Table 13.
Model Matrix
Rurban OrientedTechniques
Untuk
Perkrmbangan Memita
Teknik
|
Kompensasi financial
|
Kekuatan Hukum
|
Komprehensif
|
||||||
Daerah Pinggiran Kota
|
UPV
|
PTC
|
ITR
|
TDR
|
AZ
|
PPP
|
IPSP
|
SD
|
|
Growth
Rate
|
cpt
|
2
|
2
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
sdg
|
|||||||||
lbt
|
|||||||||
Land
Tenture
|
Ting
|
||||||||
red
|
|||||||||
kcl
|
1
|
1
|
0
|
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
|
Soil
Capability
|
Ting
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
1
|
Rend
|
|||||||||
Irrigation
system
|
Bgs
|
3
|
2
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
Jlk
|
|||||||||
Skor Kumulatif
|
9
|
7
|
5
|
5
|
12
|
12
|
12
|
5
|
Keterangan:
UPV: Use Value Property Taxation; PTC:
Property Tax Credits; ITR: Inheritance Tax Relief; TDR: Transfer Development
Rihgts; AZ Agricultural Zoning; PPP: Provincial Police Power; IPSP: Integrated
Provincial-State Program; AD: Agricultural Districting; cpt: cepat; sdg:
sedang; lbt: lambat; kcl: kecil; ting : tinggi; rend:rendah; bgs: bagus;
jlk:jelek.
Berdasarkan matrix yang
telah disusun tersebut, penentu kebijkakan dapat secara langsung menenntukan
pilihan teknik mana yang akan di aplikasikannya. Oleh karena itu dalam simulasi
ini visi spasial kota adalah berbentuk stellar, maka apa yang existing sebagai
produk proses prubahan pemamfaatan lahan yang panjang dapat digunakan sebagai
acuan pengembangan. Pada bagian bagian tertentu di ujung kaki gurita perlu ada peratutan yang
menghentikan laju perkembangan fiscal kota yang terjadi atau paling tidak
menghambatnya sementara itu pada interstitial areas diberlakukan PPP, AZ maupun
IPSP yang dapat membentuk ruang terbuka hijau dengan dukungan seluruh
masyarakat.pada bagian-bagian ujung kaki gurita dengan dukungan seluruh
masyarakat. Pada bagian ujung-ujung kaki gurita dapat di aplikasikan
development moratoria ataupun adequately public facilities ordinances yang
diadopsi dari urban oriented management techniques. Mengenai teknik-teknik
manajemen spasial yang bersifat urban oriented disatu sisi dan rurban oriented
dis sisi lain dengan sendirinya dapat dilaksanakan untuk mencapai efektifitas
maksimal. Keputusan mengenail hal initergantung pada kesepakatan yang
disetujui.
6.2.2.3. Model Matrix
Rurban Orinted Techniques
Untuk Perkembangan Lompat Katak
Seperti telah di bahas
pada bagian depan,bentukperkembangan fiscal lompat katak ( chess board
development ) merupakan bentuk yang paling
ofensif siafatnya di banding dengan bentuk konsentris maupun memita.
Oleh Karen itu hal inilah, maka bentuk kenampakan fisikal kotanya menjadi tidak
kompak bersifat fragmented dalam satuan yang beraneka dan tersebar secara
sporadic tidak merata. Makin menjauhi lahan kekotaan yang berkembang.
Perkembangan selanjutnya, akanterjadi infilling process pada bagian-bagian
antara ( interstial areas)yang belum berkembang dan makin mendekati
lahankekotaan terbangun makin intensif proses ini dalam satuan-satuan yang
relative lebih kecil. Cepat atau lamabat perkembangan ini akan menciptakan kota
yang besar dengan rateof growth yang relative cepat. Apabila hal ini terjadi
sebaga iakibat penggabungan beberapa kota, maka akan menciptakan apa yang
dikenal dengan mega city ( lihat sebagai contoh mengenai gejala bargabungnya
antara kota Jakarta, bogor tangerang) namun kalau hal tersebut hanya terjadi
pada satu kota maka kota yang bersangkutan akan cepat berkembang secara fisikal
dan mungkin hal ini merupakan inisiasi terbentuknya mega city.
Untk
tujuan manjemen spasial kota yang ersangkutan, tahap awal yang harus dirumuskan
adalah penetapan visi spsial kota macam apa yang diinginkan, apakah berbentuk
sebagaithe compact city atau non compact city. Masing-masing berbentuk tersebut
jelas akan membawa konsekuensi yang berbeda dalam memilih teknik-teknik manajemen
yang akn di manfaatkannya. Sebagai contoh dalam simulasi ini di tentukan visi
spasial kota sebagai compact non-intensed city. Dengan demikian, peran AZ,PPP
dan IPSP akan memegang peranan utaa pula baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama.
Sebgai
contoh dapat dikemukakan bahwa aplikasi AZ saja sebenarnya suda cukup,karena di
dalamnya sudah dirumuskan mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh pemilik lahan terhadap lahannya. Pelanggaran mengenai hal
tersebut akan mengakibatkan konsekuensi hokum berupa sanksi-sanksitertentu.
Walau-pun TDR bagi Negara-negara tertentu eperti di Indonesia belum dapat
dilaksanakan namun dapat berupa bantuan ahli pertanian, perikanan, peternakan ,
kemudahan memperoleh pupuk, obat-obatan tanaman, potongan pajak, kemudahan
memperoleh pupuk, dan lain sebagainya. Sebagai contoh simulasi teknik rurban
oriented techniques untuk perkembangan lompat katak dapat dilihat dalam table 14 berikut.
Teknik
|
Kompensasi financial
|
Kekuatan Hukum
|
Komprehensif
|
||||||
Daerah Pinggiran Kota
|
UPV
|
PTC
|
ITR
|
TDR
|
AZ
|
PPP
|
IPSP
|
SD
|
|
Growth
Rate
|
cpt
|
2
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
sdg
|
|||||||||
lbt
|
|||||||||
Land
Tenture
|
Ting
|
||||||||
red
|
|||||||||
kcl
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
|
Soil
Capability
|
Ting
|
2
|
2
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
Rend
|
|||||||||
Irrigation
system
|
Bgs
|
2
|
1
|
2
|
1
|
3
|
3
|
3
|
|
Jlk
|
|||||||||
Skor Kumulatif
|
7
|
5
|
5
|
4
|
12
|
12
|
12
|
8
|
Keterangan:
UPV: Use Value Property Taxation; PTC:
Property Tax Credits; ITR: Inheritance Tax Relief; TDR: Transfer Development
Rihgts; AZ Agricultural Zoning; PPP: Provincial Police Power; IPSP: Integrated
Provincial-State Program; AD: Agricultural Districting; cpt: cepat; sdg:
sedang; lbt: lambat; kcl: kecil; ting : tinggi; rend:rendah; bgs: bagus;
jlk:jelek.
Bedasarkan
simulasi yang diperoleh dari model matrix di atas, terlihat bahwa kondisi
daerah dipinggiran kota seperti telah disebutkan di atas dengan dominasi
perkembangan fisikal leap frog development, maka peranan law enforcement
mechanism sangat menonjol Karena pemerintah berhadpan dengan proses
perkembangan fisikal kekotaan yang tidak terkontrol dan berjalan dengan sangat
cepat. Dalam hal ini agricultural zoning akan mempunyai peranan yang menonjol
dan akan diterapkan pada bagian-bagian tertentu, yang secara tataspasial
dipruntukan menjadi ruang terbuka hijau. Pada bagian lain yng belum terbangun
dan tidak diperuntukan sebagai ruang terbuka hijau dapat dibantu dengan
diterapkannya urban land consolidation dengan maksuduntuk menciptakan tatanan
ruang yang memenuhi persyaratan tertib ruang, tertib lingkungan dan tertib
hokum.
Sementara
itu, keterkaitan antara perumusan perencangan tingkat local akan diatur oleh
perencanaan tingkat regional dan nasional. Pemerintal level di atasnya dapat
memveto pelaksanaan tata ruang di level bawah selama bertentangan dengan
kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah level di atasnya. Azas otonomi
pemerintahan harus tidak di terjemahkan ke dalam kewenangan mengatur wilayah
tanpa batas . keterkaitan region dari tingkat local, regional dan nasional
bahkan global membentuk regional system yang didalamnya terdapat keterkaitan
fungsional baik langsung atau tidak langsung, baik bersifat interrelasi atau
interdependensi dalam kader yang berdbeda-beda dan disinilah letak peranan PPP
berada. Berbagai keuntungan financial dapat diberikan oleh pemerintah kepada
pemilik lahan pertanian yang berniat mempertahankannya. Bentuk-bentuk
keuntungan financial dapat dirumuskan sesuai dengan tuntutan kondisi local,
sehingga apa yang diberikan oleh pemerintah betul-betul tepat sasaran dan tepat
guna.
Kalau
memunglkinkan, memang ADsangat di anjurkan dan akan diapresiassi sangat tinggi
oeh pemrintah, karena prakarsa keikutsertaan dalam program perlindungan lahan
pertanian muncul dari kesadaran masyarakat pemilik lahan pertanian sendiri.
Teknik-teknik lain termasuk ke dalam mekanisme financial dapat ditentukan
secara selektif