Translate

Jumat, 15 Januari 2016

PETA LOKASI PRAKTEK LAPANG HANDASAH / ILMU UKUR TANAH


LAPORAN LENGKAP HANDASAH / ILMU UKUR TANAH


             Ilmu Ukur Tanah adalah bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan   Ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu :
a.maksud ilmiah  :   menentukan bentuk permukaan bumi;
b.maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.
Di dalam Ilmu Ukur Tanah yang dipelajari adalah maksud yang kedua yaitu maksud praktis, jadi maksud untuk membuat peta ataupun cara-cara pengukuran di bumi untuk berbagai keperluan seperti halnya pemetaan, penentuan posisi relatif dan sebagainya yang dilakukan pada daerah yang relatif sempit sehingga untuk kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan. Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.
Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan bidang perantara yang dipilih sedemikian, hingga pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan semudah-mudahnya.
Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa, maka dalam kurikulum tahun 2014 jurusan Geografi, menganjurkan mahasiswa semester V mengikuti mata kuliah Handasah dengan bobot  2 SKS yang dibarengi dengan praktikum lapang agar mahasiswa mampu mengetahui teori dan aplikasinya di lapangan
B.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah teknik-teknik pengukuran handasah?
2.      Apa sajakah alat-alat yang digunakan dalam pengukuran handasah dan bagaimana cara penggunaannya?
C.      Tujuan
Adapun tujuan yang perlu diketahu dalam laporan ini yaitu
1.      Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pengukuran handasah, mulai dari penggunaan  alat sampai dengan  penyusunan laporan akhir.
2.      Mengetahui dan memahami teknik pengukuran ilmu ukur tanah dengan metode sipat datar waterpass dan theodolite serta penggunaannya pada suatu daerah atau kawasan yang dijadikan lokasi pengukuran.
D.     Manfaat
1.      Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu ukur tanah dengan metode waterpass dan Theodolite baik secara teori maupun praktek dilapangan.
2.      Data dari laporan pengukuran ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan informasi bagi para pihak-pihak terkait yang membutuhkan data dan informasi Ilmu Ukur Tanah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


  1. Ilmu Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan (Basuki, S, 2006). Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara terestrial dan ektra terestrial. Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berpangkal di tanah. Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan wahana seperti pesawat terbang, pesawat ulang alik atau satelit. Menurut Wongsotjitro, (1980) arti melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara langsung, maksudnya hasil pengukuran dapat diketahui secara langsung. Alat yang digunakan dalam pengukuran secara langsung adalah adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer. Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit.
1.      Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran handasah
1.      Theodolite
Theodolite terbagi dari beberap bagian, diantaranya:
a.      Pesawat Theodolite
Gambar 1. Theodolit

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqXFMjxwnE7xa3hZ9WfhME_WMIcN2t404G-bCU4lB1O4UNAk2YNRBtKhRHjhoblTji-jONZ0kLT5glPN3XWZoSS3uOJoH17yldm9yUrFRfR-t0mc9IRbYqklpR1d0-tbZvJFHad13OaoDU/s1600/_south+et+02.jpg


b.      Statif
Gambar 2. Kaki Tiga
 


Statif atau kaki tiga berfungsi sebagai penyangga dari theodolit agar berada pada posisi yang rata 180 drajat.
c.       Mistar Baak
Gambar 3. Mistar Baak
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-I14Q4gvNlc0hKWT_2Lfh8kEXaBQGdHtUySw7_pnS09YzBuAEXc55x2QQfxuILcKbjbmBUNYkwSO38gwAg4CbuUTD9f8ZxAFNQfBfaGAKKbkOqTM-FOJdSeWZrdun6v_x8TebfLimPCo/s320/Bak+ukur.bmp

Baak ukur berguna untuk membantu menentukkan kurva atas, kurva tengah, dan kurva bawah.



2.      GPS ( Global Position System)
Gambar 4. GPS
 
http://i673.photobucket.com/albums/vv93/nomad_boy_8/Garminetrex.jpg

Untuk menetukan titik lokasi dan sebagainya
3.      Rool Meter
Roll Meter berfungsi untuk mengukur jarak antara dua titik objek yang akan di ukur. Dengan satuan metyer, centimeter, dan inchi.



4.      Kompas Bidik
http://lh5.ggpht.com/-s3Q0_3lVb04/ToMEx4K-ruI/AAAAAAAAAFY/_lL1PoPpUOA/kompas.jpg
2.      Cara Kerja
A.     Theodolith
Setting alat Theodolite
a.      letakkan pesawat diatas statif atau kaki tiga lalu diikat dengan baut yang ada pada statif.
b.      Setelah pesawat terikat dengan sempurna pada statif baru pesawat yang sudah terikat pada statif diangkat dan diletakkan diatas patok yang sudah ada pakunya.
c.       kemudian tancapkan salah satu kaki tripod sambil kedua tangan  memegang kedua kaki di tripod yang lainya, lalu lihat paku dibawah dengan bantuan centring, setelah paku terlihat baru kedua kaki yang kita pegang ditaruh pada tanah
d.      Setelah statif ditaruh semua dan patok serta pakunya sudah  kelihatan (walau tidak tepat) baru diinjak ketiga kaki di statip agar posisinya kuat menancap ditanah dan alat tidak mudah goyang.
e.      Setelah posisi statip kuat dan tidak goyang barulah dilihat paku lowat centring, apabila paku tidak tepat  maka kejar pakunya dengan menggunakan sekrup penyetel sambil melihat centring, karena dengan memutar sekrup penyetel. lingkaran petunjuk yang ada pada centring akan berubah dan arahkan lingkaran tersebut pada paku yang ada dipatok.
f.        Setelah itu barulah dilihat nivo kotak (bagian bawah). Apabila nivo kotaknya tidak ada ditengah maka posisi alat dalam keadaan miring. Untuk melihat dimana posisi alat yang lebih tinggi maka lihat gelembung
yang ada pada nivo kotak, apabila nivo kotaknya ada di Timur maka posisi alat tersebut lebih tinggi disebelah Timur maka kaki sebelah Timur dipendekkan atau yang sebelah Barat dinaikkan.
g.      Setelah posisi gelembung pada  nivo kotak ada ditengah maka alat sudah dalam keadaan waterpass, walau masih dalam  keadaan kasar.
h.      untuk menghaluskan agar posisinya lebih level maka gunakan nivo tabung
i.        cararanya : karena dibawah alat theodolit terdapat tiga sekrup penyetel maka sebut saja sekrup A, B, C.
·                     Pertama sejajarkan nivo tabung dengan kedua sekrup penyetel (bebas dan tidak terikat harus sekrup yang mana). Misalnya saja A dan B, setelah itu baru dilihat posisi gelembungnya. Apabila tidak ditengah maka posisi alat tersebut belum level maka harus ditengahkan dengan menggunakan sekrup A dan B.
·                     Setelah nivo tabung ada ditengah baru diputar 90° atau 270° dan nivo tabung ditengahkan dengan menggunakan sekrup yang C, setelah ditengah berarti posisi nivo tabung dan kotak sudah sempurna dan keduanya ada ditengah.
·                     Setelah itu baru dilihat centring apabila paku sudah tepat pada lingkaran kecil berarti alat tersebut sudah tepat diatas patok apabila belum tepat maka alat harus digeser dengan cara mengendorkan baut pengikat yang berada dibawah alat ukur. Setelah kendor geser alat tersebut agar tepat di atas paku tetapi jangan diputar, sebab kalau diputar posisi nivo pasti akan berubah banyak.
j.        Setelah posisi alat tepat diatas patok maka pengaturan nivo tabung diulangi seperti semula sehinga posisinya ditengah lagi, seperti pada waktu penyetelan pertama.
k.       Setelah selesai, tentukan titik acuan alat sebagai 0°00'00"(arah utara bumi dengan menggunakan kompas) dan juga tidak lupa untuk mengunci sekrup penggerak horizontal.
l.        Nyalakan layar dengan menggunakan tombol power.
m.    Kemudian setting sudut horizontal 0°00'00" dengan menekan tombol [0 SET] dua kali.
n.      Tampilkan pembacaan sudut vertical dengan menekan tombol [V/%]
·         Satu kali untuk mengetahui sudut vertical
·         Dua kali untuk mengetahui persentase kemiringan
Apabila di layar pada pembacaan sudut horizontal muncul huruf R menunjukan pembacaan sudut biasa, dan bila ingin diubah menjadi pembacaan sudut luar biasa tekan tombol [R/L].
o.      Setelah itu di ukur tingginya alat dengan meteran atau roll meter dan alat siap untuk digunakan.
B.      GPS (Global Position System)
TOMBOL eTREX

1. Tombol UP/DOWN

· Digunakan untuk memilih menu dan pages

· Mengatur tampilan kontras pada satelite page

· Zoom in dan zoom out pada map page

· Melihat seluruh data perjalanan pada pointer page

2. Tombol ENTER

· Konfirmasi masukan data atau memilih menu

· Menampilkan menu pada halaman utama

· Tekan dan tahan tombol ENTER untuk mengaktifkan menu mark waypoint

3. Tombol PAGE

Untuk kembali ke halaman sebelumnya, jika anda melakukan sesuatu dan tidak akan melanjutkan anda dapat berhenti dengan menekan tombol PAGE.

4. Tombol POWER

· Menghidupkan dan mematikan GPS

· Menghidupkan dan mematikan lampu layar.

PEMASANGAN BATERAI

eTrex dioperasikan dengan 2 baterai jenis AA, yang dipasang dibagian belakang GPS. Untuk memasang baterai, buka bagian tutup baterai dengan memutar kunci D pada bagian belakang GPS seperempat putaran berlawanan arah jarum jam. Masukkan baterai dengan memperhatikan polaritas yang telah ada. Tutup kembali tutup baterai dengan memutar kunci D seperempat putaran searah jarum jam.

MEMILIH HALAMAN

Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan eTrex dapat ditemukan dalam empat halaman utama (layar tampilan). Halaman-halaman ini antara lain satelit, peta, pointer, dan menu. Ketika dinyalakan tekan tombol PAGE untuk memilih halaman-halaman tersebut.

LANGKAH PERTAMA

Sebelum anda dapat benar-benar menggunakan E Trex untuk navigasi, pertama anda harus menentukan posisi pasti anda saat ini. Untuk melakukan ini, bawalah eTrex anda keluar ke tempat terbuka yang cukup luas. Tekan dan tahan tombol POWER untuk menyalakan GPS anda akan melihat halaman muka selama beberapa detik sebelum E Trex melakukan pengujian secara otomatis, diikuti dengan halaman satelit. E Trex memerlukan sekurang-kurangnya 3 sinyal satelit yang kuat untuk mementukan posisi anda.

Setelah anda melihat READY TO NAVIGATE pada halaman satelit, eTrex telah menemukan lokasi anda dan siap untuk digunakan.

LAMPU LAYAR DAN TINGKAT KEJELASAN GAMBAR

Untuk menyalakan lampu layar, tekan dan kemudian lepaskan tombol POWER pada layar. Lampu layar sudah ditentukan untuk menyala selama 30 detik untuk menghemat tenaga baterai. Untuk menyesuaikan tingkat kejelasan gambar pada layar, tekan tombol UP untuk membuat layar lebih gelap, dan tekan tombol DOWN untuk membuat layar lebih terang.

MENENTUKAN WAYPOINT

Waypoint adalah lokasi dimana anda dapat mengeplot (menyimpan dalam memori) sebagai arah untuk navigasi nantinya. Untuk menentukan waypoint

1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman menu. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih bagian “MARK”.

2. Tekan tombol ENTER. Halaman MARK WAYPOINT akan muncul dengan kata ‘OK?’. Tekan ENTER. Sekarang waypoint telah tersimpan dalam eTrex’s memori.

MASUK KE MENU WAYPOINT

eTrex membantu anda ke waypoint dengan menggunakan GOTO (GOTO artinya GOing TO (menuju ke) sebuah tujuan dalam garis yang terarah).

Untuk memulai GOTO:

1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman MENU. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih ‘WAYPOINT’. Tekan ENTER. Halaman waypoint akan muncul.

2. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih tab yang berisi nama waypoint yang diinginkan dan tekan ENTER. Tekan tombol UP atau DOWN untuk memilih nama waypoint yang diinginkan dan tekan ENTER. Halaman REVIEW WAYPOINT untuk melihat waypoint yang ada/muncul.

3. Tekan tombol UP atau DOWN untuk memilih ‘GOTO’, dan tekan ENTER.

DASAR HALAMAN POINTER

Setelah anda memilih GOTO, eTrex akan memandu anda ke tujuan dengan menggunakan halaman pointer (pointer page). Pointer (panah) akan menunjukkan anda arah ke waypoint tujuan anda. Jalan ke arah yang ditunjukkan panah hingga panah menunjuk ke arah atas dari kompas. Jika panah menunjuk ke arah kanan, berarti anda harus berjalan ke kanan. Jika panah menunjuk kea rah kiri, pergilah ke kiri. Jika panah telah menunjuk tepat ke atas pada kompas, berarti anda telah berada pada jalur yang benar!

MENYELESAIKAN GOTO

Menyelesaikan GOTO :

1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman POINTER. Lalu tekan ENTER.

2. Pilih ‘STOP NAVIGATION’ dalam halaman OPTIONS dan tekan ENTER.

MEMBERSIHKAN TRACKLOG

Setelah anda menggunakan eTrex untuk beberapa kali perjalanan, tampilan peta akan menjadi penuh karena menyimpan trek/jalur yang telah anda lalui. Karenanya anda perlu untuk membersihkan layar dengan membersihkan track log (barisan di sebelah kiri pada halaman peta)

1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman MENU.

2. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih ‘TRACKS’.

3. Tekan ENTER. Sekarang anda berada di halaman TRACK LOG. Gunakan tombol UP dan pilih ‘CLEAR’. Tekan ENTER.
4. Gunakan tombol DOWN dan pilih ‘yes’. Tekan ENTER. Tekan tombol PAGE untuk memilih halaman.
BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.     Waktu dan Tempat
Praktikum lapang ini dilakukan pada hari Sabtu sampai Minggu, tanggal 10-11 Januari 2015. Dengan mengambil lokasi pengukuran yaitu Kelurahan Bontoleru, Kecamatan tinggimoncong , Kabupaten Gowa.
B.      Alat dan Bahan
1.      Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktek lapang ini yaitu:
a.      Theodolite
b.      Mistar bak
c.       Kompas  geologi
d.      Threefoot/statiff
e.      Roll Meter
f.        GPS
2.      Bahan yang digunakan yaitu:
a.      Alat tulis menulis
b.      Baterai
C.      Teknik dan Analisis Data
Tekhnik dan analisa data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah, mengkaji data sehubungan dengan masalah tuntutan yang ingin dicapai guna untuk menarik kesimpulan teknik  analis  data yang digunakan adalah teknik analisis.
D.     Cara Kerja
1.      Menggunakan theodolite
a.       Tentukan titik yang akan diukur;
b.      Pasang threefoot pada titik yang telah ditentukan kemudian pasang dan atur kedudukan theodolit sehingga kedudukannya seimbang;
c.       Sejajarkan kedudukan tiga skrup pengatur nivo kotak agar memudahkan memasukkan atau pengaturan nivo kotak;
d.      Untuk memastikan titik yang digunakan atau titk pengukuran sesuai atau tidak melenceng/ bergeser, lihat titik dengan menggunakan optikal plummet / skrup refitisi pada theodolit dan pastikan titiknya pas ditengah (pas ditengah jika dilihat pada skrup refitisi, jadi untuk memudahkan melihat titik pengukuran beri paku atau patok atau benda yang bisa dilihat pada skrup refitisi), untuk melihat titik pada skrup refitisi angkat 2 kaki threefoot yang berada di kanan dan kiri pengamat atau atur panjang pendek kaki threefot sehingga titik pengukuran pas berada di tengah akan tetapi pastikan salah satu kaki trheefot yang tidak terangkat tertancap agar pada saat mengangkat 2 kaki threefot lainnya theodolit tidak jatuh dan tidak bergerak.
e.       Masukkan nivo kotak dengan menggunakan tiga skrup pengatur nivo kotak, Kegiatan pada bagian “d’ juga mempermudah dalam memasukkan nivo kotak.
f.       Ukur tinggi pesawat theodolite dari permukaan tanah.
g.      Langkah selanjutnya nyalakan theodolit dengan menekan tombol power pada theodolit kemudian  lepas semua pengunci theodolit (pengunci tropong dan skrup pengunci Vertikal) hal ini dilakukan agar pembacaan nilai vertikal anggel dan horizontal anggel pada monitor theodolit tidak error.
Netralkan theodolit (nolkan VA pada layar monitor theodolit) dengan menekan tombol oset 2 kali lalu kunci dengan menekan tombol hold. Arakan theodolite ke arah utara ( gunakan kompas )
2.      Cara Membuat Peta
            Adapun pembuatan peta dalam praktik ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu pembuatan peta secara manual dan dengan menggunakan aplikasi argis:
1.      Cara pembuatan peta dengan Aplikasi Arcgis yaitu sebagai berikut:
Open arcmap 
Add data shapefile jenis tanah, curah hujan dan kelerengan pada TOC (Layers) 
Open Atribute Table shapfile jenis tanah, buat field baru (name : skor_jt, type : short integer)
Masukan angka skor untuk jenis tanah sesuai dengan pedoman tata ruang 
Ulangi langkah 3 dan 4 untuk shapefile curah hujan dan kelerengan (name : curah hujan > skor_ch, kelerengan > skor_kl)
Klik Arctoolbox > Analysis Tools > Overlay > Intersect  (Gambar 1)
Input Feature : Input semua shapefile (jenis tanah, curah hujan dan kelerengan), output : pilih folder penyimpanan shapfile hasil intersect (Gambar 2)
Setelah proses analisis selesai maka shapefile hasil intersect akan mucul di TOC (Table of Content)
Open attribute table shapefile hasil Intersect, pada shapefile tersebut sudah terdapat kolom skor_jt, skor_ch dan skor_kl, buat field baru (name : total_skor , type short integer)
Klik kanan pada kolom total_skor, kemudian klik field calculator, double klik skor_jt, kemudian klik (+), double klik skor_ct, klik (+), double klik skor_kl, klik Ok (Gambar 3)
Langkah berikutnya yaitu membuat field baru, yaitu name : kes_lahan (kesesuain Lahan), type : text
Isi field kes_lahan (Kawasan lindung/Kawasan Budidaya), sesuai dengan skoring kesesuaian lahan pedoman tata ruang (berdasarkan field total_skor)
2.      Membuat Peta dengan cara manual;
a.      Siapkan kertas grafik dan data hasil pengukuran
b.      Siapakan pensil, mistar dan busur
c.       Sesuiakan data skala yang diinginkan serta tulislah data-data yang akan digunakan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.     Hasil Pengukuran

Menghitung Jarak Desimal KLP 1 BSAR
1.      900 27’ 37” = 900 + 0,45 + 0,010 = 90,460
Jd   = (sin 90,460)2 x 11
      = (0,999)2 x 11
      = 10,97 m
2.      810 01’ 56” = 810 + 0,0160 + 0,0150 = 81,0310
Jd   = (sin 81,0310)2 x 17
      = (0,981)2 x 17
      = 16,558 m
3.      1020 55’ 29” = 1020 + 0,9170 + 0,008 = 102,9250
Jd   = (sin 102,9250) x 37
      = (0,950)2 x 37
      = 35,15 m
4.      770 25’ 20” = 770 + 0,4160 + 0,0050 = 77,4210
Jd   = (sin 77,4210)2 x 30
      = (0,975)2 x 30
      = 28,5 m
5.      900 40’ 02” = 900 + 0,06660 + 0,00050 = 90,06710
Jd   = (sin 90,06710)2 x 13
      = (0,99)2 x 13
      = 12,74 m
6.      980 06’ 08” = 980 + 0,10 + 0,002 = 98,100
Jd   = (sin 98,100)2 x 15
      = (0,99)2 x 15
      = 14,7 m
7.      970 46’ 50” = 970 + 0,760 + 0,0130 = 97,770
Jd   = (sin 97,770)2 x 44
      = (0,98)2 x 44
      = 44,98 m
8.      790 40’ 20” = 790 + 0,0660 + 0,0050 = 79,070
Jd   = (sin 79,070)2 x 32
      = (0,99)2 x 32
      = 30,72 m
9.      1000 36 ” = 1140 + 0,870 + 0,0050 = 114,870
Jd   = (sin 114,870)2 x 14
      = (0,91)2 x 14
      = 0,8281 x 14
      = 11,60 m
10.  830 20’ 30” = 830 + 0,330 + 0,010 =  83,340
Jd   = (sin 83,340)2 x 14
      = (0,99)2 x 14
      = 0,9801 x 14
      = 13,72 m
Menghitung Jarak Desimal
11.  1070 37’ 56” = 1070 + 0,6 + 0,020 = 107,620
Jd   = (sin 107,620)2 x 15
      = (0,95)2 x 15
      = 0,9025 x 15
      = 13, 54 m
12.  2840 43’ 57” = 2840 + 0,70 + 0,020 = 284,720
Jd   = (sin 284,720)2 x 27
      = (-0,96)2 x 27
      = 0,9216 x 27
      = 24,88 m
13.  940 38’ 56” = 940 + 0,60 + 0,02 = 94,620
Jd   = (sin 94,620) x 34
      = (0,99)2 x 34
      = 0,9801 x 34
      = 33,32 m
14.  1140 56’ 25” = 1140 + 0,90 + 0,010 = 114,910
Jd   = (sin 114,910)2 x 10
      = (0,91)2 x 10
      = 0,8281 x 10
      = 8,28 m
15.  1100 20’ 28” = 1100 + 0,30 + 0,010 = 110,310
Jd   = (sin 110,310)2 x 10
      = (0,94)2 x 10
      = 0,8836 x 10
      = 8,84 m
16.  910 33’ 48” = 910 + 0.80 + 0,01 = 91,810
Jd   = (sin 91,810)2 x 6
      = (0,99)2 x 6
      = 0,9801 x 6
      = 5,88 m
17.  1040 27’ 57” = 1040 + 0,40 + 0,020 = 104,420
Jd   = (sin 104,420)2 x 22
      = (0,97)2 x 22
      = 0,9409 x 22
      = 20,70 m
18.  860 10’ 31” = 860 + 0,170 + 0,010 = 86,180
Jd   = (sin 86,180)2 x 13
      = (0,99)2 x 13
      = 0,9801 x 13
      = 12,74 m
19.  1140 52 17” = 1140 + 0,870 + 0,0050 = 114,870
Jd   = (sin 114,870)2 x 14
      = (0,91)2 x 14
      = 0,8281 x 14
      = 11,60 m
20.  830 20’ 30” = 830 + 0,330 + 0,010 =  83,340
Jd   = (sin 83,340)2 x 14
      = (0,99)2 x 14
      = 0,9801 x 14
      = 13,72 m
B.      Pembahasan
1.      Kondisi fisik wilayah penelitian
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Malakaji 2010-62, Wilayah Kelurahan Bonteru terletak pada 11952’ 10” BT – 119O 55” 20” BT dan 5o 15’ 49,3” LS – 5O 30’ 25,3”.
Lokasi praktik lapang Kartografi Dasar dilaksanakan di Kelurahan Bontoleru yang terletak di sekitar lokasi air terjun Ketemu jodoh Malino. Lokasi tersebut memiliki tekanan udara sangat tinggi karena di wilayah pegunungan dan dikelilingi oleh barisan pegunungan Lompobattang. Dan kondisi bentuk lahan yang ada di lokasi tersebut sangat curam dan terjal dan karena itu juga menyebabkan struktur tanah yang dimiliki cenderung tidak terikat kuat dan sangat mudah untuk terjadi longsor.
Dari hasil pengukuran serta interpretasi yang dilakukan dilihat  dari Penampangnya jalur penelitian umunya memiliki tungkat ketinggian >8%  dengan lokasi start atau dimulainya paraktik dengan ketinggian sekitar 820 Mdpl, selanjutnya padatitik akhirnya sekitar 880 Mdpl, adapun jalur pengukuran yaitu dengan mengikuti jalan pertanian warga dengan jarak tempuk kurang lebih sekitar 3 KM, adapun kondisi tografi yaitu perbukitan curam, dengan beberapa bukit yang bahkan memiliki kemiringan 90o,



2.      Kondisi tutupan lahan daerah penelitian
Pada peta Lokasi Praktek Lapang dilihat secara umum kecamatan tinggi moncong umunya masih di dominasi oleh hutan, dan Lahan Terbuka,dan di susul penggunaan lahan persawahan serta semak Belukar. Adapun lokasi jalur praktikum secara khusus pada titik pertama di lakukan diatas jembatan  yang disekitar lokasi praktikumnya adalah merupakan pertanian lahan kering, hingga pada titik pengkuran kelompok 1 besar adalah merupakan area persawahan. Adapun titik akhir pengukuran kelompok satu, yang merupakan titik awal pengukuran dimana vegetasi pada titik ini adalah sawah dan Pertanian Lahan Terbuka, adapun pada titik ketiga dilakukan di samping rumah warga, dimana titik 3,4,5, dan 6 terdapat 2 rumah warga yang merupakan pengelola dari air terjun ketemu jodoh. Adapun pada titik ke Sembilan merupakan pinggir sungai, air terjun Ketemu jodoh. Pada titik ke 10. Kami mengalami sedikit kendala, karena theodolite yang kami gunakan lobet, atau baterainya habis. Namun pengukuran tetap dilaksanakan dengan menggunakan Rool Meter dan Kompas bidik dimana di akhir titi pengukuran merupakan jalan utama, dan terlihat bebrapa pemukiman warga.







BAB V
PENUTUP


A.     Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1.      Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon berlanjut, dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.
2.      Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak dan azimut dai suatu daerah.
3.      Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik – titik poligon yang akan diplotkan ke kertas gambar.
4.      Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.

B.      Saran
1.      Untuk Base Camp, sebaiknya dalam menyajikan makanan, harus lebih kreatif lagi.
2.      Untuk dosen, Agar lebih memperhatikan praktikannya
3.      Untuk asisten, agar Konsisten dalam menindaklanjuti peraturan yang telah disepakati
4.      Untuk praktikan, agar betul-betul mengecek alat yang akan digunakan, serta dalam melakukan praktik lebih kompak lagi. Adapun dalam pengerjaan laporan diharapkan agar praktikan lebih serius dalam menjalankan tugas.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Operator’s Manual Elektronic Digital Theodolit. Shokkisha CO. Ltd. Shibuya, Tokyo. diakses Tanggal 16 januari 2015
Anonim. 2009. Pengukuran Bidang Tanah. http://guidepost.blogspot/pengukuran-bidang-tanah.html/. Diakses tangga16 januari 2015
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum Pengukuran Bidang Ilmu Ukur Tanah. http://sundana.wordpress.co.id/blogspot.bidangukur-tanah.html. diakses Tanggal 16 januari 2015
Ban Botak. 2010. Alat Pengukuran Tanah. http://banbotak6.blogspot.com/21-3-2010/alat-pengukuran-tanah.html. Diakses tanggal 16 januari 2015
Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas Andalas. Padang.
Farringto. 1997. Metode Pengukuran. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses tanggal 16 januari 2015
Farringto. 1998. Pengukuran Tanah. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses tanggal 16 januari 2015
Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah  I. Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.
Pinardimoelja, 1987. Kartografi. http://parkhahelu/materi_GIS/html. Diakses tanggal 16 januari 2015.
Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.