1.
Pengertian Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak
sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah
dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia
dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan,
perkebunan
dan perladangan, kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang
digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang
jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi
alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur
akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan
yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik
konservasi ladang dan penanaman pohon.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian
yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi
yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat
menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan
kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim,
termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang
suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi
termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn
lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di
lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area
dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau
badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau
silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi,
begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan
permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan
dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah,
limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi
permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah
bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap
erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan
tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh
lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan
meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan
bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang
lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di
permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah.
kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika
diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan
jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad
kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan
derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara
signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk
menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible
( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase
alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.
2.
Penyebab-Penyebab Erosi
- Kemiringan lereng
Kemiringan
lereng adalah faktor penting dalam erosi tanah. Lebih curam kemiringannya,
lebih tinggi kemungkinan terjadi erosi. Faktor ini memiliki peran penting dalam
erosi air, erosi glasial, dan erosi gravitasi.
- Karakteristik Tanah
Kerentanan
tanah terhadap erosi juga bergantung pada karakteristik fisik dan kimiawi tanah
tersebut. Jenis tanah berbeda memiliki karakteristik yang berbeda juga.
Tekstur, struktur, kemampuan retensi air, dll memiliki peran penting dalam
menentukan apakah tanah rentan terhadap erosi. Faktor ini berpengaruh pada
semua jenis erosi yang telah disebutkan diatas.
- Aliran air
Siklus
hidrologi terutama aliran di permukaan dan aliran bawah tanah memainkan peran
penting dalam erosi tanah. Variasi dalam kecepatan dan jenis aliran
mempengaruhi gradien erosi tanah. Faktor ini mempengaruhi erosi air dan
terkadang erosi glasial.
- Iklim
Iklim
menentukan tingkat curah hujan dan kecepatan angin. Curah hujan yang lebih
tinggi berarti meningkatnya aliran air di permukaan, meningkatnya aliran air
berarti daerah lebih rawan terhadap erosi. Demikian pula kecepatan angin yang
lebih tinggi menyebabkan daerah lebih rentan terhadap erosi. Faktor iklim
mempengaruhi erosi angin dan erosi air.
·
Tanaman Penutup Tanah
Tanaman
penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari
percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah.
Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk
memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.
·
Manusia
Manusia
dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi.
Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam
pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan
tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia
dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering
pada areal pertanian,dan lain-lain.
3.
Jenis-Jenis Erosi
Erosi ada beberapa
macam menurut proses terjadinya yaitu:
1.
Erosi Akibat gaya
Berat
Lereng
pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah
retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat. Erosi
ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan becana longsor.
2.
Erosi oleh Angin
Efek lain dari angin merupakan jika partikel keras yang
terbawa dan bertumbukan dengan benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi
yang disebut dengan abrasi. Pada gambar 6 dapat dilihat contoh erosi oleh angin
yang menyebabkan terjadinya bukit pasir di namibia, Afrika.
3.
Erosi oleh Air
Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa
sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang
mengalir kencang. Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah
karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada
tanah yang gundul.
Erosi yang
disebabkan oleh air yang mengalir dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai
dengan tingkatan kerusakannya, yang sebagai berikut ini :
1.
Erosi percik (splash erosion)
yaitu pengikisan yang terjadi oelh percikan air. Percikan tesebut berupa
partikel tanah yang kecil dan diendapkan disuatu tempat.
2.
Erosi lembar (sheet erosion) yaitu
proses pengikisan tanah yang tebalnya sama atau metara dengan suatu permukaan
tanah lainnya.
3.
Erosi alur (rill erosion) yaitu erosi
yang terjadi karena air yang mengalir berkumpul pada suatu cekungan, akibtanya
pada cekungan tersebut terjadi erosi yang lebih besar.
4.
Erosi parit (gully erosion) yaitu
kelanjutan dari erosi alur.
Erosi juga dapat terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai.
4.
Erosi oleh Es
Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel
batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran sungai. Sebenarnya es yang
bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan air. Misalnya glacier yang
terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke pori-pori batuan dan kemudian air
membeku menjadi es pada malam hari sehingga batuan menjadi retak dan pecah,
karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.
4.
Dampak Erosi
Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena
terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi
mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin.
Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah.
Dampak lain dari erosi merupakan sedimen dan poluton pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.
Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah.
Dampak lain dari erosi merupakan sedimen dan poluton pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.
Dan erosi juga dapat menyebabkan menipisnya lapisan
permukaan tanah
bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi
lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah
akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain
itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan
mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran
jalur pelayaran.
Erosi dipercepat dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain :
a. Hilangnya
lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan resapan air.
b. Merosotnya
peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang disertai dengan merosotnya
daya dukung serta kualitas lingkungan hidup.
c. Sungai, waduk,
dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal, sehingga daya
guna dan basil guna berkurang.
d. Secara tidak
langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis pada setiap musim penghujan
dan kekeringan pada musim kemarau.
e. Dapat
menghilangkan fungsi hidrologi tanah.
f. Terjadi
pemindahan tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsur-unsur hara, bahan-bahan organik serta sisa-sisa pestisida.
Erosi juga
dapat berpengaruh terhadap penurunan produksi tanah akibat :
1.
Pemiskinan
tanah/hilangnya tanah lapisan atas.
2.
Memburuknya
sifat fisik dan kimia tanah.
3.
Berkurangnya
aktivitas biologi tanah.
4.
Tertutupnya
tanah lapisan atas.
Erosi mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah yang
lebih asam (pH rendah), terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang
lebih tinggi menurunkan kandungan bahan organik (C) dan nitrogen (N),
unsur-unsur hara lebih rendah, dan terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.
Dengan terjadinya erosi ini maka menimbulkan
pelumpuran sistem irigasi disamping terjadinya pencemaran air dan berkurangnya
kapasitas waduk. Erosi tanah dan pelumpuran aliran sungai makin lama makin
bertambah, salah satu penyebabnya adalah penggundulan hutan di hulu sungai dan
tofografi/kemiringan tanah.
Selain itu, proses erosi juga memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan dari proses erosi ini dengan demikian harus kita lihat
dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh. Kita harus melihat bahwa
erosi menguntungkan, karena tanpa erosi maka sedimentasi tidak akan terjadi.
Tanpa erosi, maka tak kan ada sedimentasi, maka tidak akan ada lahan persawahan
dataran rendah yang subur. Tanpa erosi di darat, maka tak kan ada sedimentasi
di pantai atau laut dalam, maka tidak akan ada delta-delta atau endapan
laut yang darinya kita mendapatkan minyak dan gas bumi.
Dari sudut pandang sumberdaya mineral, erosi berarti dua hal:
a. Erosi
menyebar rahasia keberadaan mineral yang berada di dalam bumi sehingga dapat
diketahui melalui penyebaran material hasil erosi melalui alur-alur sungai.
Para ahli geokimia mencari endapan mineral salah satu caranya adalah
dengan cara melacak melalui endapan di aliran sungai.
b. Erosi dapat menyebabkan
endapan mineral yang terdapat jauh di dalam bumi tersingkap ke permukaan bumi
sehingga dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh manusia.
5.
Pencegahan Erosi
Erosi tidak dicegah
secara sempurna karena merupakan proses alam. Pencegahan erosi merupakan usaha
pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan
bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain :
1.
Pengolahan Tanah
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan
tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
2. Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat
tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi
air sungai.
3. Penghutanan Kembali
Yaitu
mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah
rusak di beberapa tempat.
4. Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang pinggir
pantai
5. Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang
ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin.
6.
pembuatan
teras pada lereng yang curam.
DAFTAR PUSTAKA
3.
http://www.solopos.com/2012/04/10/erosi-kali-dengkeng-pemkab-klaten-desak-bbwsbs-bangun-talut-177099
Tidak ada komentar:
Posting Komentar