BAB I
PENDAHULUAN
Banjir
merupakan permasalahan umum terjadi di sebagian wilayah Indonesia, terutama di
daerah padat penduduk misalnya kawasan perkotaan. Oleh karena itu, kerugian
yang ditimbulkannya besar baik dari segi materi maupun kerugian jiwa, maka
sudah layaknya permasalahan banjir perlu mendapatkan perhatian yang serius dan
merupakan permasalahan kita semua.
Di
banyak daerah yang gersang didunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air.
Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang
diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut
banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir di daerah permukaan rendah yang
terjadi akibat hujan yang terus menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir
bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut
berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diresap lagi. Air yang
tergenang lalu berkumpul di daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan
cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda benda yang di
lewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir ada dua peristiwa:
1.
Peristiwa banjir/genangan yang terjadi
pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir.
2.
Peristiwa banjir terjadi karena limpasan
air banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur
sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada.
Peristiwa
banjir sendiri tidak menjadi permasalahan, apabila tidak mengganggu terhadap
aktivitas atau kepentingan manusia dan permasalahan ini timbul settelah manusia
melakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Maka perlu adanya pengaturan
daerah dataran banjir, untuk mengurangi kerugian akibat banjir (flood
plain management).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.Pengarahan banjir Uni Eropa
mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang
biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga
dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan
sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah
sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang
terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia
seperti desa, kota, dan permukiman lain..
Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.
Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap
dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta
perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
B.
Jenis dan Penyebabnya
1. Jenis-jenis
Banjir:
a.
Banjir
Sungai yang disebabkan oleh air sungai yang meluap.
b.
Banjir
danau yang disebabkan oleh air pada danau yang meluap.
c.
Banjir
bandang banjir di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun secara terus
menerus dan munculnya secara tiba-tiba.
d.
Banjir
laut pasang terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi seperti
tsunami.
2. Faktor-faktor
penyebab terjadinya banjir
a. Penebangan hutan secara liar tanpa
disertai reboisasi.
b. Pendangkalan sungai.
c. Membuang sampah sembarangan, di aliran
sungai ataupun di jalan.
d. Pembuatan saluran air, got,
gorong-gorong yang tidak sesuai dengan syarat-syarat.
e. Pembuatan tanggul, setu, danau yang
kurang baik.
f. Bencana dari alam seperti hujan
deras secara terus menerus, gempa bumi di laut yang menyebabkan tsunami dan
lain sebagainya.
g. Kurangnya lahan hijau dan terbuka di
daerah rendah dan padat penduduk untuk penyerapan air
Banyak factor menjadi penyebbab
terjadinya banjir. Namun secara umum, penyebab terjadinya dapat di
klasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab
alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia.
Yang
termasuk sebab-sebab alami di antaranya adalah:
a. Curah hujan
Pada
musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakbatkan banji di sungai dan
bilamana melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan.
b. Pengaruh fisiografi
Fisiografi
atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan Daerah Aliran
Sungai, kemiringan sungai, geometric hidrolik (bentuk penampang sepeti lebar,
kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dan
lain-lain. Merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
c. Erosi dan sedimentasi
Erosi
di DAS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang sungai. Besarnya
sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan
banjir di sungai.
d. Kapasitas sungai
Pengurangan
kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh pengendapan berasal
dari DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu
karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak
tepat.
e. Kapasitas drainase yang tidak
memadai
Hampir
semua kota-kota Indonesia mempunyai drainase daerah genangan yang tidak
memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi langganan banjir di musim
hujan.
f. Pengaruh air pasang
Air pasang
laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air
pasang yang tinggi maka tinggi genangan banjir menjadi besar karena terjadi
aliran balik (back water).
Yang termasuk sebab-sebab banjir karena tindakan manusia
adalah:
a. Perubahan kondisi DAS
Perubahan
DAS seperti pengindulan hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan
kota, dan perusahaan kota, dan perubahan tata guna lahan lainnya dapat
memperburuk masalah banjir karena meningkatnya aliran banjir.
b. Kawasan kumuh
Perumahan
kumuh yang terdapat sepanjang sungai, dapat merupakan penghambat aliran.
Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai banjir daerah perkotaan.
c. Sampah
Pembuangan
sampah dialur sungai dapat meninggikan muka air banjir karena menghalangi
aliran.
d. Drainase lahan
Drainase
perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantuan banjir akan mengurangi
kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.
e. Bendung dan bangunan air
Bending
dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat meningkatkan elevasi muka air
banjir karena efek aliran balik (back water)
f. Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pemeliharaan
yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga menimbulkan
kuantitas banjir.
g. Perencanaan system pengendalian
banjir tidak tepat
Beberapa
system pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan akibat banjir
kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan selama
banjir-banjir besar.
C.
Dampak Negative dan Positif Banjir
1.
Dampak
Negativ
a. Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur,
termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan
kanal.
b. Dampak sekunder
·
Persediaan
air dan Kontaminasi air sehingga Air minum bersih mulai langka.
·
Penyakit
- Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
·
Pertanian
dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.Namun,
dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi
menambah mineral tanah setempat.
·
Pepohonan'
- Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
·
Transportasi
- Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang
orang yang membutuhkan.
c. Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah
wisatawan, biaya pembangunan kembali, dan kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan
harga, dan lain-lain.
2.
Dampak Positif
Ada berbagai dampak negatif banjir
terhadap permukiman manusia dan aktivitas ekonomi. Namun, banjir (khususnya
banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi
kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air
banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah
hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran
penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor
utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir
menambahkan banyak sekali nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan
industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan
dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak
nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari
habitat baru. Selain itu, burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan
yang meledak setelah banjir surut.
D.
Pengendalian Banjir
Pengendalian banjir pada dasarnya
dpat dilaukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan
secara keseluruhan dan dicari system paling optimal. Kegiatan pengendali banjir
menurut lokasi/daerah pengendaliannya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.
Bagian
atas. Yaitu dapat membangun dan pengendali banjir yang dapat memperlambat waktu
tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir, pembuatan waduk lapangan yang
dapat merubah pola hidrograf banjir dan penghijauan di DAS.
b.
Bagian
hilir. Yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul. Sudetan pada
alur kritis, pembuatan alur pengendali banjir atau flood way, pemanfaatan
daerah genangan untuk retardin basin dan sebagainya.
Akan tetapi menurut teknis
penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Pengandalian
banjir secara teknis (metode struktur)
Ø Bendungan
Ø Kolam penampungan (retention basin)
Ø Tanggul penahan banjir
Ø Saluran by pass
Ø System pengerukan/normalisasi alur
sungai
Ø System drainase khusus
b.
Pengendalian
banjir secara non-teknis (metode non-struktur)
Ø Penelolaan DAS
Ø Pengendalian pemanfaatan daerah
genangan
Ø Bangunan tahan banjir
Ø Peramalan dan peringatan bahaya
banjir/gawat banjir
Ø Panen air hujan (sumur resapan dari
hulu nhingga hilir).
E.
Persebaran Banjir
1.
Di Dunia
Di berbagai negara di seluruh dunia,
sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, bund, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan
darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir
pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan
pantai, seperti tembok laut, pengembalian
pantai, dan pulau penghalang.
·
Eropa
Mengingat penderitaan dan kehancuran
yang diakibatkan Banjir Besar
Paris 1910, pemerintah Perancis
membangun serangkaian waduk bernama Les Grands Lacs de Seine (atau Danau-Danau
Besar) yang membantu mengurangi tekanan dari Sungai Seine ketika terjadi banjir, khususnya banjir rutin pada musim
dingin.[7]
London terlindungi dari banjir laut oleh Thames Barrier, sebuah perintang mekanis besar melintasi Sungai Thames yang dinaikkan ketika permukaan air laut mencapai
ketinggian tertentu.
Venesia memiliki perintang sejenis, namun kota ini sudah tidak
mampu menangani pasang laut yang sangat tinggi; sistem tanggul baru sedang
dibangun. Pertahanan banjir London dan Venesia dapat dianggap tidak berguna
jika permukaan laut terus naik.
Sungai Adige di Italia Utara memiliki kanal bawah tanah yang
memungkinkan sebagian alirannya dialihkan ke Danau Garda (di daerah aliran sungai Po) untuk mengurangi risiko banjir muara. Kanal bawah tanah
ini digunakan dua kali, pada 1966 dan 2000.
Sungai Berounka, Republik Ceko, menumpahkan aliran sungainya dalam banjir Eropa 2002 dan merendam rumah-rumah di desa Hlásná Třebaň, Distrik Beroun.
Pertahanan
banjir terbesar dan tercanggih
di dunia dapat ditemukan di Belanda yang disebut Delta Works dengan bendungan Oosterschelde yang menjadi pencapaian terbesar dalam pembangunan
sistem pengendalian banjir ini. Sistem ini dibangun sebagai tanggapan terhadap banjir Laut
Utara 1953 di bagian barat daya
Belanda. Belanda telah membangun salah satu bendungan terbesar di dunia di
utara negara ini, yaitu Afsluitdijk (ditutup tahun 1932).
Komplek
Fasilitas Pencegahan Banjir Saint Petersburg di Rusia selesai dibangun tahun
2008 untuk melindungi Saint Petersburg dari banjir badai. Komplek ini juga memiliki fungsi lalu lintas, yaitu
melengkapi jalan lingkar yang
mengelilingi kota ini. Sebelas bendungan membentang sepanjang 25,4 kilometer
dan berdiri delapan meter di atas permukaan laut.
Di Austria, banjir selama 150 tahun dikendalikan melalui berbagai
tindakan sesuai regulasi Danube
Wina, termasuk pengerukan
sungai utama Danube pada 1870–75 dan pembentukan Danube Baru pada 1972–1988. Pengelolaan risiko banjir di Irlandia Utara dilakukan
oleh Rivers Agency.
·
Amerika Utara
Puing-puing dan
erosi tepi sungai yang tersisa setelah Banjir Sungai Red 2009 di Winnipeg, Manitoba.
Sistem pertahanan banjir dapat ditemukan di provinsi Manitoba, Kanada. Sungai Red mengalir ke utara dari Amerika Serikat, melintasi kota Winnipeg (sungai ini kemudian bertemu dengan Sungai
Assinibone) menuju Danau Winnipeg. Sebagaimana semua sungai yang mengalir ke utara di zona
sedang belahan Bumi utara, pencairan salju di bagian selatan dapat
mengakibatkan permukaan sungai naik sebelum bagian utara mencair sepenuhnya.
Ini dapat menyebabkan banjir bandang, seperti yang terjadi di Winnipeg selama musim semi 1950. Untuk melindungi kota ini dari banjir masa depan,
pemerintah Manitoba melakukan pembangunan sistem pengalihan sungai, tanggul,
dan jalur banjir massal (termasuk Red River
Floodway dan Portage
Diversion). Sistem ini melindungi
Winnipeg dari banjir 1997 yang merendam banyak permukiman di hulu Winnipeg,
termasuk Grand Forks,
North Dakota dan Ste. Agathe,
Manitoba. Sistem ini juga
melindungi Winnipeg dari banjir 2009.
Di AS, 35% Wilayah
Metropolitan New Orleans yang
berada di bawah permukaan laut dilindungi oleh bendungan dan pintu banjir sepanjang ratusan mil. Sistem ini gagal sepenuhnya di
beberapa bagian ketika Badai Katrina menerjang kota dan bagian timur wilayah metropolitan.
Akibatnya sekitar 50% wilayah metropolitan terendam, mulai dari beberapa
sentimeter hingga 8,2 meter (beberapa inci hingga 27 kaki) di permukiman
pesisir. Dalam upaya pencegahan banjir, pemerintah federal Amerika Serikat
menawarkan pembelian properti rawan banjir di Amerika Serikat untuk mencegah
bencana terulang setelah banjir 1993 di seluruh Midwest. Beberapa permukiman
menerima tawaran ini dan pemerintah federal bekerjasama dengan pemerintah
negara bagian membeli 25.000 properti yang diubah menjadi lahan basah. Lahan basah ini berperan sebagai penyerap air ketika
badai terjadi dan pada 1995, banjir terjadi dan pemerintah tidak perlu
mengerahkan sumber daya di daerah-daerah tersebut.
·
Asia
Di India, Bangladesh dan Cina
(tepatnya di kawasan Kanal Besar Cina), daerah pengalihan banjir adalah kawasan pedesaan yang sengaja
ditenggelamkan ketika keadaan darurat untuk melindungi wilayah perkotaan.Banyak pihak mengatakan bahwa kehilangan vegetasi (deforestasi) akan mendorong peningkatan risiko. Dengan hutan alami
yang mencegah banjir, durasi banjir akan berkurang. Mengurangi tingkat
penebangan hutan akan mengurangi pula insiden dan tingkat keparahan banjir.
· Afrika
Di Mesir, Bendungan Aswan (1902) dan Bendungan Tinggi
Aswan (1976) telah
mengendalikan berbagai banjir di sepanjang Sungai Nil.
2.
Di Indonesia
Jumlah
kasus sangat terkonsentrasi di daerah Jawa. Berikut beberapa kejadian banjir
yang terjadi di Jawa
·
Banjir
Jakarta. Sebagian besar telah surut. TRC BNPB masih melakukan pemantauan.
Dampak susulan dilaporkan adanya 611 warga Jakarta Selatan yang tinggal di
wilayah banjir terserang penyakit seperti batuk, diare dan gatal-gatal.
Terparah di Pesanggrahan (248 orang), di Kecamatan Pasar Minggu (210 orang).
·
Banjir di dua Kecamatan di Kab Sukabumi, Jabar,
yaitu di Desa Kebon Manggu, Kecamatan Gunung Guruh dan di Desa Bojong,
Kecamatan Cikembar pada Jumat (6/4/2012). Tinggi banjir mencapai 1 meter dan
puluhan rumah. Tidak ada korban jiwa. Banjir disebabkan drainase yang buruk.
·
Debit air sungai Bengawan Solo di Kabupaten
Bojonegoro, Jatim, dalam status siaga satu banjir sejak, Jumat (6/4/2012) dini
hari. Peningkatan debit akibat derasnya kiriman dari hulu sungai. Termasuk,
adanya banjir di wilayah Kabupaten Ngawi, Jatim, akibat meluapnya Bengawan
Madiun dan banjir di Kabupaten Klaten, Jateng dengan meluapnya Kali Dengkeng.
Warga di sepanjang Bengawan Solo diimbau untuk waspada.
·
Banjir merendam rumah milik 29 keluarga di dua
dusun di Desa Jatirejo Kecamatan Giritontro, Wonogiri Jateng pada Jumat
(6/4/2012). Di Wonogiri juga dilaporkan di Kecamatan Manyaran terjadi
puting beliung menyebabkan 4 rumah roboh, sedangkan di Kecamatan Kismantoro,
tiga rumah warga rusak karena bencana tanah longsor. Tidak ada korban jiwa.
·
Sejumlah
desa di kawasan Bandung Selatan, Bandung, Jawa Barat, tergenang banjir pada
Jumat (6/4/2012) Banjir tersebut juga menyebabkan sejumlah jalan di Baleendah
dan Banjaran terputus karena terendam banjir setinggi setengah meter.
3.
Di Sulawesi Selatan
E.
Mitigasi
Bencana Banjir
Sebelum
mengetahui apa saja mitigasi terhadap banjir, kita harus terlebih dahulu
mengetahui definisi dari banjir itu sendiri. Apa yang dimaksud dengan
banjir? Banjir adalah aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air
normal sehingga melimpas dari palung sungai yang menyebabkan ada genangan di
sisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan
melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air. Dalam cakupan
pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke
laut. Dalam siklus hidrologi kita juga dapat melihat bahwa volume air yang
mengalir di permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Mitigasi terhadap banjir dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tindakan sebelum , sesaat dan sesudah banjir.
1.
Tindakan Sebelum Terjadi Banjir
Ada beberapa
hal yang harus kita lakukan sebelum terjadinya bencana banjir sebagai tahap kesiap-siagaan , diantaranya :
a.
Melatih diri dan anggota keluarga
hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir.
b.
Mendiskusikan dengan semua anggota
keluarga tempat di mana anggota keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
c.
Mempersiapkan tas siaga bencana yang
berisi keperluan yang dibutuhkan seperti: Makanan kering seperti biskuit, air
minum, kotak kecil berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai
cadangan, Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan,
surat berharga, fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta
nomor-nomor telepon penting.
d.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko banjir:
e.
Buat sumur resapan bila memungkinkan.
f.
Tanam lebih banyak pohon besar.
g.
Membentuk kelompok masyarakat
pengendali banjir.
h.
Membangun atau menetapkan lokasi dan
jalur evakuasi bila terjadi banjir.
i.
Membangun sistem peringatan dini
banjir.
j.
Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
k.
Memindahkan tempat hunian ke daerah
bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika
memungkinkan.
l.
Mendukung upaya pembuatan kanal atau
saluran dan bangunan.
m.
Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
n.
Bekerjasama dengan masyarakat di luar
daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.
2.
Tindakan Saat Terjadi Banjir
Saat terjadinya banjir, ada beberapa
hal yang perlu kita waspadai/perhatikan , yaitu :
a.
Jangan panik.
b.
Pada saat terjadi bencana banjir, warga
yang berada di daerah rawan bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca,
bila hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati-
hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
c.
Pada saat dan setelah bencana terjadi,
berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang
terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya
dicurahkan untuk evakuasi korban.
d.
Ketika melihat air datang, Jauhi
secepat mungkin daerah banjir. segera selamatkan diri dengan berlari secepat
mungkin menuju tempat yang tinggi.
e.
Apabila kamu terjebak dalam rumah atau
bangunan, raih benda yang bisa mengapung sebisanya.
f.
Dengarkan jika ada informasi darurat
tentang banjir.
g.
Hati-hati dengan listrik. Matikan
peralatan listrik/sumber listrik.
h.
Selamatkan barang-barang berharga dan
dokumen penting sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
i.
Pantau kondisi ketinggian air setiap
saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
j.
Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan
dapur umum.
k.
Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
l.
Mengusulkan untuk mendirikan pos
kesehatan.
m.
Menggunakan air bersih dengan efisien.
3.
Tindakan Sesudah Terjadi Banjir
Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan sesudah terjadi bencana banjir ,antara lain:
a.
Pemberian bantuan misalnya tempat
perlindungan darurat bagi mereka yang kehilangan tempat tinggalnya.
b.
Membersihkan tempat tinggal dan
lingkungan rumah.
c.
Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
d.
Terlibat dalam perbaikan jamban dan
saluran pembuangan air limbah (SPAL).
e.
Pemberian bantuan yang meliputi
kesehatan lingkungan, dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta
distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.
f.
Menjaga agar sistem pembuangan limbah
dan air kotor agar tetap bekerjapada saat terjadi banjir.
g.
Menjauhi kabel atau instalasi listrik
lainnya.
h.
Menghindari memasuki wilayah yang rusak
kecuali dinyatakan aman misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
i.
Memeriksa dan menolong diri sendiri
kemudian menolong orang di dekat kamu yang memerlukan bantuan.
j.
Mencari anggota keluarga.
k.
Jika keadaan sudah aman, masuk rumah
dengan hati-hati, jangan menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
l.
Membersihkan lumpur
m.
Periksa persediaan makanan dan air
minum. Jangan minum air dari sumur terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan
yang telah terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.
Dalam siklus hidrologi kita juga
dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi dominan
ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar