Pengertian
Antroposfer
Secara etimologi (asal kata)
antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti manusia dan sphere yang
berarti lapisan. Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup
bertempat tinggal pada permukaan bumi. Lapisan antroposfer ini lebih
tipis dibanding lapisan biosfer
Tidak semua tempat di bumi dapat
ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas
56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya
71 persen merupakan perairan. Total luas daratan 29 persen yang dapat
ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub,
20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen
lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk
hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer,
dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan
bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya
alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan
air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara
biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer.
B.
Cakupan
Atroposfer
Tidak semua tempat di bumi dapat
ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas
56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya
71 persen merupakan wilayah perairan (baik Perairan Darat maupun Perairan Laut.
Gambar I: Bentuk
lahan dipermukaan bumi yang menunjang kehidupan manusia
Total luas daratan 29 persen yang dapat
ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub,
20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen
lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer.
C.
Faktor-Faktor
Antroposfer
Para
ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari
kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan
manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Lokasi Geografis
Lokasi
geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1)
lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur
di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak dapat
diubah, dan
(2) lokasi
relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini
menyangkut keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.
b.
Topografi atau Relief
Daerah dengan topografi terlalu
tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang
memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai
usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang,
misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan
Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah
di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang
baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi
yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di
Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
c.
Struktur Geologis
Struktur geologis pada permukaan bumi
memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh
terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya
kegiatan di bidang ekonomi.
d.
Iklim
Iklim adalah faktor lingkungan yang
sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak
sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah,
dan sistem pertanian.
e.
Tanah
Tanah merupakan lapisan paling atas dari
permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di
antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam.
Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
f.
Tumbuhan
Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami
maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
(1) sebagai
sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang
memamah biak);
(2) sebagai
bahan dasar obat-obatan tradisional;
(3)
sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
(4) penghasil
kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
g.
Hewan
Terdapat hubungan yang erat antara
vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yan telah dibudidayakan
manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber
makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan
manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng,
kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit,
misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.
D.
Adaptasi Manusia
Kehidupan manusia tidak terlepas dari
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut antara
lain perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial.
Terjadinya perubahan-perubahan tersebut menyebabkan seluruh makhluk hidup
termasuk manusia perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungannya agar dapat
mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan. Penyesuaian
diri terhadap perubahan lingkungan ini dinamakan suatu tindak adaptasi.
Adaptasi dari makhluk hidup khususnya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu
adaptasi genetis dan adaptasi somatis.
1.
Adaptasi Genetis
Setiap lingkungan hidup selalu
merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh tertentu. Struktur yang
dibentuk ini dapat bersifat menurun dan permanen, sehingga dapat dikatakan
adanya hubungan yang kuat antara struktur tertentu dari organisme dengan
lingkungan hidupnya. Manusia memiliki banyak ciri-ciri genetika yang spesifik
dibanding makhluk hidup lainnya, antara lain:
- mempunyai
susunan gigi yang lengkap
Ø gigi incisivus untuk mengerat
seperti binatang pengerat (rodentia),
Ø gigi caninus untuk merobek-robek
daging seperti binatang pemakan daging (carnivora), dan
Ø gigi molar untuk menghancurkan
makanan seperti binatang pemakan tumbuhan (herbivora),
2.
mempunyai organ pencernaan dengan enzim-enzim dan kekuatan-kekuatan khusus yang
ada di dalamnya,
3.
mempunyai struktur badan yang lengkap, termasuk susunan syaraf yang menjadikan
manusia sebagai makhluk hidup “berakal”.
Keadaan
sifat-sifat genetika tersebut membuat manusia mempunyai toleransi yang besar terhadap
lingkungan hidupnya.
2.
Adaptasi Somatis
Adaptasi somatis adalah adaptasi yang
berbentuk perubahan struktural ataupun fungsional, bersifat sementara serta
tidak diturunkan kepada keturunannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan yang
baru, maka struktur atau fungsinya bisa berbeda pula sesuai dengan perubahan
yang terjadi. Misalnya, pada daerah panas kulit manusia akan berubah menjadi
lebih gelap, sedangkan daerah yang dingin menjadi lebih terang. Di daerah
pegunungan dengan kadar oksigen yang lebih rendah dari daerah pantai, maka
bentuk jantung dan paruparu juga akan menyesuaikan menjadi lebih besar.
Adaptasi somatis selain mengubah
struktur dan fungsi pada manusia, juga dapat mengubah kemampuan manusia. Dengan
kemampuan ini manusia menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan yang bermacam-macam. Berbagai alat yang diproduksi manusia semakin
lama semakin kompleks sesuai dengan kemajuan teknologi mereka, misal kemajuan
teknologi di bidan konstruksi bangunan, pakaian, persenjataan, obat-obatan
sampai teknologi mengeksplorasi luar angkasa. Kemampuan ini tidak dapat
dijumpai pada makhluk lain seperti binatang maupun tumbuhan. Adaptasi somatis
ini juga mampu membentuk sifat-sifat manusia menjadi agresif, pemalas, pemarah,
dan sebagainya.
Adaptasi pada manusia di muka bumi
dengan kondisi lingkungan yang berbeda akan menimbulkan bentuk adaptasi yang
berbeda pula, misalnya cara berpakaian, bermata pencaharian, berbahasa, dan
sebagainya. Secara keseluruhan adaptasi itu akan membentuk pola-pola kebudayaan
yang berbedabeda yang tersebar di permukaan bumi, sehingga membentuk wilayah
kebudayaan (cultural region).
C.
Contoh Bentuk Lahan Bentukan Antroposfer
1.
Daerah Kutub
Gambar 2: bentuk lahan daerah kutub
Wilayah ini meliputi daerah-daerah
dengan lintang geografis yang tinggi, terutama di bumi belahan utara yang
tertutup salju, tundra, atau taiga. Suku bangsa asli yang tinggal di wilayah
ini secara nomaden termasuk ras mongoloid, misalnya bangsa Lap dan Samoyed di
Eropa Utara (Finlandia dan Swedia). Mata pencaharian yang utama adalah
menangkap ikan atau memelihara rusa kutub, pertanian tak mungkin diusahakan di
wilayah ini, sumber daya alam sangat langka, sehingga barang-barang dibuat dari
hewan ternaknya seperti, bulu, kulit, tulang, tanduk, dan otot.
Kehidupan yang nomadis bercirikan
kegotongroyongan yang bercorak komunal primitif. Organisasi politik tak pernah
berkembang karena penduduknya jarang. Arsitektur tak berkembang, rumah-rumah mereka
berupa tenda berbahan kulit dan tulang yang dapat dipindah-pindah. Kemajuan
yang terjadi lebih disebabkan karena terjadinya kontak dengan dunia luar.
Gambar 3: Lahan pemukiman
penduduuuuk daerah kutub
2.
Daerah Eropa dan Anglo – Amerika
Wilayah geografisnya yang luas dan
kekayaan sumber daya alam yang melimpah memberikan banyak keuntungan bagi
penduduknya. Di kawasan ini kapitalisme, industrialisme, dan urbanisme
bersama-sama mencapai puncaknya. Sumber daya alam yang dimanfaatkan berupa pertambangan
dan pertanian dengan mekanisasi dan otomatisasi sehingga taraf hidupnya tinggi.
Masyarakatnya bermata pencaharian agraris
bertaraf tinggi, dan industri dengan teknologi modern yang menjamin taraf
kehidupan rakyatnya. Gejala urbanisasi dan mobilitas sosial meningkat.
Spesialisasi di segala bidang kehidupan meluas, kreativitas tampak di bidang
sastra, musik dan bidang seni lainnya.Di Benua Amerika Utara terdapat kawasan
budaya Anglo-Amerika, yang ciri-ciri kulturalnya diwarisi dari Eropa.
3.
Daerah Amerika Latin
Amerika Latin meliputi Benua Amerika
tengah dan selatan. Penduduknya kebanyakan imigran dari jazirah Iberia
(Spanyol), maka bahasa yang dipakai umumnya bahasa Spanyol kecuali Brasil yang
berbahasa Portugis. Penduduknya mayoritas beragama Roma Katolik. Arsitektur
Mediteran tampak di kota-kota, baik kota besar maupun kecil. Ditinjau dari
sistem kemasyarakatannya terdapat perbedaan yang mencolok antara kaum miskin
dan kaya. Kekacauan politik seringkali muncul dan memaksa berfungsinya
pemerintahan militer diktator.
4.
Daerah Kering
Benua Asia bagian tengah dan Afrika
bagian utara merupakan kawasan kering yang berupa padang rumput sampai gurun
pasir. Secara klimatologis dinamakan wilayah semiarid sampai arid.
Gambar 4: Daerah kering
Di
masa lampau kebanyakan penduduk di wilayah ini hidupnya adalah nomaden
(berpindah-pindah), dengan mata pencaharian beternak. Pertanian hanya terbatas
di oase-oase yang kemudian menjadi tempat tinggal permanen. Komunikasi dan
transportasi antarwilayah diusahakan oleh karavan (kafilah) yang keberadaannya
berkaitan erat dengan peternakan dan menggembala. Jaringan kafilah ini luas dan
telah berjasa dalam persebaran kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah ini.
5.
Daerah Afrika
Adanya
gurun (padang pasir) yang sangat luas di bagian tengah dan hutan lebat di
wilayah tropik menjadikan wilayah ini menjadi kawasan yang minim sarana
komunikasi dan transportasi sehingga lambat dalam perkembangan teknologi.
Dilihat secara menyeluruh penduduk Afrika
merupakan ras Negroid, walaupun di Afrika Selatan sejak dua abad yang lalu
telah tinggal orang berkulit putih. Penduduk Afrika beranekaragam etnik,
bahasa, agama, dan budayanya.
Gambar 5: Gambar daerah Afrika
6.
Daerah Timur
Gambar : daerah Timur
Asia merupakan kawasan budaya yang
beriklim musim (Monsoon Asia). Asia terdiri atas ibbon-negara dengan keragaman
etnik, bahasa, dan agama. Karakteristik yang mengelompokkan bangsa-bangsa di
kawasan ini menjadi satu kawasan adalah kondisi sosial ekonomi (dengan
pengecualian Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan). Kesamaan kondisi
sosial ekonomi antara lain berupa kemiskinan material, kelambanan ekonomi,
jumlah penduduk, kebutahurufan penduduk, dan pola kehidupan pedesaan.
Kawasan Timur beriklim musim di
Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan
Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia,
Filipina dan ibbon-negara Melayu lain)
Kawasan Timur beriklim musim di Asia
ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan
Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia,
Filipina dan ibbon-negara Melayu lain) lingkungannya berupa laut.
Antroposfer berasal dari kata latin
anthropos yang artinya manusia dan sphaira yang artinya lingkungan. Jadi
antroposfer artinya lingkungan bagian dari bumi atau biosfer yang dihuni
manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan fisik yang berbeda-beda ditiap
wilayah mengakibatkan perbedaan fisik manusia (ras manusia). Menurut A.L krober
(dalam Edward,Ed, 1975) terdapat beberapa jenis ras manusia yang berkembang
diseluruh dunia.
1) Ras Kaukasoid
NordicØ : Eropa utara
AlpinØ : Eropa tengah dan timur
Mediteranian : LautØ tengah, Iran, Afrika utara, Armenian.
2) Ras Mongoloid
Ø Asiatic : Asia utara, tengah, dan timur
Malayan MongoloidØ : Asia tenggara
American Mongoloid : Amerika utaraØ
3) Ras Negroid
African Negroid : Benua AfrikaØ
MelanesiaØ : Papua/Irian Jaya, dan Kepulauan Melanesia.
NegritoØ : Afrika tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina.
4) Ras Khusus
Ø Bushmen : Gurun Kalahari, Afrika selatan.
Australoid : SukuØ Aborigin (Australia)
AinuØ : Pulau Karafotu, dan Pulau Hokaido (di Jepang).
Weddoid : Pedalaman Sri Lanka, dan Sulawesi Selatan.
1) Ras Kaukasoid
NordicØ : Eropa utara
AlpinØ : Eropa tengah dan timur
Mediteranian : LautØ tengah, Iran, Afrika utara, Armenian.
2) Ras Mongoloid
Ø Asiatic : Asia utara, tengah, dan timur
Malayan MongoloidØ : Asia tenggara
American Mongoloid : Amerika utaraØ
3) Ras Negroid
African Negroid : Benua AfrikaØ
MelanesiaØ : Papua/Irian Jaya, dan Kepulauan Melanesia.
NegritoØ : Afrika tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina.
4) Ras Khusus
Ø Bushmen : Gurun Kalahari, Afrika selatan.
Australoid : SukuØ Aborigin (Australia)
AinuØ : Pulau Karafotu, dan Pulau Hokaido (di Jepang).
Weddoid : Pedalaman Sri Lanka, dan Sulawesi Selatan.
Meliputi
pengertian antroposfer, komposisi penduduk, pertumbuhan penduduk, dan penyajian
data penduduk dalam bentuk grafik, ibbo/ diagram.
1).
Cuaca dan iklim
2).
Relief / ketinggian tempat
3).
Manusia
- b.
Sarana penyebaran
1).
Angin
misalnya
biji-bijian yang terbawa oleh hempasan angin
2).
Aliran air
misalnya
tumbuhan atau biji-bijian yang terbawa oleh aliran sungai
3).
Lahan
misalnya
adanya gerakan spesies di daratan
4).
Manusia
misalnya
flora dan fauna yang dipindah oleh manusia
- c.
Hambatan
1).
Geografis
Kondisi
geografi yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna terutama adalah
bentang alam yang berupa samudra, padang pasir, sungai dan pegunungan.
2).
Biologis
Faktor
yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna secara biologis antara lain
habitat yang tidak sesuai dan tidak cocok lagi untuk kelangsungan hidup, tidak
adanya persediaan makanan atau predator.
3).
Tanah ( Edafik)
Kondisi
tanah yang dapat menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna antara lain,
ketersediaan ibbon hara, udara dan air
- 3.
Persebaran flora dan fauna di dunia
Menurut
Alfred Russel Wallace persebaran fauna di dunia dikelompokkan menjadi enam
wilayah, yaitu :
- a.
Wilayah Neartik
Meliputi
seluruh wilayah Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang
rumput dan bagian utara merupakan hutan ibbon seluruh Greenland, sedangkan
hewannya berupa antilop, tupai dari Amerika Utara,bison, kalkun dan karibu
b.
Wilayah Neotropik
Meliputi
Mexico bagian selatan dan tengah serta Amerika Selatan, hewan-hewannya berupa
kukang, armadillo, kuda, tapir, siamang dll
c.
Wilayah Australis
Meliputi
Selandia Baru, Irian, Maluku dan pulau-pulau di sekitarnya. Hewannya
terdiri atas kanguru, trenggiling, koala, cendrawasih, kura-kura, berbagai
macam burung dll.
- d.
Wilayah Oriental
Meliputi
wilayah Benua Asia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sri Langka dan
Filipina, banyak terdapat hutan hujan tropis dan beraneka macam flora dan
fauna, hewan-hewannya berupa harimau, gajah, ibbon,orang utan dan badak bercula
satu.
- e.
Wilayah Paleartik
Meliputi
seluruh Eropa, Afganistan, Himalaya,Afrika, Inggris dan Jepang, hewannya
terdiri atas bison, kucing kutub, menjangan kutub, landak
- f.
Wilayah Etiopian
- Meliputi
seluruh benua Afrika, Madagaskar dan wilayah Arab bagian selatan, banyak
terdapat gurun yang menjadi pembatas wilayah satu dg lainnya, sehingga
jenis binatangnya berbeda yang terdiri atas Gorilla, Simpanze, antelop,
burung unta, zebra, kuda nil dan jerapah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Antroposfer
diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada
permukaan bumi. Lapisan
antroposfer ini lebih tipis dibanding lapisan biosfer
Tidak semua tempat di bumi dapat
ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas
56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya
71 persen merupakan perairan. Total luas daratan 29 persen yang dapat
ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub,
20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen
lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk
hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer,
dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan
bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya
alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal
ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya.
B.
Saran
Diharapkan kepada semua mahasiswa agar
menguasai semua materi yang berhubungan dengan geomorfologi, khususnya dalam dalam
hal ini pembahasan materi klasifikasi bentuk lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar