Translate

Kamis, 03 Desember 2015

GEOLOGI TATA LINGKUNGAN ( BANJIR )

BAB I
PENDAHULUAN


Banjir merupakan permasalahan umum terjadi di sebagian wilayah Indonesia, terutama di daerah padat penduduk misalnya kawasan perkotaan. Oleh karena itu, kerugian yang ditimbulkannya besar baik dari segi materi maupun kerugian jiwa, maka sudah layaknya permasalahan banjir perlu mendapatkan perhatian yang serius dan merupakan permasalahan kita semua.
Di banyak daerah yang gersang didunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir di daerah permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang terus menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diresap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda benda yang di lewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir ada dua peristiwa:
1.      Peristiwa banjir/genangan yang terjadi pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir.
2.      Peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada.
Peristiwa banjir sendiri tidak menjadi permasalahan, apabila tidak mengganggu terhadap aktivitas atau kepentingan manusia dan permasalahan ini timbul settelah manusia melakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Maka perlu adanya pengaturan daerah dataran banjir, untuk mengurangi kerugian akibat banjir (flood plain management)






BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain..
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

B.       Jenis dan Penyebabnya
1.  Jenis-jenis Banjir:
a.     Banjir Sungai yang disebabkan oleh air sungai yang meluap.
b.     Banjir danau yang disebabkan oleh air pada danau yang meluap.
c.      Banjir bandang banjir di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun secara terus menerus dan munculnya secara tiba-tiba.
d.     Banjir laut pasang terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi seperti tsunami.
2.     Faktor-faktor penyebab terjadinya banjir
a.       Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi.
b.      Pendangkalan sungai.
c.       Membuang sampah sembarangan, di aliran sungai ataupun di jalan.
d.      Pembuatan saluran air, got, gorong-gorong yang tidak sesuai dengan syarat-syarat.
e.       Pembuatan tanggul, setu, danau yang kurang baik.
f.       Bencana dari alam seperti hujan deras secara terus menerus, gempa bumi di laut yang menyebabkan tsunami dan lain sebagainya.
g.      Kurangnya lahan hijau dan terbuka di daerah rendah dan padat penduduk untuk penyerapan air
Banyak factor menjadi penyebbab terjadinya banjir. Namun secara umum, penyebab terjadinya dapat di klasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia.
            Yang termasuk sebab-sebab alami di antaranya adalah:
a.       Curah hujan
Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakbatkan banji di sungai dan bilamana melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan.
b.      Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan Daerah Aliran Sungai, kemiringan sungai, geometric hidrolik (bentuk penampang sepeti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dan lain-lain. Merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
c.       Erosi dan sedimentasi
Erosi di DAS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang sungai. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan banjir di sungai.
d.      Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh pengendapan berasal dari DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
e.       Kapasitas drainase yang tidak memadai
Hampir semua kota-kota Indonesia mempunyai drainase daerah genangan yang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi langganan banjir di musim hujan.
f.       Pengaruh air pasang
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik (back water).
Yang termasuk sebab-sebab banjir karena tindakan manusia adalah:
a.       Perubahan kondisi DAS
Perubahan DAS seperti pengindulan hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan kota, dan perusahaan kota, dan perubahan tata guna lahan lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena meningkatnya aliran banjir.
b.      Kawasan kumuh
Perumahan kumuh yang terdapat sepanjang sungai, dapat merupakan penghambat aliran. Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai banjir daerah perkotaan.
c.       Sampah
Pembuangan sampah dialur sungai dapat meninggikan muka air banjir karena menghalangi aliran.
d.      Drainase lahan
Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantuan banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.
e.       Bendung dan bangunan air
Bending dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat meningkatkan elevasi muka air banjir karena efek aliran balik (back water)
f.       Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga menimbulkan kuantitas banjir.
g.      Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat
Beberapa system pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan selama banjir-banjir besar.
C.      Dampak  Negative dan Positif Banjir
1.    Dampak Negativ
a.   Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
b.    Dampak sekunder
·         Persediaan air dan Kontaminasi air sehingga Air minum bersih mulai langka.
·         Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
·         Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
·         Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
·         Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang
orang yang membutuhkan.
c.    Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali, dan  kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dan lain-lain.
2.    Dampak Positif
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas ekonomi. Namun, banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak sekali nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk berenang mencari habitat baru. Selain itu, burung juga mendapatkan manfaat dari produksi pangan yang meledak setelah banjir surut.


D.      Pengendalian Banjir
Pengendalian banjir pada dasarnya dpat dilaukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari system paling optimal. Kegiatan pengendali banjir menurut lokasi/daerah pengendaliannya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.       Bagian atas. Yaitu dapat membangun dan pengendali banjir yang dapat memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir, pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan penghijauan di DAS.
b.      Bagian hilir. Yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul. Sudetan pada alur kritis, pembuatan alur pengendali banjir atau flood way, pemanfaatan daerah genangan untuk retardin basin dan sebagainya.
Akan tetapi menurut teknis penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.       Pengandalian banjir secara teknis (metode struktur)
Ø  Bendungan
Ø  Kolam penampungan (retention basin)
Ø  Tanggul penahan banjir
Ø  Saluran by pass
Ø  System pengerukan/normalisasi alur sungai
Ø  System drainase khusus
b.      Pengendalian banjir secara non-teknis (metode non-struktur)
Ø  Penelolaan DAS
Ø  Pengendalian pemanfaatan daerah genangan
Ø  Bangunan tahan banjir
Ø  Peramalan dan peringatan bahaya banjir/gawat banjir
Ø  Panen air hujan (sumur resapan dari hulu nhingga hilir).
E.       Persebaran Banjir
1.    Di Dunia
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, bund, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai, dan pulau penghalang.
·      Eropa
Mengingat penderitaan dan kehancuran yang diakibatkan Banjir Besar Paris 1910, pemerintah Perancis membangun serangkaian waduk bernama Les Grands Lacs de Seine (atau Danau-Danau Besar) yang membantu mengurangi tekanan dari Sungai Seine ketika terjadi banjir, khususnya banjir rutin pada musim dingin.[7]
London terlindungi dari banjir laut oleh Thames Barrier, sebuah perintang mekanis besar melintasi Sungai Thames yang dinaikkan ketika permukaan air laut mencapai ketinggian tertentu.
Venesia memiliki perintang sejenis, namun kota ini sudah tidak mampu menangani pasang laut yang sangat tinggi; sistem tanggul baru sedang dibangun. Pertahanan banjir London dan Venesia dapat dianggap tidak berguna jika permukaan laut terus naik.
Sungai Adige di Italia Utara memiliki kanal bawah tanah yang memungkinkan sebagian alirannya dialihkan ke Danau Garda (di daerah aliran sungai Po) untuk mengurangi risiko banjir muara. Kanal bawah tanah ini digunakan dua kali, pada 1966 dan 2000.
Sungai Berounka, Republik Ceko, menumpahkan aliran sungainya dalam banjir Eropa 2002 dan merendam rumah-rumah di desa Hlásná Třebaň, Distrik Beroun.

Pertahanan banjir terbesar dan tercanggih di dunia dapat ditemukan di Belanda yang disebut Delta Works dengan bendungan Oosterschelde yang menjadi pencapaian terbesar dalam pembangunan sistem pengendalian banjir ini. Sistem ini dibangun sebagai tanggapan terhadap banjir Laut Utara 1953 di bagian barat daya Belanda. Belanda telah membangun salah satu bendungan terbesar di dunia di utara negara ini, yaitu Afsluitdijk (ditutup tahun 1932).
Komplek Fasilitas Pencegahan Banjir Saint Petersburg di Rusia selesai dibangun tahun 2008 untuk melindungi Saint Petersburg dari banjir badai. Komplek ini juga memiliki fungsi lalu lintas, yaitu melengkapi jalan lingkar yang mengelilingi kota ini. Sebelas bendungan membentang sepanjang 25,4 kilometer dan berdiri delapan meter di atas permukaan laut.
Di Austria, banjir selama 150 tahun dikendalikan melalui berbagai tindakan sesuai regulasi Danube Wina, termasuk pengerukan sungai utama Danube pada 1870–75 dan pembentukan Danube Baru pada 1972–1988. Pengelolaan risiko banjir di Irlandia Utara dilakukan oleh Rivers Agency.
·      Amerika Utara
Puing-puing dan erosi tepi sungai yang tersisa setelah Banjir Sungai Red 2009 di Winnipeg, Manitoba.
Banjir Pittsburgh 1936
Banjir dekat Snoqualmie, Washington, 2009.
Sistem pertahanan banjir dapat ditemukan di provinsi Manitoba, Kanada. Sungai Red mengalir ke utara dari Amerika Serikat, melintasi kota Winnipeg (sungai ini kemudian bertemu dengan Sungai Assinibone) menuju Danau Winnipeg. Sebagaimana semua sungai yang mengalir ke utara di zona sedang belahan Bumi utara, pencairan salju di bagian selatan dapat mengakibatkan permukaan sungai naik sebelum bagian utara mencair sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan banjir bandang, seperti yang terjadi di Winnipeg selama musim semi 1950. Untuk melindungi kota ini dari banjir masa depan, pemerintah Manitoba melakukan pembangunan sistem pengalihan sungai, tanggul, dan jalur banjir massal (termasuk Red River Floodway dan Portage Diversion). Sistem ini melindungi Winnipeg dari banjir 1997 yang merendam banyak permukiman di hulu Winnipeg, termasuk Grand Forks, North Dakota dan Ste. Agathe, Manitoba. Sistem ini juga melindungi Winnipeg dari banjir 2009.
Di AS, 35% Wilayah Metropolitan New Orleans yang berada di bawah permukaan laut dilindungi oleh bendungan dan pintu banjir sepanjang ratusan mil. Sistem ini gagal sepenuhnya di beberapa bagian ketika Badai Katrina menerjang kota dan bagian timur wilayah metropolitan. Akibatnya sekitar 50% wilayah metropolitan terendam, mulai dari beberapa sentimeter hingga 8,2 meter (beberapa inci hingga 27 kaki) di permukiman pesisir. Dalam upaya pencegahan banjir, pemerintah federal Amerika Serikat menawarkan pembelian properti rawan banjir di Amerika Serikat untuk mencegah bencana terulang setelah banjir 1993 di seluruh Midwest. Beberapa permukiman menerima tawaran ini dan pemerintah federal bekerjasama dengan pemerintah negara bagian membeli 25.000 properti yang diubah menjadi lahan basah. Lahan basah ini berperan sebagai penyerap air ketika badai terjadi dan pada 1995, banjir terjadi dan pemerintah tidak perlu mengerahkan sumber daya di daerah-daerah tersebut.
·      Asia
Banjir Bangladesh 2009

Di India, Bangladesh dan Cina (tepatnya di kawasan Kanal Besar Cina), daerah pengalihan banjir adalah kawasan pedesaan yang sengaja ditenggelamkan ketika keadaan darurat untuk melindungi wilayah perkotaan.Banyak pihak mengatakan bahwa kehilangan vegetasi (deforestasi) akan mendorong peningkatan risiko. Dengan hutan alami yang mencegah banjir, durasi banjir akan berkurang. Mengurangi tingkat penebangan hutan akan mengurangi pula insiden dan tingkat keparahan banjir.
·      Afrika
Di Mesir, Bendungan Aswan (1902) dan Bendungan Tinggi Aswan (1976) telah mengendalikan berbagai banjir di sepanjang Sungai Nil.














2.    Di Indonesia
Contoh Kasus Banjir di beberapa daerah di Indonesia
Jumlah kasus sangat terkonsentrasi di daerah Jawa. Berikut beberapa kejadian banjir yang terjadi di Jawa
·         Banjir Jakarta. Sebagian besar telah surut. TRC BNPB masih melakukan pemantauan. Dampak susulan dilaporkan adanya 611 warga Jakarta Selatan yang tinggal di wilayah banjir terserang penyakit seperti batuk, diare dan gatal-gatal. Terparah di Pesanggrahan (248 orang), di Kecamatan Pasar Minggu (210 orang).
·         Banjir di dua Kecamatan di Kab Sukabumi, Jabar, yaitu di Desa Kebon Manggu, Kecamatan Gunung Guruh dan di Desa Bojong, Kecamatan Cikembar pada Jumat (6/4/2012). Tinggi banjir mencapai 1 meter dan puluhan rumah. Tidak ada korban jiwa. Banjir disebabkan drainase yang buruk. 
·         Debit air sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dalam status siaga satu banjir sejak, Jumat (6/4/2012) dini hari. Peningkatan debit akibat derasnya kiriman dari hulu sungai. Termasuk, adanya banjir di wilayah Kabupaten Ngawi, Jatim, akibat meluapnya Bengawan Madiun dan banjir di Kabupaten Klaten, Jateng dengan meluapnya Kali Dengkeng. Warga di sepanjang Bengawan Solo diimbau untuk waspada.
·         Banjir merendam rumah milik 29 keluarga di dua dusun di Desa Jatirejo Kecamatan Giritontro, Wonogiri Jateng pada Jumat (6/4/2012). Di Wonogiri juga dilaporkan di  Kecamatan Manyaran terjadi puting beliung menyebabkan 4 rumah roboh, sedangkan di Kecamatan Kismantoro, tiga rumah warga rusak karena bencana tanah longsor. Tidak ada korban jiwa.
·         Sejumlah desa di kawasan Bandung Selatan, Bandung, Jawa Barat, tergenang banjir pada Jumat (6/4/2012) Banjir tersebut juga menyebabkan sejumlah jalan di Baleendah dan Banjaran terputus karena terendam banjir setinggi setengah meter.

3.    Di Sulawesi Selatan


E.       Mitigasi Bencana Banjir

Sebelum mengetahui apa saja mitigasi terhadap banjir, kita harus terlebih dahulu mengetahui definisi dari banjir itu sendiri. Apa yang dimaksud dengan banjir? Banjir adalah aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai yang menyebabkan ada genangan di sisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran air. Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita juga dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi  dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Mitigasi terhadap banjir dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tindakan sebelum , sesaat dan sesudah banjir.
1.    Tindakan Sebelum Terjadi Banjir
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebelum terjadinya bencana banjir sebagai tahap kesiap-siagaan , diantaranya :
a.       Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir.
b.      Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
c.       Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor telepon penting.
d.      Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
e.       Buat sumur resapan bila memungkinkan.
f.       Tanam lebih banyak pohon besar.
g.      Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
h.      Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
i.        Membangun sistem peringatan dini banjir.
j.         Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
k.      Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
l.        Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
m.     Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
n.      Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.

2.    Tindakan Saat Terjadi Banjir
Saat terjadinya banjir, ada beberapa hal yang perlu kita waspadai/perhatikan , yaitu :
a.       Jangan panik.
b.      Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
c.       Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.
d.      Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.
e.       Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung sebisanya.
f.       Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
g.      Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
h.      Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
i.        Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
j.        Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
k.      Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
l.        Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
m.    Menggunakan air bersih dengan efisien.

3.    Tindakan Sesudah Terjadi Banjir
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sesudah terjadi bencana banjir ,antara lain:
a.       Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi mereka yang kehilangan tempat tinggalnya.
b.      Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
c.       Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
d.      Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
e.       Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.
f.       Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap bekerjapada saat terjadi banjir.
g.      Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
h.      Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
i.        Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat kamu yang  memerlukan bantuan.
j.        Mencari anggota keluarga.
k.      Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
l.        Membersihkan lumpur
m.    Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.

Dalam siklus hidrologi kita juga dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi  dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar