Ilmu Ukur Tanah adalah bagian rendah dari ilmu
yang lebih luas yang dinamakan Ilmu
Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu :
a.maksud ilmiah :
menentukan bentuk permukaan bumi;
b.maksud praktis : membuat bayangan
yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.
Di
dalam Ilmu Ukur Tanah yang dipelajari adalah maksud yang kedua yaitu maksud
praktis, jadi maksud untuk membuat peta ataupun cara-cara pengukuran di bumi
untuk berbagai keperluan seperti halnya pemetaan, penentuan posisi relatif dan
sebagainya yang dilakukan pada daerah yang relatif sempit sehingga untuk
kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan. Maksud ini dicapai dengan
melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk
tidak beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang
curam. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk
mendapat hubungan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan
bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara
titik-titik yang diukur.
Untuk
memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang
melengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan bidang perantara yang dipilih
sedemikian, hingga pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan
semudah-mudahnya.
Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan dan
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa, maka dalam kurikulum tahun 2014 jurusan Geografi, menganjurkan mahasiswa semester V mengikuti mata kuliah Handasah dengan bobot 2 SKS yang dibarengi dengan praktikum lapang agar mahasiswa
mampu mengetahui teori dan aplikasinya di lapangan
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah teknik-teknik pengukuran handasah?
2.
Apa sajakah alat-alat yang digunakan dalam pengukuran handasah dan
bagaimana cara penggunaannya?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
yang perlu diketahu dalam laporan ini yaitu
1.
Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pengukuran
handasah, mulai dari penggunaan alat
sampai dengan penyusunan laporan akhir.
2.
Mengetahui dan memahami teknik pengukuran ilmu ukur tanah dengan metode
sipat datar waterpass dan theodolite serta penggunaannya pada suatu daerah atau
kawasan yang dijadikan lokasi pengukuran.
D.
Manfaat
1.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu ukur tanah dengan
metode waterpass dan Theodolite baik secara teori maupun praktek dilapangan.
2.
Data dari laporan pengukuran ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan informasi bagi para pihak-pihak terkait yang membutuhkan data dan informasi
Ilmu Ukur Tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Ilmu
Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu
geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah
tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif
pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya
dapat diabaikan (Basuki, S, 2006). Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan cara terestrial dan ektra terestrial. Pemetaan terestris
merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berpangkal di
tanah. Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan yang dilakukan dengan
menggunakan alat yang tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan wahana
seperti pesawat terbang, pesawat ulang alik atau satelit. Menurut Wongsotjitro,
(1980) arti melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut)
titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah
tersebut dapat digambar dengan skala tertentu.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus
diukur di lapangan, yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah.
Pengukuran dapat dilakukan dengan cara langsung, maksudnya hasil pengukuran
dapat diketahui secara langsung. Alat yang digunakan dalam pengukuran secara
langsung adalah adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level.
Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain
yang digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer.
Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan
optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai
contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit.
1.
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran handasah
1.
Theodolite
Theodolite terbagi dari beberap
bagian, diantaranya:
a.
Pesawat Theodolite
|
b. Statif
|
Statif atau kaki
tiga berfungsi sebagai penyangga dari theodolit agar berada pada posisi yang
rata 180 drajat.
c.
Mistar Baak
|
Baak ukur
berguna untuk membantu menentukkan kurva atas, kurva tengah, dan kurva bawah.
2. GPS ( Global Position System)
|
Untuk menetukan titik lokasi dan
sebagainya
3.
Rool Meter
Roll Meter
berfungsi untuk mengukur jarak antara dua titik objek yang akan di ukur. Dengan
satuan metyer, centimeter, dan inchi.
4.
Kompas Bidik
2.
Cara Kerja
A. Theodolith
Setting alat Theodolite
a.
letakkan pesawat diatas statif atau kaki tiga lalu diikat dengan baut yang ada pada
statif.
b.
Setelah pesawat terikat dengan sempurna pada statif baru pesawat yang sudah
terikat pada statif diangkat dan diletakkan diatas patok yang sudah ada
pakunya.
c.
kemudian tancapkan salah satu kaki tripod sambil kedua tangan
memegang kedua kaki di tripod yang lainya, lalu lihat paku
dibawah dengan bantuan centring, setelah paku terlihat baru kedua kaki yang
kita pegang ditaruh pada tanah
d.
Setelah statif ditaruh semua dan patok serta pakunya sudah kelihatan
(walau tidak tepat) baru diinjak ketiga kaki di statip agar posisinya kuat
menancap ditanah dan alat tidak mudah goyang.
e.
Setelah posisi statip kuat dan tidak goyang barulah dilihat paku lowat
centring, apabila paku tidak tepat maka kejar pakunya dengan menggunakan
sekrup penyetel sambil melihat centring, karena dengan memutar sekrup penyetel.
lingkaran petunjuk yang ada pada centring akan berubah dan arahkan lingkaran
tersebut pada paku yang ada dipatok.
f.
Setelah itu barulah dilihat nivo kotak (bagian bawah). Apabila nivo
kotaknya tidak ada ditengah maka posisi alat dalam keadaan miring. Untuk
melihat dimana posisi alat yang lebih tinggi maka lihat gelembung
yang ada pada nivo kotak, apabila nivo kotaknya ada di Timur maka posisi
alat tersebut lebih tinggi disebelah Timur maka kaki sebelah Timur dipendekkan
atau yang sebelah Barat dinaikkan.
g.
Setelah posisi gelembung pada nivo kotak ada ditengah maka alat sudah
dalam keadaan waterpass, walau masih dalam keadaan kasar.
h.
untuk menghaluskan agar posisinya lebih level maka gunakan nivo tabung
i.
cararanya : karena dibawah alat theodolit terdapat tiga sekrup penyetel
maka sebut saja sekrup A, B, C.
·
Pertama sejajarkan nivo tabung dengan kedua sekrup penyetel (bebas dan
tidak terikat harus sekrup yang mana). Misalnya saja A dan B, setelah itu baru
dilihat posisi gelembungnya. Apabila tidak ditengah maka posisi alat tersebut
belum level maka harus ditengahkan dengan menggunakan sekrup A dan B.
·
Setelah nivo tabung ada ditengah baru diputar 90° atau 270° dan nivo tabung
ditengahkan dengan menggunakan sekrup yang C, setelah ditengah berarti posisi
nivo tabung dan kotak sudah sempurna dan keduanya ada ditengah.
·
Setelah itu baru dilihat centring
apabila paku sudah tepat pada lingkaran kecil berarti alat tersebut sudah tepat
diatas patok apabila belum tepat maka alat harus digeser dengan cara
mengendorkan baut pengikat yang berada dibawah alat ukur. Setelah kendor geser
alat tersebut agar tepat di atas paku tetapi jangan diputar, sebab kalau
diputar posisi nivo pasti akan berubah banyak.
j.
Setelah posisi alat tepat diatas patok
maka pengaturan nivo tabung diulangi seperti semula sehinga posisinya ditengah
lagi, seperti pada waktu penyetelan pertama.
k. Setelah selesai, tentukan titik acuan alat
sebagai 0°00'00"(arah utara bumi dengan menggunakan kompas) dan juga tidak
lupa untuk mengunci sekrup penggerak horizontal.
l.
Nyalakan layar dengan menggunakan tombol power.
m. Kemudian setting sudut horizontal
0°00'00" dengan menekan tombol [0 SET] dua kali.
n. Tampilkan pembacaan sudut vertical dengan
menekan tombol [V/%]
· Satu kali untuk
mengetahui sudut vertical
· Dua kali untuk mengetahui
persentase kemiringan
Apabila di layar pada pembacaan sudut horizontal muncul huruf R menunjukan
pembacaan sudut biasa, dan bila ingin diubah menjadi pembacaan sudut luar biasa
tekan tombol [R/L].
o.
Setelah itu di ukur tingginya alat dengan meteran atau roll meter dan alat
siap untuk digunakan.
B. GPS (Global Position System)
TOMBOL eTREX
1. Tombol UP/DOWN
· Digunakan untuk memilih menu dan pages
· Mengatur tampilan kontras pada satelite page
· Zoom in dan zoom out pada map page
· Melihat seluruh data perjalanan pada pointer page
2. Tombol ENTER
· Konfirmasi masukan data atau memilih menu
· Menampilkan menu pada halaman utama
· Tekan dan tahan tombol ENTER untuk mengaktifkan menu
mark waypoint
3. Tombol PAGE
Untuk kembali ke halaman sebelumnya, jika anda
melakukan sesuatu dan tidak akan melanjutkan anda dapat berhenti dengan menekan
tombol PAGE.
4. Tombol POWER
· Menghidupkan dan mematikan GPS
· Menghidupkan dan mematikan lampu layar.
PEMASANGAN BATERAI
eTrex dioperasikan dengan 2 baterai jenis AA, yang
dipasang dibagian belakang GPS. Untuk memasang baterai, buka bagian tutup
baterai dengan memutar kunci D pada bagian belakang GPS seperempat putaran
berlawanan arah jarum jam. Masukkan baterai dengan memperhatikan polaritas yang
telah ada. Tutup kembali tutup baterai dengan memutar kunci D seperempat
putaran searah jarum jam.
MEMILIH HALAMAN
Semua informasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
eTrex dapat ditemukan dalam empat halaman utama (layar tampilan).
Halaman-halaman ini antara lain satelit, peta, pointer, dan menu. Ketika
dinyalakan tekan tombol PAGE untuk memilih halaman-halaman tersebut.
LANGKAH PERTAMA
Sebelum anda dapat benar-benar menggunakan E Trex
untuk navigasi, pertama anda harus menentukan posisi pasti anda saat ini. Untuk
melakukan ini, bawalah eTrex anda keluar ke tempat terbuka yang cukup luas.
Tekan dan tahan tombol POWER untuk menyalakan GPS anda akan melihat halaman
muka selama beberapa detik sebelum E Trex melakukan pengujian secara otomatis,
diikuti dengan halaman satelit. E Trex memerlukan sekurang-kurangnya 3 sinyal
satelit yang kuat untuk mementukan posisi anda.
Setelah anda melihat READY TO NAVIGATE pada halaman
satelit, eTrex telah menemukan lokasi anda dan siap untuk digunakan.
LAMPU LAYAR DAN TINGKAT KEJELASAN GAMBAR
Untuk menyalakan lampu layar, tekan dan kemudian
lepaskan tombol POWER pada layar. Lampu layar sudah ditentukan untuk menyala
selama 30 detik untuk menghemat tenaga baterai. Untuk menyesuaikan tingkat
kejelasan gambar pada layar, tekan tombol UP untuk membuat layar lebih gelap,
dan tekan tombol DOWN untuk membuat layar lebih terang.
MENENTUKAN WAYPOINT
Waypoint adalah lokasi dimana anda dapat mengeplot
(menyimpan dalam memori) sebagai arah untuk navigasi nantinya. Untuk menentukan
waypoint
1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman menu. Tekan
tombol UP atau DOWN dan pilih bagian “MARK”.
2. Tekan tombol ENTER. Halaman MARK WAYPOINT akan
muncul dengan kata ‘OK?’. Tekan ENTER. Sekarang waypoint telah tersimpan dalam
eTrex’s memori.
MASUK KE MENU WAYPOINT
eTrex membantu anda ke waypoint dengan menggunakan
GOTO (GOTO artinya GOing TO (menuju ke) sebuah tujuan dalam garis yang
terarah).
Untuk memulai GOTO:
1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman MENU. Tekan
tombol UP atau DOWN dan pilih ‘WAYPOINT’. Tekan ENTER. Halaman waypoint akan
muncul.
2. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih tab yang berisi
nama waypoint yang diinginkan dan tekan ENTER. Tekan tombol UP atau DOWN untuk
memilih nama waypoint yang diinginkan dan tekan ENTER. Halaman REVIEW WAYPOINT
untuk melihat waypoint yang ada/muncul.
3. Tekan tombol UP atau DOWN untuk memilih ‘GOTO’, dan
tekan ENTER.
DASAR HALAMAN POINTER
Setelah anda memilih GOTO, eTrex akan memandu anda ke
tujuan dengan menggunakan halaman pointer (pointer page). Pointer (panah) akan
menunjukkan anda arah ke waypoint tujuan anda. Jalan ke arah yang ditunjukkan
panah hingga panah menunjuk ke arah atas dari kompas. Jika panah menunjuk ke
arah kanan, berarti anda harus berjalan ke kanan. Jika panah menunjuk kea rah
kiri, pergilah ke kiri. Jika panah telah menunjuk tepat ke atas pada kompas,
berarti anda telah berada pada jalur yang benar!
MENYELESAIKAN GOTO
Menyelesaikan GOTO :
1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman POINTER. Lalu
tekan ENTER.
2. Pilih ‘STOP NAVIGATION’ dalam halaman OPTIONS dan
tekan ENTER.
MEMBERSIHKAN TRACKLOG
Setelah anda menggunakan eTrex untuk beberapa kali
perjalanan, tampilan peta akan menjadi penuh karena menyimpan trek/jalur yang
telah anda lalui. Karenanya anda perlu untuk membersihkan layar dengan
membersihkan track log (barisan di sebelah kiri pada halaman peta)
1. Tekan tombol PAGE dan pilih halaman MENU.
2. Tekan tombol UP atau DOWN dan pilih ‘TRACKS’.
3. Tekan ENTER. Sekarang anda berada di halaman TRACK
LOG. Gunakan tombol UP dan pilih ‘CLEAR’. Tekan ENTER.
4. Gunakan tombol DOWN dan pilih ‘yes’. Tekan ENTER.
Tekan tombol PAGE untuk memilih halaman.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum lapang ini dilakukan pada hari Sabtu sampai Minggu,
tanggal 10-11 Januari 2015. Dengan mengambil lokasi pengukuran yaitu Kelurahan
Bontoleru, Kecamatan tinggimoncong , Kabupaten Gowa.
B.
Alat dan Bahan
1. Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktek lapang ini yaitu:
a.
Theodolite
b.
Mistar bak
c.
Kompas geologi
d.
Threefoot/statiff
e.
Roll Meter
f.
GPS
2. Bahan yang digunakan yaitu:
a.
Alat tulis menulis
b.
Baterai
C.
Teknik dan Analisis Data
Tekhnik dan analisa data adalah
cara-cara yang digunakan untuk mengolah, mengkaji data sehubungan dengan
masalah tuntutan yang ingin dicapai guna untuk menarik kesimpulan teknik
analis data yang digunakan adalah
teknik analisis.
D.
Cara Kerja
1. Menggunakan theodolite
a. Tentukan titik yang akan diukur;
b. Pasang threefoot pada titik yang telah ditentukan
kemudian pasang dan atur kedudukan theodolit sehingga kedudukannya seimbang;
c.
Sejajarkan kedudukan tiga skrup pengatur nivo kotak agar memudahkan
memasukkan atau pengaturan nivo kotak;
d.
Untuk memastikan titik yang digunakan atau titk pengukuran sesuai atau
tidak melenceng/ bergeser, lihat titik dengan menggunakan optikal plummet /
skrup refitisi pada theodolit dan pastikan titiknya pas ditengah (pas ditengah
jika dilihat pada skrup refitisi, jadi untuk memudahkan melihat titik
pengukuran beri paku atau patok atau benda yang bisa dilihat pada skrup
refitisi), untuk melihat titik pada skrup refitisi angkat 2 kaki threefoot yang
berada di kanan dan kiri pengamat atau atur panjang pendek kaki threefot
sehingga titik pengukuran pas berada di tengah akan tetapi pastikan salah satu
kaki trheefot yang tidak terangkat tertancap agar pada saat mengangkat 2 kaki
threefot lainnya theodolit tidak jatuh dan tidak bergerak.
e.
Masukkan nivo kotak dengan menggunakan tiga skrup pengatur nivo kotak,
Kegiatan pada bagian “d’ juga mempermudah dalam memasukkan nivo kotak.
f. Ukur tinggi pesawat theodolite dari permukaan tanah.
g.
Langkah selanjutnya nyalakan theodolit dengan menekan tombol power pada
theodolit kemudian lepas semua pengunci
theodolit (pengunci tropong dan skrup pengunci Vertikal) hal ini dilakukan agar
pembacaan nilai vertikal anggel dan horizontal anggel pada monitor theodolit
tidak error.
Netralkan
theodolit (nolkan VA pada layar monitor theodolit) dengan menekan tombol oset 2
kali lalu kunci dengan menekan tombol hold. Arakan theodolite ke arah utara (
gunakan kompas )
2. Cara Membuat
Peta
Adapun pembuatan peta dalam praktik ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu
pembuatan peta secara manual dan dengan menggunakan aplikasi argis:
1.
Cara
pembuatan peta dengan Aplikasi Arcgis yaitu sebagai berikut:
Open arcmap
Add data shapefile jenis tanah, curah hujan dan
kelerengan pada TOC (Layers)
Open Atribute Table shapfile jenis tanah, buat field
baru (name : skor_jt, type : short integer)
Masukan angka skor untuk jenis tanah sesuai dengan
pedoman tata ruang
Ulangi langkah 3 dan 4 untuk shapefile curah hujan dan
kelerengan (name : curah hujan > skor_ch, kelerengan > skor_kl)
Klik Arctoolbox > Analysis Tools > Overlay >
Intersect (Gambar 1)
Input Feature : Input semua shapefile (jenis tanah,
curah hujan dan kelerengan), output : pilih folder penyimpanan shapfile hasil
intersect (Gambar 2)
Setelah proses analisis selesai maka shapefile hasil
intersect akan mucul di TOC (Table of Content)
Open attribute table shapefile hasil Intersect, pada
shapefile tersebut sudah terdapat kolom skor_jt, skor_ch dan skor_kl, buat
field baru (name : total_skor , type short integer)
Klik kanan pada kolom total_skor, kemudian klik field
calculator, double klik skor_jt, kemudian klik (+), double klik skor_ct, klik
(+), double klik skor_kl, klik Ok (Gambar 3)
Langkah berikutnya yaitu membuat field baru, yaitu
name : kes_lahan (kesesuain Lahan), type : text
Isi field kes_lahan (Kawasan lindung/Kawasan
Budidaya), sesuai dengan skoring kesesuaian lahan pedoman tata ruang
(berdasarkan field total_skor)
2.
Membuat Peta
dengan cara manual;
a.
Siapkan
kertas grafik dan data hasil pengukuran
b.
Siapakan
pensil, mistar dan busur
c.
Sesuiakan
data skala yang diinginkan serta tulislah data-data yang akan digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengukuran
Menghitung Jarak Desimal KLP 1 BSAR
1. 900 27’ 37” = 900 +
0,45 + 0,010 = 90,460
Jd = (sin
90,460)2 x 11
= (0,999)2
x 11
= 10,97
m
2. 810 01’ 56” = 810 +
0,0160 + 0,0150 = 81,0310
Jd = (sin 81,0310)2 x 17
= (0,981)2 x 17
= 16,558 m
3. 1020 55’ 29” = 1020
+ 0,9170 + 0,008 = 102,9250
Jd = (sin 102,9250) x 37
= (0,950)2 x 37
= 35,15 m
4. 770 25’ 20” = 770
+ 0,4160 + 0,0050 = 77,4210
Jd = (sin 77,4210)2 x 30
= (0,975)2 x 30
= 28,5 m
5. 900 40’ 02” = 900
+ 0,06660 + 0,00050 = 90,06710
Jd = (sin 90,06710)2 x 13
= (0,99)2 x 13
= 12,74 m
6. 980 06’ 08” = 980
+ 0,10 + 0,002 = 98,100
Jd = (sin 98,100)2 x 15
= (0,99)2 x 15
= 14,7 m
7. 970 46’ 50” = 970
+ 0,760 + 0,0130 = 97,770
Jd = (sin 97,770)2 x 44
= (0,98)2 x 44
= 44,98 m
8. 790 40’ 20” = 790
+ 0,0660 + 0,0050 = 79,070
Jd = (sin 79,070)2 x 32
= (0,99)2 x 32
= 30,72 m
9. 1000 36’ ” =
1140 + 0,870 + 0,0050 = 114,870
Jd = (sin 114,870)2 x 14
= (0,91)2 x 14
= 0,8281 x 14
= 11,60 m
10. 830 20’ 30” = 830 +
0,330 + 0,010 =
83,340
Jd = (sin 83,340)2 x 14
= (0,99)2 x 14
= 0,9801 x 14
= 13,72 m
Menghitung Jarak Desimal
11. 1070 37’ 56” = 1070 +
0,6 + 0,020 = 107,620
Jd = (sin
107,620)2 x 15
= (0,95)2
x 15
= 0,9025
x 15
= 13,
54 m
12. 2840 43’ 57” = 2840 +
0,70 + 0,020 = 284,720
Jd = (sin 284,720)2 x 27
= (-0,96)2 x 27
= 0,9216 x 27
= 24,88 m
13. 940 38’ 56” = 940
+ 0,60 + 0,02 = 94,620
Jd = (sin 94,620) x 34
= (0,99)2 x 34
= 0,9801 x 34
= 33,32 m
14. 1140 56’ 25” = 1140
+ 0,90 + 0,010 = 114,910
Jd = (sin 114,910)2 x 10
= (0,91)2 x 10
= 0,8281 x 10
= 8,28 m
15. 1100 20’ 28” = 1100
+ 0,30 + 0,010 = 110,310
Jd = (sin 110,310)2 x 10
= (0,94)2 x 10
= 0,8836 x 10
= 8,84 m
16. 910 33’ 48” = 910
+ 0.80 + 0,01 = 91,810
Jd = (sin 91,810)2 x 6
= (0,99)2 x 6
= 0,9801 x 6
= 5,88 m
17. 1040 27’ 57” = 1040
+ 0,40 + 0,020 = 104,420
Jd = (sin 104,420)2 x 22
= (0,97)2 x 22
= 0,9409 x 22
= 20,70 m
18. 860 10’ 31” = 860
+ 0,170 + 0,010 = 86,180
Jd = (sin 86,180)2 x 13
= (0,99)2 x 13
= 0,9801 x 13
= 12,74 m
19. 1140 52’ 17” =
1140 + 0,870 + 0,0050 = 114,870
Jd = (sin 114,870)2 x 14
= (0,91)2 x 14
= 0,8281 x 14
= 11,60 m
20. 830 20’ 30” = 830 +
0,330 + 0,010 =
83,340
Jd = (sin 83,340)2 x 14
= (0,99)2 x 14
= 0,9801 x 14
= 13,72 m
B. Pembahasan
1. Kondisi fisik wilayah penelitian
Berdasarkan
Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Malakaji 2010-62, Wilayah Kelurahan Bonteru
terletak pada 119o 52’ 10” BT
– 119O 55” 20” BT dan 5o 15’ 49,3” LS – 5O 30’
25,3”.
Lokasi praktik lapang Kartografi Dasar dilaksanakan di
Kelurahan Bontoleru yang terletak di sekitar lokasi air terjun Ketemu jodoh
Malino. Lokasi tersebut memiliki tekanan udara sangat tinggi karena di wilayah
pegunungan dan dikelilingi oleh barisan pegunungan Lompobattang. Dan kondisi
bentuk lahan yang ada di lokasi tersebut sangat curam dan terjal dan karena itu
juga menyebabkan struktur tanah yang dimiliki cenderung tidak terikat kuat dan
sangat mudah untuk terjadi longsor.
Dari hasil
pengukuran serta interpretasi yang dilakukan dilihat dari Penampangnya jalur penelitian umunya
memiliki tungkat ketinggian >8%
dengan lokasi start atau dimulainya paraktik dengan ketinggian sekitar
820 Mdpl, selanjutnya padatitik akhirnya sekitar 880 Mdpl, adapun jalur
pengukuran yaitu dengan mengikuti jalan pertanian warga dengan jarak tempuk
kurang lebih sekitar 3 KM, adapun kondisi tografi yaitu perbukitan curam,
dengan beberapa bukit yang bahkan memiliki kemiringan 90o,
2. Kondisi tutupan lahan daerah penelitian
Pada peta
Lokasi Praktek Lapang dilihat secara umum kecamatan tinggi moncong umunya masih
di dominasi oleh hutan, dan Lahan Terbuka,dan di susul penggunaan lahan
persawahan serta semak Belukar. Adapun lokasi jalur praktikum secara khusus pada
titik pertama di lakukan diatas jembatan
yang disekitar lokasi praktikumnya adalah merupakan pertanian lahan
kering, hingga pada titik pengkuran kelompok 1 besar adalah merupakan area
persawahan. Adapun titik akhir pengukuran kelompok satu, yang merupakan titik
awal pengukuran dimana vegetasi pada titik ini adalah sawah dan Pertanian Lahan
Terbuka, adapun pada titik ketiga dilakukan di samping rumah warga, dimana
titik 3,4,5, dan 6 terdapat 2 rumah warga yang merupakan pengelola dari air
terjun ketemu jodoh. Adapun pada titik ke Sembilan merupakan pinggir sungai,
air terjun Ketemu jodoh. Pada titik ke 10. Kami mengalami sedikit kendala,
karena theodolite yang kami gunakan lobet, atau baterainya habis. Namun
pengukuran tetap dilaksanakan dengan menggunakan Rool Meter dan Kompas bidik
dimana di akhir titi pengukuran merupakan jalan utama, dan terlihat bebrapa
pemukiman warga.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan,
dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon berlanjut, dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada
titik yang sama.
2. Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal,
yaitu : sudut, jarak dan azimut dai suatu daerah.
3. Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat
titik – titik poligon yang akan diplotkan ke kertas gambar.
4. Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3
faktor yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.
B.
Saran
1.
Untuk
Base Camp, sebaiknya dalam menyajikan makanan, harus lebih kreatif lagi.
2.
Untuk
dosen, Agar lebih memperhatikan praktikannya
3.
Untuk
asisten, agar Konsisten dalam menindaklanjuti peraturan yang telah disepakati
4.
Untuk praktikan, agar
betul-betul mengecek alat yang akan digunakan, serta dalam melakukan praktik
lebih kompak lagi. Adapun dalam pengerjaan laporan diharapkan agar praktikan
lebih serius dalam menjalankan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Operator’s Manual
Elektronic Digital Theodolit. Shokkisha CO. Ltd. Shibuya, Tokyo. diakses
Tanggal 16 januari 2015
Anonim. 2009. Pengukuran Bidang
Tanah. http://guidepost.blogspot/pengukuran-bidang-tanah.html/.
Diakses tangga16 januari 2015
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum
Pengukuran Bidang Ilmu Ukur Tanah. http://sundana.wordpress.co.id/blogspot.bidangukur-tanah.html.
diakses Tanggal 16 januari 2015
Ban Botak. 2010. Alat Pengukuran
Tanah. http://banbotak6.blogspot.com/21-3-2010/alat-pengukuran-tanah.html.
Diakses tanggal 16 januari 2015
Darfis, Irwan. 1995. Penuntun
Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas Andalas. Padang.
Farringto. 1997. Metode Pengukuran. http://kuliah6/IUT/membaca
peta/htm. Diakses tanggal 16 januari 2015
Farringto. 1998. Pengukuran Tanah. http://kuliah6/IUT/membaca
peta/htm. Diakses tanggal 16 januari 2015
Gabungan Asisten Survey. 2006.
Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I. Fakultas Teknik
Universitas Andalas. Padang.
Pinardimoelja,
1987. Kartografi. http://parkhahelu/materi_GIS/html. Diakses tanggal 16 januari 2015.
Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu
Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.