Translate

Jumat, 23 Oktober 2015

BENTUK LAHAN ANTROFOSFER

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
       Geomorfologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang bentuk lahan yang mengukir permukaan, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut, menekankan cara pembentukannya serta konteks kelingkungannya. Dalam mempelajari geomorfologi, penekanan utamanya adalah mempelajari bentuk lahan (landform).
        Bentuk lahan merupakan  bentuk dari permukaan bumu sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologi yang beroperasi di permukaan bumi. proses geomorfologi tersebut menyangkut semua perubahan baik fisik maupun kimia yang terjadi dipermukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologi adalah semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alami yang ada dipermukaan bumi termaksud atmosfer
         Dengan melihat sangat kompleksnya bentang alam yang ada di muka bumi, maka terlebih dahulu harus diklasifikasikan keadaan unit-unit bentuk lahan. Dengan demikian klasifikasi bentuk lahan bertujuan menyederhanakan bentang alam yang kompleks dipermukaan bumi menjadi unit-unit yang sederhana (bentuk lahan) yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakanya.
         Salah satu klasifikasi bentuk lahan yang akan dibahas adalah Bentuk Lahan Bentukan Asal Antroposfer. yaitu  berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia sebagai penghuni alam.






BAB II
ISI

A.    Pengertian Antroposfer
        Secara etimologi (asal kata) antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan. Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi. Lapisan antroposfer ini lebih tipis dibanding lapisan biosfer
        Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan perairan. Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
        Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer.

B.     Cakupan Atroposfer

        Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan wilayah perairan (baik Perairan Darat maupun Perairan Laut.
Gambar I: Bentuk lahan dipermukaan bumi yang menunjang kehidupan manusia
       Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan antroposfer di antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer.
C.    Faktor-Faktor Antroposfer
         Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lokasi Geografis
Lokasi geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1)  lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan tidak  dapat diubah, dan
(2)  lokasi relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.
b. Topografi atau Relief
         Daerah dengan topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang, misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian. Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
c. Struktur Geologis
        Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
d. Iklim
       Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem pertanian.
e. Tanah
       Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
f. Tumbuhan
       Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
(1) sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang memamah biak);
(2) sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
(3)  sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
(4) penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.
g. Hewan
        Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yan telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan sebagainya.
D.     Adaptasi Manusia
        Kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut antara lain perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut menyebabkan seluruh makhluk hidup termasuk manusia perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungannya agar dapat mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan. Penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan ini dinamakan suatu tindak adaptasi. Adaptasi dari makhluk hidup khususnya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu adaptasi genetis dan adaptasi somatis.
1. Adaptasi Genetis
        Setiap lingkungan hidup selalu merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh tertentu. Struktur yang dibentuk ini dapat bersifat menurun dan permanen, sehingga dapat dikatakan adanya hubungan yang kuat antara struktur tertentu dari organisme dengan lingkungan hidupnya. Manusia memiliki banyak ciri-ciri genetika yang spesifik dibanding makhluk hidup lainnya, antara lain: 
  1. mempunyai susunan gigi yang lengkap
Ø  gigi incisivus untuk mengerat seperti binatang pengerat (rodentia),
Ø  gigi caninus untuk merobek-robek daging seperti binatang pemakan daging (carnivora), dan
Ø  gigi molar untuk menghancurkan makanan seperti binatang pemakan tumbuhan (herbivora),
2. mempunyai organ pencernaan dengan enzim-enzim dan kekuatan-kekuatan khusus yang ada di dalamnya,
3. mempunyai struktur badan yang lengkap, termasuk susunan syaraf yang menjadikan manusia sebagai makhluk hidup “berakal”.
Keadaan sifat-sifat genetika tersebut membuat manusia mempunyai toleransi yang besar terhadap lingkungan hidupnya.
2. Adaptasi Somatis
         Adaptasi somatis adalah adaptasi yang berbentuk perubahan struktural ataupun fungsional, bersifat sementara serta tidak diturunkan kepada keturunannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan yang baru, maka struktur atau fungsinya bisa berbeda pula sesuai dengan perubahan yang terjadi. Misalnya, pada daerah panas kulit manusia akan berubah menjadi lebih gelap, sedangkan daerah yang dingin menjadi lebih terang. Di daerah pegunungan dengan kadar oksigen yang lebih rendah dari daerah pantai, maka bentuk jantung dan paruparu juga akan menyesuaikan menjadi lebih besar.
          Adaptasi somatis selain mengubah struktur dan fungsi pada manusia, juga dapat mengubah kemampuan manusia. Dengan kemampuan ini manusia menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang bermacam-macam. Berbagai alat yang diproduksi manusia semakin lama semakin kompleks sesuai dengan kemajuan teknologi mereka, misal kemajuan teknologi di bidan konstruksi bangunan, pakaian, persenjataan, obat-obatan sampai teknologi mengeksplorasi luar angkasa. Kemampuan ini tidak dapat dijumpai pada makhluk lain seperti binatang maupun tumbuhan. Adaptasi somatis ini juga mampu membentuk sifat-sifat manusia menjadi agresif, pemalas, pemarah, dan sebagainya.
           Adaptasi pada manusia di muka bumi dengan kondisi lingkungan yang berbeda akan menimbulkan bentuk adaptasi yang berbeda pula, misalnya cara berpakaian, bermata pencaharian, berbahasa, dan sebagainya. Secara keseluruhan adaptasi itu akan membentuk pola-pola kebudayaan yang berbedabeda yang tersebar di permukaan bumi, sehingga membentuk wilayah kebudayaan (cultural region).
C.  Contoh Bentuk Lahan Bentukan Antroposfer
1. Daerah  Kutub
Gambar 2: bentuk lahan daerah kutub
          Wilayah ini meliputi daerah-daerah dengan lintang geografis yang tinggi, terutama di bumi belahan utara yang tertutup salju, tundra, atau taiga. Suku bangsa asli yang tinggal di wilayah ini secara nomaden termasuk ras mongoloid, misalnya bangsa Lap dan Samoyed di Eropa Utara (Finlandia dan Swedia). Mata pencaharian yang utama adalah menangkap ikan atau memelihara rusa kutub, pertanian tak mungkin diusahakan di wilayah ini, sumber daya alam sangat langka, sehingga barang-barang dibuat dari hewan ternaknya seperti, bulu, kulit, tulang, tanduk, dan otot.
         Kehidupan yang nomadis bercirikan kegotongroyongan yang bercorak komunal primitif. Organisasi politik tak pernah berkembang karena penduduknya jarang. Arsitektur tak berkembang, rumah-rumah mereka berupa tenda berbahan kulit dan tulang yang dapat dipindah-pindah. Kemajuan yang terjadi lebih disebabkan karena terjadinya kontak dengan dunia luar.
Gambar 3: Lahan pemukiman penduduuuuk daerah kutub
2. Daerah Eropa dan Anglo – Amerika
         Wilayah geografisnya yang luas dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah memberikan banyak keuntungan bagi penduduknya. Di kawasan ini kapitalisme, industrialisme, dan urbanisme bersama-sama mencapai puncaknya. Sumber daya alam yang dimanfaatkan berupa pertambangan dan pertanian dengan mekanisasi dan otomatisasi sehingga taraf hidupnya tinggi.
 Masyarakatnya bermata pencaharian agraris bertaraf tinggi, dan industri dengan teknologi modern yang menjamin taraf kehidupan rakyatnya. Gejala urbanisasi dan mobilitas sosial meningkat. Spesialisasi di segala bidang kehidupan meluas, kreativitas tampak di bidang sastra, musik dan bidang seni lainnya.Di Benua Amerika Utara terdapat kawasan budaya Anglo-Amerika, yang ciri-ciri kulturalnya diwarisi dari Eropa.
3. Daerah Amerika Latin
          Amerika Latin meliputi Benua Amerika tengah dan selatan. Penduduknya kebanyakan imigran dari jazirah Iberia (Spanyol), maka bahasa yang dipakai umumnya bahasa Spanyol kecuali Brasil yang berbahasa Portugis. Penduduknya mayoritas beragama Roma Katolik. Arsitektur Mediteran tampak di kota-kota, baik kota besar maupun kecil. Ditinjau dari sistem kemasyarakatannya terdapat perbedaan yang mencolok antara kaum miskin dan kaya. Kekacauan politik seringkali muncul dan memaksa berfungsinya pemerintahan militer diktator.
4. Daerah  Kering
      Benua Asia bagian tengah dan Afrika bagian utara merupakan kawasan kering yang berupa padang rumput sampai gurun pasir. Secara klimatologis dinamakan wilayah semiarid sampai arid.

Gambar 4: Daerah kering
Di masa lampau kebanyakan penduduk di wilayah ini hidupnya adalah nomaden (berpindah-pindah), dengan mata pencaharian beternak. Pertanian hanya terbatas di oase-oase yang kemudian menjadi tempat tinggal permanen. Komunikasi dan transportasi antarwilayah diusahakan oleh karavan (kafilah) yang keberadaannya berkaitan erat dengan peternakan dan menggembala. Jaringan kafilah ini luas dan telah berjasa dalam persebaran kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah ini.
5. Daerah  Afrika
Adanya gurun (padang pasir) yang sangat luas di bagian tengah dan hutan lebat di wilayah tropik menjadikan wilayah ini menjadi kawasan yang minim sarana komunikasi dan transportasi sehingga lambat dalam perkembangan teknologi.
 Dilihat secara menyeluruh penduduk Afrika merupakan ras Negroid, walaupun di Afrika Selatan sejak dua abad yang lalu telah tinggal orang berkulit putih. Penduduk Afrika beranekaragam etnik, bahasa, agama, dan budayanya.
Gambar 5: Gambar daerah Afrika
6. Daerah  Timur
Gambar : daerah Timur
          Asia merupakan kawasan budaya yang beriklim musim (Monsoon Asia). Asia terdiri atas ibbon-negara dengan keragaman etnik, bahasa, dan agama. Karakteristik yang mengelompokkan bangsa-bangsa di kawasan ini menjadi satu kawasan adalah kondisi sosial ekonomi (dengan pengecualian Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan). Kesamaan kondisi sosial ekonomi antara lain berupa kemiskinan material, kelambanan ekonomi, jumlah penduduk, kebutahurufan penduduk, dan pola kehidupan pedesaan.
            Kawasan Timur beriklim musim di Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia, Filipina dan ibbon-negara Melayu lain)
          Kawasan Timur beriklim musim di Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur Jauh, kawasan Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur yang mencakup Indonesia, Filipina dan ibbon-negara Melayu lain) lingkungannya berupa laut. 
          Antroposfer berasal dari kata latin anthropos yang artinya manusia dan sphaira yang artinya lingkungan. Jadi antroposfer artinya lingkungan bagian dari bumi atau biosfer yang dihuni manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan fisik yang berbeda-beda ditiap wilayah mengakibatkan perbedaan fisik manusia (ras manusia). Menurut A.L krober (dalam Edward,Ed, 1975) terdapat beberapa jenis ras manusia yang berkembang diseluruh dunia.
1) Ras Kaukasoid
 Nordic
Ø : Eropa utara
 Alpin
Ø : Eropa tengah dan timur
 Mediteranian : Laut
Ø tengah, Iran, Afrika utara, Armenian.

2) Ras Mongoloid
Ø Asiatic : Asia utara, tengah, dan timur
 Malayan Mongoloid
Ø : Asia tenggara
 American Mongoloid : Amerika utara
Ø

3) Ras Negroid
 African Negroid : Benua Afrika
Ø
 Melanesia
Ø : Papua/Irian Jaya, dan Kepulauan Melanesia.
 Negrito
Ø : Afrika tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina.

4) Ras Khusus
Ø Bushmen : Gurun Kalahari, Afrika selatan.
 Australoid : Suku
Ø Aborigin (Australia)
 Ainu
Ø : Pulau Karafotu, dan Pulau Hokaido (di Jepang).
 Weddoid : Pedalaman Sri Lanka, dan Sulawesi Selatan.
Meliputi pengertian antroposfer, komposisi penduduk, pertumbuhan penduduk, dan penyajian data penduduk dalam bentuk grafik, ibbo/ diagram.
1). Cuaca dan iklim
2). Relief / ketinggian tempat
3). Manusia
  • b. Sarana penyebaran
1). Angin
misalnya biji-bijian yang terbawa oleh hempasan angin
2). Aliran air
misalnya tumbuhan atau biji-bijian yang terbawa oleh    aliran sungai
3). Lahan
misalnya adanya gerakan spesies di daratan
4). Manusia
misalnya flora dan fauna yang dipindah oleh manusia
  • c. Hambatan
1). Geografis
Kondisi geografi yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna terutama adalah bentang alam yang berupa samudra, padang pasir,  sungai dan pegunungan.
2). Biologis
Faktor yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna secara biologis antara lain habitat yang tidak sesuai dan tidak cocok lagi untuk kelangsungan hidup, tidak adanya persediaan makanan atau predator.
3). Tanah ( Edafik)
Kondisi tanah yang dapat menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna antara lain, ketersediaan ibbon hara, udara dan air
  • 3. Persebaran flora dan fauna di dunia
Menurut Alfred Russel Wallace persebaran fauna di dunia dikelompokkan menjadi enam wilayah, yaitu :
  • a. Wilayah Neartik
Meliputi seluruh wilayah Amerika Utara bagian tengah   terdiri atas padang rumput dan bagian utara merupakan hutan ibbon seluruh Greenland, sedangkan hewannya berupa antilop, tupai dari Amerika Utara,bison, kalkun dan karibu
b. Wilayah Neotropik
Meliputi Mexico bagian selatan dan tengah serta Amerika Selatan, hewan-hewannya berupa kukang, armadillo, kuda, tapir, siamang dll
c. Wilayah Australis
Meliputi Selandia Baru, Irian, Maluku dan pulau-pulau di sekitarnya.  Hewannya terdiri atas kanguru, trenggiling, koala, cendrawasih, kura-kura, berbagai macam burung dll.
  • d. Wilayah Oriental
Meliputi wilayah Benua Asia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sri Langka dan Filipina, banyak terdapat hutan hujan tropis dan beraneka macam flora dan fauna, hewan-hewannya berupa harimau, gajah, ibbon,orang utan dan badak bercula satu.
  • e. Wilayah Paleartik
Meliputi seluruh Eropa, Afganistan, Himalaya,Afrika, Inggris dan Jepang, hewannya terdiri atas bison, kucing kutub, menjangan kutub, landak
  • f. Wilayah Etiopian
  • Meliputi seluruh benua Afrika, Madagaskar dan wilayah Arab bagian selatan, banyak terdapat gurun yang menjadi pembatas wilayah satu dg lainnya, sehingga jenis binatangnya berbeda yang terdiri atas Gorilla, Simpanze, antelop, burung unta, zebra, kuda nil dan jerapah.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
             Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi. Lapisan antroposfer ini lebih tipis dibanding lapisan biosfer
Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29 persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan perairan. Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya.

B.     Saran

      Diharapkan kepada semua mahasiswa agar menguasai semua materi yang berhubungan dengan geomorfologi, khususnya dalam dalam hal ini pembahasan materi klasifikasi bentuk lahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar