Translate

Kamis, 16 September 2021

LOGO HANTARU 2021

Halo gays berikut link untuk mendownload Logo Hantaru 2021
https://drive.google.com/file/d/1oYbYw-xepkELe9Irok8Gx_sfal2ngOBa/view?usp=sharing

Jumat, 11 Maret 2016


BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pada bulan November  1949, dinas rahasia militer belandamenerima laporan, bahwa westerling telah mendirikan organisasi rahasia  yang mempunyai pengikut sebesar 50.000 orang. Westerling adalah Ratu Adil Persatuan Indonesi ( RAPI ) dan memiliki satuan bersenjata dinamakan Angkatan perang Ratu Adil”

B.      RUMUSAN MASALAH
·         Mengulas tentang pemberontakan APRA
·         Tentang westerling pembentukan APRA
·         Latar belakang terjadinya APRA
·         Jalanya pemberontakan APRA
·         Mengetahui penumpasan APRA
·         Mengetahui dampak pemberontakan APRA






























BAB II PEMBAHASAN

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL
 ( APRA )
Kepercayaan rakyat Indonesia akan datangnya Ratu Adil dimanfaatkan Westerling untuk meraih massa guna mewujudkan keinginannya. Kepercayaan tersebut memperlihatkan bahwa sebagian rakyat Indonesia yang telah lama menderita karena penjajahan, baik oleh Belanda atau Jepang, mendambakan datangnya suatu masa kemakmuran seperti yang terdapat dalam ramalan Jayabaya.
A.    Peran Westerling dalam Pembentukan APRA
Raymond Pierre Paul Westerling lahir di Istanbul, 31 Agustus 1919 dan meninggal di Belanda, 26 November 1987 pada usia 68 tahun. Westerling lahir sebagai anak kedua dari Paul Westerling dan Sophia Moutzou. Dia komandan pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Westerling pada tahun 1946 sampai 1947 di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di Bandung, Jawa Barat.
Westerling yang dijuluki si Turki karena lahir di Istanbul, mendapat pelatihan khusus di Skotlandia. Dia masuk dinas militer pada 26 Agustus 1941 di Kanada. Pada 27 Desember 1941 dia tiba di Inggris dan bertugas di Brigade Prinses Irene di Wolverhampton, dekat Birmingham.
Westerling termasuk 48 orang Belanda sebagai angkatan pertama yang memperoleh latihan khusus di Commando Basic Training Centre di Achnacarry, di Pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni. Melalui pelatihan yang sangat keras dan berat, mereka dipersiapkan untuk menjadi komandan pasukan Belanda di Indonesia. Seorang instruktur Inggris sendiri mengatakan pelatihan ini sebagai neraka di dunia. Pelatihan dan pelajaran yang mereka peroleh antara lain perkelahian tangan kosong, penembakan tersembunyi, berkelahi dan membunuh tanpa senjata api, membunuh pengawal dan sebagainya. Setelah bertugas di Eastbourne sejak 31 Mei 1943, maka bersama 55 orang sukarelawan Belanda lainnya pada 15 Desember 1943, Sersan Westerling berangkat ke India untuk betugas di bawah Laksamana Madya Mountbatten Panglima Komando Asia Tenggara. Mereka tiba di India pada 15 Januari 1944 dan ditempatkan di Kedgaon, 60 km di utara kota Poona.
Pada 20 Juli 1946, Westerling diangkat menjadi komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Depot Pasukan Khusus. Awalnya, penunjukkan Westerling memimpin DST ini hanya untuk sementara sampai diperoleh komandan yang lebih tepat dan pangkatnya pun tidak dinaikkan, tetap Letnan II (Cadangan). Namun dia berhasil meningkatkan mutu pasukan menjelang penugasan ke Sulawesi Selatan dan setelah berhasil menumpas perlawanan rakyat pendukung Republik di Sulawesi Selatan, dia dianggap sebagai pahlawan namanya membumbung tinggi
.
B.     Latar Belakang Terjadinya Pemberontaka APRA
APRA merupakan pemberontakan yang paling awal terjadi setelah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda. Hasil Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan suatu bentuk negara Federal untuk Indonesia dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat). Suatu bentuk negara ini merupakan suatu proses untuk kembali ke NKRI, karena memang hampir semua masyarakat dan perangkat-perangkat pemerintahan di Indonesai tidak setuju dengan bentuk negara federal. Tapi juga tidak sedikit yang tetap menginginkan Indonesia dengan bentuk negara federal, hal ini menimbulkan banyak pemberontakan-pemberontakan atau kekacauan-kekacauan yang terjadi pada saat itu. Pemberontakan- pemberontakan ini dilakukan oleh golongan- golongan tertentu yang mendapatkan dukungan dari Belanda karena merasa takut jika Belanda meninggalkan Indonesia maka hak-haknya atas Indonesia akan hilang. 
Tujuan Westerling membentuk APRA ini adalah mengganggu prosesi pengakuan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949. Upaya itu dihalangi oleh Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda. Tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan adanya tentara tersendiri pada negara-negara bagian RIS .

C.    Jalannya Pemberontakan APRA
Pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh mantan Kapten KNIL Raymond Westerling bukanlah pemberontakan yang dilancarkan secara spontan. Pemberontakan ini telah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.
Pada 25 Desember 1949 malam, sekitar pukul 20.00 Westerling menghubungi Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda untuk menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden mengenai rencananya untuk melakukan kudeta terhadap Soekarno setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda terhadap Indonesia. Van Vreeden memang telah mendengar berbagai rumor, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan, tidak terkecuali rumor mengenai pasukan yang dipimpin oleh Westerling. Jenderal van Vreeden, sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949 tersebut memperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan seperti apa yang diungkapkan padanya.
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah sebuah ultimatum. Westerling menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif terkait ultimatum tersebut dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar. Ultimatum Westerling ini tentu menimbulkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, namun juga di pihak Belanda dan dr. H.M. Hirschfeld, Nederlandse Hoge Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang baru tiba di Indonesia.

D.    Penumpasan APRA
Ketika terjadi pemberontakan APRA tidak dilakukan perlawanan yang berarti, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, karena serangan dilakukan dengan sangat tiba-tia, pembalasan tembakan pun tidak dilakukan karena orang-orang APRA bercampur dengan orang KNIL dan KL. Sedangkan mengenai latar belakang aksinya, diduga keras bahwa APRA ingin mendukung berdirinya negara Pasundan, supaya negara ini bisa berdiri tanpa gangguan TNI dan menggunakan APRA sebagai angkatan perangnya.
Secara umum boleh pasukan Divisi Siliwangi TNI tidak siap karena baru saja memasuki Kota Bandung setelah perjanjian KMB. Panglima Siliwangi Kolonel Sadikin dan Gubernur Jawa Barat Sewaka  pada saat kejadian  sedang mengadakan peninjauan ke Kota Subang.  Sementara di  Jakarta  pada pukul 11.00 bertempat di kantor Perdana Mentri RIS diadakan perundingan antara Perdana Mentri RIS dan Komisaris Tinggi Kerajaan Belanda di Indonesia.  Terungkap adanya keterlibatan  tentara Belanda (diperkirakan sekitar 300 tentara Belanda berada di antara pasukan APRA)  dalam peristiwa di Bandung itu, maka diputuskan tindakan bersama.
Gerakan tersebut dapat digagalkan dan kemudian diketahui bahwa otaknya adalah Sultan Hamid II, yang juga menjadi anggota Kabinet RIS sebagai Menteri tanpa portofolio. Sultan Hamid II dapat segera ditangkap, sedangkan Westerling sempat melarikan diri ke luar negeri pada 22 Februari 1950 dengan menumpang pesawat Catalina milik Angkatan Laut Belanda. Dengan kaburnya Wasterling, maka gerakannya pun jadi bubar.
E.     Dampak Pemberontakan APRA
Bila dilihat dari latar belakang pemberontakan yang dilakukan oleh APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang diketuai oleh Raymond Pierre Westerling ini bertujuan untuk mendapat pengakuan dari pemerintah RIS yang ingin diakui sebagai tentara Pasundan. Selain itu, pemberontakan ini juga bertujuan untuk tetap mempertahankan pemerintahan Reupblik Federal dan tidak menginginkan adanya penyerahan kedaulatan serta adanya tentara tersendiri di negara-negara bagian RIS. Sehingga terjadilah pemberontakan APRA ini yang terjadi di Bandung.




BAB III PENUTUP
A.      KESIMPULAN
                Seperti yang telah di kemukakan tadi, bahwa Pergerakan Ratu Adil yang di pimpin oleh RaymondWesterling dan di dalangi oleh Sultan Hamid II,gerakan ini ingin melakukan pembunuhan kepada tokoh-tokoh penting, diantaranya Sultan Hamengkubuwono. Munculnya gerakan gerakan seperti ini adalahwujud dari ketidakpuasan terhadap pemerintah.
 Gerakan ratu adil sendiri muncul karena kepercayaanmasyarakat Jawa pada saat itu tentang akan munculnya seseorang yang akan menciptakan kedaimaiandan ketentraman di Jawa, kepercayaan tersebut menyebabkan rakyat ingin bergabung dengan sangRatu Adil agar keinginan mereka dapat terpenuhi, Namun itu semua adalah tipu daya yang dilakukanoleh para petinggi negara yang ingin melakukan kudeta terhadap negara.
Ratu Adil yang didalangi oleh salah satu petinggi RIS tersebut telah membuat banyak anggotaTNI yang berada di Bandung tewas dan gerakan tersebut sempat menguasai Kota Bandung. Danakhirnya gerakan gerakan yang dilakukan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab dapatditumpas dengan persatuan seluruh elemen masyarakat Indonesia, maka dari itu kita sebagai penerusgenerassi bangsa agar tidak mementingkan diri sendiri. Dan sebagai warga negara yang baik kita harusmempunyai jiwa Nasionalisme dan persatuan yang baik agar negara kita tidak gampang untuk dirasukioleh faham faham yang bertentangan dengan Pancasila
B.        SARAN DAN KRITIK
                Puji syukur atas kehadirat Allah SWT  yang senang tiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga dalam penyusunan makalah ini kami dapat menyelesaikan tepat waktu. Jika sadar bahwa masih ada kesalahan , untuk itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca.

MATRIKS PROGRAM KERJA KECAMATAN KKN PPM REGULER TERPADU

PROGRAM KERJA
MAHASISWA KKN PPM UNM
KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO 2015
NO
BIDANG
PROGRAM KERJA
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
KETERANGAN
1










Pendidikan
Mengajar Formal Di Sekolah-Sekolah Maupun Informal
§  Sebagai salah satu bentuk kepedulian mahasiswa KKN terhadap pendidikan di sekolah-sekolah
§  Membantu siswa untuk meningkatkan minat belajarnya melalui pembelajaran yang disajikan secara menarik
§  Sebagai salah satu ajang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman profesi guru
SD, SMP dan SMA di beberapa Kelurahan
§  Terselenggaranya program ini dan Meningkatnya minat belajar siswa-siswi SD, SMP dan SMP

Laelo, Lapongkoda, Mattiro Tappareng, Salomenraleng, Siengkang, Sitampae, Tempe, Maddukelleng, Wiring Palennae, Teddaopu
2





Kebersihan
Kerja Bakti Dan Jumat Bersih
§  Menyadarkan warga untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan
§  Menciptakan keasrian lingkungan sekitar
Beberapa titik di setiap kelurahan
§  Target masyarakat berpartisipasi seluruhnya
§  Melahirkan rasa tolong-menolong antar warga di tiap kelurahan

Laelo, Lapongkoda, Maddukelleng, Padduppa, Salomenraleng, Sitampae, Teddaopu, Tempe, Wiring Palennae
3

Pendampingan Program Coaching P2kp
Melakukan Pendataan

§  Membantu efisiensi kerja fasilitator


§  Setiap Kelurahan

§  Terangkumnya Data untuk kebutuhan program P2KP

Salomenraleng, Lapongkoda, Sitampae, Maddukelleng, Laelo, Mattiro Tappareng, Teddaopu, Watallipue, Wiring Palennae, Siengkang, dan Padduppa
4



Sarana dan Prasarana
Pembuatan Papan Nama Kelurahan, Papan Peringatan, Pembuatan Batas Kelurahan, Pembuatan Garis Lapangan, Pembuatan Struktur Organisasi Mesjid, Pembuatan Diagram Usia Penduduk
§  Membantu pihak kelurahan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada
Sarana Ibadah, Olah raga, dan Kantor Kelurahan
Tertibnya pemanfaatan sarana dan prasarana umum 
Salomenraleng, Laelo, Lapongkoda, Sitampae, Teddaopu dan Mattiro Tappareng
5





Kesehatan
Penanaman Toga, Penjernihan Air, Sosialisasi Gigi Sehat, Penyuluhan Cara Mencuci Tangan Yang Sehat, Sosialisasi Pola Asuh Orang Tua , Kegiatan Posyandu, Penyuluhan Tentang Narkoba, Sosialisasi Tentang Kebersihan
Membantu masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dalam rangka kelangsungan hidup sehat dan hiegienis
Seluruh warga dan Pelajar SD, SMP, SMA
Target masyarakat ikut berpartisipasi dalam beberapa rangkaian kegiatan
Lapongkoda, Sitampae, Tempe, Mattiro Tappareng, Padduppa, Teddaopu, dan Siengkang
6


Bidang Pemetaan / Informasi
Pembuatan Peta, Citra Di Tiap Kelurahan
Mempermudah identifikasi penduduk dan sebagai kelengkapan Administrasi di kantor kelurahan
Peta Administrasi Penduduk
 Terpasangnya Peta Administrasi kelurahan dengan data yang ter-update
Maddukelleng, Mattiro Tappareng, Padduppa, Siengkang, Wiring Palennae
7


Administrasi Kelurahan
Pembuatan Profil Kelurahan
Mempermudah akses Kelurahan di alamat website
Terangkumnya data profil kelurahan secara menyeluruh dan up-date
Seluruh Mahasiswa KKN ppm Wajo
Maddukelleng, Mattiro Tappareng, Padduppa, Salomenraleng, dan Wiring Palennae
8






Hiburan dan Festival
Lomba Menggambar Tingkat SD, Partisipasi Festival Danau Tempe, Aplikasi Permainan Tingkat TK, Pengadaan Lomba Cerdas Cermat Tingkat SD
§  Sebagai salah satu ajang mahasiswa untuk berpartisipasi dalam acara rakyat
§  Memberikan wadah kepada siswa-siwi TK dan SD untuk menyalurkan minat dan bakatnya
Beberapa TK dan matan Sekolah Dasar di kecamatan Tempe
Target peserta seluruh siswa-siwi TK dan Siswa(i) SD kelas I,II dan III
Teddaopu, Salomenraleng, Padduppa, Wiring Palennae
9

PPM
Pendidikan berbasis    E-Learning (situs website di beberapa sekolah)
§  Merealisasikan program PPM di kecamatan Tempe
SMP dan SMA
Terealisasinya pendidikan berbasis E-learning
LPM UNM, Tim dosen Penyaji dan Mahasiswa KKN PPM UNM 2015

                                                                                                                                                                                                                               


LAPORAN KECAMATAN KKN PPM REGULER TERPADU

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Gambaran Umum Lokasi KKN
KKN merupakan sarana pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana mahasiswa diharapkan turun ke daerah-daerah pelosok untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkannya di Perguruan Tinggi, dengan tujuan membantu memajukan pendidikan, melakukan penelitian yang bermanfaat, serta mengabdikan diri sepenuhnya pada masyarakat dimana mahasiswa nantinya akan terjun langsung di dalamnya. Pelaksanaan KKN didasari oleh kesesuaian KKN dengan kebutuhan masyarakat. Artinya, bahwa mahasiswa yang ber-KKN dapat menjadi solusi ilmiah terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, serta dapat membantu Pemerintah mempercepat kemajuan pembangunan di segala bidang.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan selama dua bulan (288 JKEM) sebagai wujud pengabdian diri mahasiswa kepada masyarakat. Mahasiswa KKN dapat bertindak sebagai sumber inovator dan motivator dalam mempercepat kemajuan kelurahan, desa, ataupun kecamatan. Ilmu dan dengan teknik manajemen yang baik, mahasiswa dapat menggerakkan masyarakat untuk bersama membangun kelurahan atau desanya. Tujuan KKN secara umum yang berkaitan dengan tiga hal pokok kepentingan yaitu mahasiswa, masyarakat, dan lembaga
Salah satu penempatan KKN PPM universitas Negeri Makassar pada tahun 2015 adalah di Kecamatan Tempe. Kecamatan ini adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Wajo yang sekaligus merupakan Ibu Kota Kabupaten Wajo. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 38,27 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 61.121 jiwa.Dengan demikian potensi wilayah yang dimiliki Kecamatan Tempe sepenuhnya perlu dioptimalkan pemanfaatannya.
Kecamatan sangat strategis dan dapat membawa dampak bagi eksistensi Kecamatan Tempe terhadap mobilitas penduduknya. Secara administratif Kecamatan Tempe terdiri dari 16 kelurahan dan terbagi dalam 3 (tiga) dimensi geografis yaitu tanah berbukit, dataran rendah, dan danau. Adapun ke-16 Kelurahan tersebut antara lain :
a.    Kelurahan Salomenraleng
b.    Kelurahan Maddukelleng
c.    Kelurahan Padduppa
d.   Kelurahan Sitampae
e.    Kelurahan Wiring Palennae
f.     Kelurahan Lapongkoda
g.    Kelurahan Pattirosompe
h.    Kelurahan Cempalagi
i.      Kelurahan Laelo
j.      Kelurahan Mattirotappareng
k.    Kelurahan Teddaopu
l.      Kelurahan Siengkang
m.  Kelurahan Bulupabbulu
n.    Kelurahan Watallipue
o.    Kelurahan  Tempe
p.    Kelurahan Atakkae
B.  Maksud dan Tujuan Laporan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
a.    Sebagai salah satu pemenuhan tuntutan akademik mata kuliah wajib mahasiswa UNM
b.    Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban program kerja Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata kepada pihak kampus
c.    Menyajikan ulasan yang bersifat informatif tentang  kondisi realitas di kecamatan Tempe
d.   Sebagai salah satu bukti fisik terjalinnya aksi dan reaksi antara warga dengan mahasiswa KKN dalam kerja-kerja dimana mahasiswa terjun langsung menjadi fasilitator, tutor dan sahabat masyarakat
C.  Program Pembangunan Kecamatan yang telah ada
Kecamatan Tempe telah mengidentifikasi keadaan dan atau kondisi yang harus ada atau dicapai supaya visi Kecamatan Tempe yakni Terciptanya pelayanan prima menuju masyarakat yang berkarakter religius, produktif, unggul, sejahtera dan aman benar-benar terwujud di akhir periode perencanaan. Rumusan misi  merupakan upaya untuk mewujudkan keadaan atau kondisi yang diinginkan. Upaya-upaya yang akan dikembangkan, memanfaatkan faktor-faktor pendorong dan mengantisipasi faktor-faktor penghambat yang telah diidentifikasi pada perumusan isu strategis. Berdasarkan analisis tersebut, maka Misi Kecamatan Tempe tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:
1.    Mewujudkan pelayanan publik yang profesional, berbasis teknologi informasi
Misi ini mengandung makna bahwa Kecamatan Tempe sebagai perangkat teknis kewilayahan harus memberikan pelayanan publik yang berkualitas yang didukung oleh aparatur dan kelembagaan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai serta standar pelayanan yang jelas dan transparan melalui Standar Oparasional Prosedur (SOP) yang kesemuanya memanfaatkan teknologi informasi.
2.    Meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Misi ini Kecamatan Tempe berupaya meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya melalui perencanaan pembangunan, pemanfaatan maupun pemeliharaan hasil pembangunan. Misi ini juga menitikberatkan pada upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
3.    Meningkatkan perekonomian dan pembangunan, kesejahteraan sosial, serta ketentraman dan ketertiban umum
Misi ini bermakna bahwa Kecamatan Tempe bertindak sebagai koordinator dan fasilitator dalam upaya meningkatkan perekonomian dan pembangunan, kesejahteraan sosial serta ketentraman dan ketertiban umum dengan aktif melakukan koordinasi dengan instansi teknis penyedia layanan.

4.    Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Misi ini bermakna bahwa sebagai kecamatan ibu kota, kualitas lingkungan hidup mendapatkan perhatian yang sangat tinggi mengingat kota Sengkang juga merupakan wilayah utama penilaian adipura. Di samping itu, kebutuhan masyarakat perkotaan akan lingkungan yang sehat semakin tinggi. Misi ini juga mencoba menjawab tantangan pemerintah Kabupaten Wajo yaitu dicanangkannya Kota Sengkang sebagai kota bersih dan sehat (Renstra Kecamatan Tempe, Arsip : 2014-2019).
Rumusan strategi yang terbahasakan melalui penjabaran misi Kecamatan Tempe merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan, yang diharapkan dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang bersifat mendesak.









BAB II
ANALISIS SITUASI KECAMATAN TEMPE
A.  Letak Geografis
Kecamatan Tempe berada pada 3°39‘ - 4°16’ Lintang Selatan dan 119° 53’ - 120°27’ Bujur Timur termasuk dalam salah satu wilayah  kecamatan dari 14 kecamatan pada wilayah administratif Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan.Status Daerah untuk Kecamatan Tempe pada umumnya perkotaan, namun masih ada beberapa kelurahan yang karakteristik wilayah dan keadaan penduduknya mirip dengan status desa. Batasan administrasi Kecamatan Tempe sebagai berikut :
-       Sebelah Utara                       : Kecamatan Tanasitolo
-       Sebelah Selatan         : Kecamatan Kecamatan Pammana
-       Sebelah Timur                       : Kecamatan Pammana
-       Sebelah Barat                        : Kecamatan Sabbangparu dan Danau Tempe
      Tabel 2.1. Pembagian Administratif Wilayah Kabupaten Wajo Tahun 2012.
No
NamaKelurahan
Luas (Km2)
Ketinggiandaripermukaan air laut (m)
1
Wiringpalennae
5,11
<500
2
Sitampae
2,33
<500
3
Atakkae
3,85
<500
4
Maddukkelleng
4,18
<500
5
Siengkang
1,54
<500
6
Padduppa
1,60
<500
7
Pattirosompe
4,49
<500
8
Cempalagi
3,52
<500
9
Bulupabbulu
1.15
<500
10
Lapongkoda
0,91
<500
11
Teddaopu
0,85
<500
12
Salomenraleng
2,85
<500
13
Laelo
1,95
<500
14
Watallipue
1,10
<500
15
Tempe
1,70
<500
16
Mattirotappareng
2,71
<500
  (Sumber : Kecamatan Tempe dalam Angka 2014)
B.  Demografi
Kecamatan Tempe merupakan sentra perekonomian kabupaten wajo,sehingga mudah dipahami apabila kecamatan ini mempunyai penduduk yang padat, yakni sejumlah 61.121 jiwa. Persebaran penduduk,jumlah penduduk yang sebanyak itu tersebar pada 16 kelurahan. Luas wilayahnya yang mencakup 6,14% - 14,66% dari persentase luas wilayah Kecamatan Tempe sebanyak 4 kelurahan (36,84%), dan yang luas wilayahnya kurang dari 6,14% dari persentase luas wilayah Kecamatan Tempe sebanyak 12 kelurahan (63,16%). Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2. KeadaanPenduduk Di Kecamatan Tempe Tahun 2012

No
NamaKelurahan
JumlahKepalaKeluarga
JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk
1
Wiringpalenna
807
4.105
803
2
Sitampae
49
1.578
677
3
Atakkae
1.117
4.609
1.617
4
Maddukkelleng
1.646
7.010
1.617
5
Siengkang
647
3.159
2.051
6
Padduppa
748
3.408
2.130
7
Pattirosompe
655
2.626
585
8
Cempalagi
609
2.494
709
9
Bulupabbulu
932
3.980
3.461
10
Lapongkoda
1.434
6.568
7.218
11
Teddaopu
1.141
4.973
6.065
12
Salomenraleng
416
1.860
653
13
Laelo
399
1.713
878
14
Watallipue
556
2.563
2.330
15
Tempe
1.389
6.958
4.093
16
Mattirotappareng
779
3.517
1.621
Jumlah
13.624
61.121
1.597
            (Sumber : Tempe Subdistrict in Figure 2012)
C.  Mata Pencaharian dan Pola Hidup
Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Watallipue secara garis besar menurut profesi yaitu, dokter,  perawat, guru, arsitek, pekerja/buruh, petani nelayan, pedagang, PNS, karyawan swasta, sopir dan Polri.
Kecamatan Tempe merupakan salah satu kecamatan yang wilayahnya berada pada pesisir Danau Tempe dimana sebagian masyarakat memiliki potensi sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya di Danau Tempe. Pada umumnya pola hidup masyarakat seperti membuang sampah disembarang tempat bahkan di sungai. Kesemuanya ini dapat mengganggu kesehatan dan pencemaran lingkungan hidup sampai merusak ekosistem lingkungan. Sehingga perlu diadakan penyuluhan sanitasi lingkungan supaya masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan sekitar.




















BAB III
PERMASALAHAN KEBUTUHAN
Berdasarkan hasil observasi di 12 Kelurahan yang menjadi titik penempatan Mahasiswa KKN PPM Reguler Universitas Negeri Makassar dan ditunjang dengan data-data studi pustaka dari beberapa referensi terkait di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kecamatan Tempe, beserta data arsip kelurahan, maka kami dapat mengemukakan beberapa permasalahan di beberapa aspek yang meliputi :
A.  Sektor Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas bagi pembangunan, dan juga sebagai salah satu pilar utama agar penduduk dapat memberdayakan dirinya berpartisipasi dalam pembangunan. Pendidikan di sini tidak diartikan hanya pendidikan formal saja, akan tetapi dalam arti lebih luas, termasuk pendidikan berpolitik.
Ditinjau dari segi Indeks Pendidikan, secara umum Angka melek huruf yang dihitung berdasarkan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Dalam periode 2007-2012, jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis semakin meningkat. Pada tahun 2007 tercatat 81,68% dan meningkat menjadi 84,99% pada tahun 2010 (Katalog BPS Kab. Wajo : 1102001.7313, 2010). kondisi tersebut memperlihatkan trend yang semakin membaik dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Namun bila dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan terlihat bahwa indeks pendidikan Kabupaten Wajo relatif masih rendah, dimana angka Provinsi Sulsel 76,82%  pada tahun 2012. Untuk meningkatkan indeks pendidikan Kabupaten Wajo khususnya di Kecamatan Tempe, dibutuhkan suatu program yang mendorong akses pendidikan yang lebih luas serta dana yang cukup besar.
Adapun fasilitas yang menunjang pendidikan di Kecamatan Tempe dapat dilihat dalam Tabel 3.1. berikut :
No
Tingkatan
Jumlah
1
TK
25
2
SD
39
3
SLTP
10
4
SMA
8
5
SMK
3
6
MI
39
7
MTs
30
8
MA
29
9
Universitas/ Perguruan tinggi
6
          (Sumber : Disporabudpar dalam Wajo Regency in Figure, 2010).
B.  Kemiskinan
Pada tahun 2012 menurut data BPS Kab. Wajo, jumlah keluarga prasejahtera adalah sebesar 10.841 keluarga. Jumlah Keluarga Sejahtera III+ sebanyak 5.215 keluarga terbanyak di Kec. Tempe yakni sekitar 1.111 keluarga dari 14.142 rumah (Dinas Tarkim Wajo, 2013).

C.  Sanitasi
Kondisi geografis wilayah Kecamatan Tempe yang berdekatan dengan danau Tempe, sering menyebabkan banjir karena meluapnya danau tempe dan ditambah dengan banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, dan sungai yang mengalami pendangkalan. Ini semua dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah, membuang tinja dan limbah rumah tangga disembarang tempat. Kondisi ini akan berdampak pada pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Melihat kondisi wilayah kecamatan Tempe yang rawan terjadi banjir dan untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat maka diperlukan peningkatan kualitas sanitasi yang meliputi penataan saluran drainase, pengelolaan persampahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas air minum bersih bagi masyarakat.
Pokja Sanitasi Kabupaten Wajo, 2014 dalam buku Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo menyatakan bahwa :
1.    Cakupan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk menggunkan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih sangat rendah.
2.    Pembuangan black water secara langsung ke sepanjang sungai dan Danau Tempe tanpa pengolahan.
3.    Tingkat kesadaran masyarakat untuk memakai jamban yang layak dengan ketersediaan air bersih yang cukup.
4.    Pembangunan tangki septik yang tidak memenuhi syarat konstruksi sehingga menimbulkan kerawanan pencemaran.
5.    Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah cair skala rumah tangga.
6.    Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) di Kabupaten Wajo.
D.  Bencana Alam
Secara umum sistem drainase yang ada di Kecamatan Tempe adalah melalui selokan/parit baik berasal dari Kamar mandi/WC maupun dari tempat cuci. Kemudian mengalir ke sungai yang ada di sekitarnya tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai dan danau langsung membuang air limbah ke sungai dan ke danau.
Air limbah disalurkan langsung ke saluran-saluran drainase di tepi jalan (side drain) yang umumnya terbuka. Permasalahan yang sering dijumpai akibat kondisi sistem seperti ini adalah di musim kemarau terjadi aliran yang lambat dengan kedalaman air di saluran yang kecil sekali, sehingga akan timbul endapan-endapan dan memberi kesempatan berkembangbiaknya vektor penyakit seperti, nyamuk, lalat dan insekta lainnya. Ketika musim hujan air mengalir lancar, akan tetapi karena kapasitas tampungan terbatas maka air meluap dan menggenangi daerah sekitarnya (banjir).



Tabel 3.2.Tabel informasi genangan banjir di Kecamatan Tempe

No

Nama Kelurahan
Wilayah Genangan
Luas
Ketinggian
Lama
Frekuensi

penyebab
Ha
M
Jam/Hari
Kali/Tahun
1
Siengkang
2.07
1
1440


2
Pattirosompe
0
0
0
0
-
3
Tempe
2.35
1
720


4
Maddukelleng
3.45
1
1440


5
Watallipue
2.56
1.5
2160


6
Mattirotappareng
3.42
1.5
2160


7
Laelo
3.46
2.5
4320


8
Salomenraleng
2.85
2.5
1440


9
Cempalagi
0
0
0
0
-
10
Lapongkoda
0
0
0
0
-
11
Teddaopu
0.75
1.5
720


12
Padduppa
1.15
2
720


13
Wiringpalennae
1.10
2
720


14
Atakkae
0.50
1.5
720


15
Sitampae
1.04
1.5
720


16
Bulupabbulu
0
0
0
0
-
(Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo, 2014 : 193).
E.  Kebakaran
Kasus kebakaran di beberapa titik terkhusus di Kecamatan Tempe belakangan ini sering terjadi dikarenakan oleh alam akibat kekeringan, maupun arus pendek akibat kelalaian warga menggunakan sarana elektronik. dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, tercatat beberapa kebakaran yang berdekatan dengan posko KKN misalnya Mattirotappareng, Tempe, Lapongkoda, Siengkang, Pasar Tempe.
F.   Kurangnya Supply Air Bersih
Tidak bisa dipungkiri, hampir di seluruh wilayah Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo tidak tersedia air bersih. Hal ini dikarenakan sikap apatis warga terhadap upaya penjernihan air. Beberapa tanggapan masyarakat juga pada intinya menyatakan bahwa mereka cenderung lebih menikmati dan sudah terbiasa mengonsumsi air sungai langsung tanpa diproses lebih dulu.
Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membuat sumur bor, akan tetapi dikarenakan keadaan tanah (topografi) yang turut mempengaruhi, sehingga air yang dihasilkan dari sumur selain keruh juga berbau sehingga masyarakat enggan untuk membuat sumur bor lagi.
Masyarakat khususnya yang berdomisili di wilayah pesisir sungai, menggunakan air sungai untuk mandi, sedangkan untuk minum, mencuci, dan sebagainya, beberapa alternatif yang digunakan masyarakat antara lain.
1.    Menggunakan Air PAM
Sebagian besar kepala keluarga yang memiliki masalah dengan penyediaan air bersih memilih untuk menggunakan jasa air PAM, salah satu alasan mengapa memilih air PAM adalah karena selain airnya lebih jernih harganya juga relatif terjangkau

2.      Menggunakan Jasa Penjual Air Literan
Selain menggunakan jasa PAM, alternatif lain yang digunakan masyarakat adalah dengan memanfaatkan jasa penjual air literan. Kebanyakan yang menggunakan jasa penjual air literan adalah mereka yang berada di golongan kelas ekonomi menengah.
3.    Depot Isi Ulang Air Mineral
Selain menggunakan jasa PAM dan penjual air literan, masyarakat juga sering membeli air di depot isi ulang air mineral untuk kebutuhan konsumsi air minum. Adapun alasan masyarakat  menggunakan depot isi ulang air mineral sebagai air konsumsi  karena harganya yang cukup terjangkau kualitas airnya juga lebih bersih dan higienis.












BAB IV
PERUMUSAN PROGRAM KERJA
Perumusan program kerja Mahasiswa KKN PPM Reguler Universitas Negeri Makassar Tahun 2015 di Kabupaten Wajo, Kecamatan Tempe, merupakan hasil dari kegiatan observasi yang meliputi interview dengan warga dan aparat setempat, maupun melalui studi pustaka serta arsip. Perancangan program kerja Mahasiswa KKN ppm ini terdiri atas 2 bagian besar, yakni program individu dan program kelompok. Penyusunan rancangan Program Kerja Tentatif  KKN merujuk pada hasil observasi yang telah dilakukan berdasarkan kemampuan mahasiswa dilihat dari segi keterampilan yang disusun dalam bentuk matriks rancangan program kerja tentatif.
Bab ini memuat perumusan program kerja yang secara keseluruhan merupakan rekapitulasi program kerja dari setiap Kelurahan : Salomenraleng, Maddukelleng, Wiringpalennae, Mattirotappareng, Laelo, Watallipue, Siengkang, Sitampae, Teddaopu, Padduppa, Siengkang, dan Tempe (matriks setiap kelurahan terlampir).
Secara umum, program kerja yang dirancang bersesuaian dengan masalah-masalah signifikan sekaligus menjadi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Tempe. Tujuan perancangan program kerja setidaknya untuk membantu meminimalisir dampak buruk, berpartisipasi dalam penyelesaian program kerja di kelurahan dan diharapkan ada yang berpotensi sebagai sebuah solusi. Program kerja yang dimaksudkan antara lain di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sanitasi, sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan administrasi kelurahan dan sekolah, aspek kesehatan, kebersihan, supply air bersih, pemetaan wilayah, penghijauan, serta hiburan/festival.
A.  Tema : Pendidikan
1.      Nama program              : a. Mengajar Pendidikan Formal (SD/SMP/SMA)
               b. Bimbingan Belajar / Privat
2.      Rasional                        : Pendidikan  merupakan hal yang penting dalam  dunia modern saat ini yang dimulai sejak dini, untuk itu kami sepakat membuat suatu program untuk ikut berpartisipasi sebagai pengajar di berbagai tingkatan sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA yang bertujuan untuk  membantu guru dalam proses pembelajaran siswa-siswi di sekolah dan sebagai ajang mahasiswa untuk melatih diri dalam menyalurkan ilmu pengetahuan sesuai dengan fokus yang digeluti di kampus  dan disajikan secara menarik yang diharapkan dapat memberi dampak positif yakni  lebih memotivasi  peserta didik untuk semakin giat lagi belajar.
3.      Sifat program               : Rintisan
4.      Sasaran                         : Guru dan Peserta didik SD, SMP dan SMA di 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe
5.      Keterlibatan                  : Mahasiswa terjun langsung mengajar di sekolah-sekolah 
6.      Metode pelaksanaan     : Mahasiswa mengajar di sekolah - sekolah sesuai dengan fokus/jurusan yang digeluti di kampus berdasarkan jadwal yang telah disepakati bersama pihak sekolah.
7.      Alokasi waktu              : (terlampir di tiap matriks kelurahan )
8.      Jadwal pelaksanaan      : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
B.  Tema : Kebersihan
  1. Nama program : a. Kerja bakti dan jumat bersih
                                                   b. Pembuatan lorong percontohan
Rasional                      :  Hasil survey menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Kelurahan yang ada di kecamatan Tempe mengalami permasalahan yang sama, yakni tidak adanya tempat pembuangan akhir sampah (TPAS). Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah di sembarang tempat seperti di halaman belakang rumah misalnya dan apabila sudah bertumpuk, maka sampah tersebut akan dibakar. Pembakaran sampah seperti botol plastik, kresek, dan sebagainya tentu saja mempengaruhi sirkulasi udara dan akan mengganggu kesehatan. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggalakkan kebiasaan jumat bersih.
  1. Sifat program              : Pada umumnya rintisan, tetapi di sebagian kelurahan bersifat Komplementer.
  2. Sasaran                        : Warga di Kelurahan masing-masing dan Pokja kelurahan
  3. Keterlibatan                : Mahasiswa terjun langsung dan menjadi fasilitator
  4. Metode pelaksanaan   : Berkoordinasi dengan aparat kelurahan yang terkait
  5. Alokasi waktu             : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
  6. Jadwal pelaksanaan     : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
C.  Tema : Kesehatan
1.    Nama program               : Penanaman Tanaman Obat Keluarga
               Penjernihan Air
               Sosialisasi Gigi Sehat
               Penyuluhan Anti Narkoba
               Sosialisasi Kebersihan Lingkungan
                Sosialisasi pola asuh orang tua terhadap           perkembangan anak
                Berpartisipasi dalam  kegiatan posyandu
                Penyuluhan mencuci tangan dengan baik
                Penyuluhan Sanitasi Lingkungan
2.    Rasional                         :  
3.    Sifat program                 : Rintisan dan Komplementer
4.    Sasaran                          :12 Wilayah Kelurahan di Kec. Tempe  yang menjadi titik     posko KKN 2015
5.    Keterlibatan                   : Mahasiswa menjadi pemandu dan penyelenggara
6.    Metode pelaksanaan      : Simulasi oleh mahasiswa dan evaluasi oleh warga
7.    Alokasi waktu               : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
8.    Jadwal pelaksanaan       : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
D.  Tema : Administrasi Kelurahan
1.    Nama program               : Pembenahan Papan Alamat Dan Papan Peringatan
              Pembenahan Papan Nama Dan Jalan Setapak
              Pembenahan Kantor Kelurahan
              Pembuatan Batas Kelurahan
              Pembuatan Garis Lapangan Sepak Bola
              Pembuatan Struktur Organisasi Masjid
              Pembuatan Diagram Usia Penduduk
Rasional                      :Dari hasil observasi lapangan di beberapa kelurahan, teridentifikasi bahwa masih ada sebagian wilayah yang belum mempunyai penanda atau papan nama jalan/lorong, sehingga mahasiswa  berinisiatif untuk menjadikan program kerja ini sebagai program kerja yang hampir serentak dicanangkan di tiap kelurahan, program ini diharapkan kedepan dapat menuntun dan memberikan informasi masyarakat awam maupun pribumi tentang nama jalan/lorong di kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.
2.    Sifat program                 : Rintisan
3.    Sasaran                          : Tempat-tempat umum dan kantor
4.    Keterlibatan                   : Mahasiswa sebagai inisiator dan penyelenggara
5.    Metode pelaksanaan      : Mahasiswa dan warga bekerja secara kolektif
6.    Alokasi waktu               : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
7.    Jadwal pelaksa:naan      : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
E.  Tema : Pemetaan 
1.    Nama program               : Pembuatan Peta/Citra Kelurahan
2.    Rasional                         : sarana dan prasarana wilayah merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan. Berbagai prasarana wilayah yang ada sekarang belum cukup menunjang kegiatan masyarakat dan pemerintahan di beberapa Kelurahan sehingga masih dibutuhkan berbagai prasarana wilayah.Jalan merupakan salah satu prasarana wilayah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.Untuk melakukan aktifitas seharian. Hal ini dikarenakan tidak adanya akses jalan dan jalan alternatif menuju ke tempat tersebut. Jalan-jalan rintisan pada saat musim hujan tidak dapat dilalui sehingga aktifitas kurang berjalan lancar dan kadang tidak melakukan aktifitas harian. Dalam pemulihan kondisi tersebut, diharapkan setiap kelurahan memiliki peta administratif yang dapat membantu memudahkan identifikasi lokasi.
3.    Sifat program                 : Rintisan
4.    Sasaran                          : Administrasi Kelurahan
5.    Keterlibatan                   : Mahasiswa mengerjakan keseluruhan
6.    Metode pelaksanaan      : Mahasiswa mendesain dan menyerahkan outputnya ke kelurahan
7.    Alokasi waktu               : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
8.    Jadwal pelaksanaan       : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
F.   Tema : Hiburan dan Lomba
  1. Nama program : Lomba  menggambar tingkat SD
  Lomba Tradisional 17 Agustus
  Partisipasi Festival Danau Tempe
   Aplikasi Permainan TK
  Pengadaan Lomba Cerdas Cermat Tingkat SD
  1. Rasional                      : Masyarakat di Kecamatan Tempe pada umumnya memiliki kesibukan yang hampir menyita seluruh waktu. Tetapi, agenda tahunan dalam rangka memperingati HUT Kab. Wajo yang terselenggara dalam serangkaian acara Festival Danau Tempe, dan acara Maccera tappareng tetap menjadi kegiatan yang tidak dapat dilewatkan warga se-Kecamatan Tempe.
  2. Sifat program              : Rintisan dan Komplementer
  3. Sasaran                        : Pelajar dan Warga masyarakat
  4. Keterlibatan                : Mahasiswa merancang dan menyelenggarakan
  5. Metode pelaksanaan   : Bekerja sama dengan pihak kelurahan dan sponsor
  6. Alokasi waktu             : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
  7. Jadwal pelaksanaan     : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
G. Tema : Profil
1.      Nama program              : Penginputan data profil kelurahan ke website Kementerian Dalam Negeri
2.      Rasional                        : Adanya himbauan dari Pemerintah Pusat kepada tiap Kelurahan untuk segera menuntaskan penginputan data warga ke website resmi kemendagri secara lengkap, sehingga lebih baik jika mahasiswa turut andil didalamnya, yakni bekerja sama dengan pihak kelurahan untuk menyelesaikan penginputan data warga.
3.      Sifat program               : Komplementer
4.      Sasaran                         : Data Kepala Keluarga se-Kelurahan
5.      Keterlibatan                  : Mahasiswa mengerjakan langsung
6.      Metode pelaksanaan     : Melakukan penginputan data KK via online
7.      Alokasi waktu              : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
8.      Jadwal pelaksanaan      : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
H.  Tema : Pencacahan warga
1.      Nama program              : Pendataan warga bersama tim P2KP
2.      Rasional                        : Dalam rangka kelancaran penyelenggaraan beberapa program kerja yang mungkin menjadi bagian dari Renstra Kelurahan se-Kecamatan Wajo, maka dibutuhkan seperangkat oknum yang berperan didalamnya. Salah satunya adalah pihak-pihak yang membidangi fokus tertentu, misalnya POKJA. Untuk mengoptimalkan kerja-kerja dari tiap oknum yang terkait, maka mahasiswa mengambil langkah yang sekiranya dapat membantu menunjang pelaksanaan programnya.
3.      Sifat program               : Ikutan
4.      Sasaran                         : Warga se-kelurahan yang bersangkutan
5.      Keterlibatan                  : Terjun langsung mendata
6.      Metode pelaksanaan     : interview dan pencatatan melalui forum group discussion
7.      Alokasi waktu              : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
8.      Jadwal pelaksanaan      : (terlampir di tiap matriks kelurahan)
I.     Tema : PPM
1.      Nama program              : Pelatihan Pembelajaran Berbasis Web
2.      Rasional                        : Program kerja Pemberdayaan Masyarakat dalam hal ini Pelatihan Pembelajaran Berbasis Web dibawakan oleh Ayahanda Dr. Ismail., M.S. Program ini sekaligus menjadi kegiatan inti  yang memberi ciri khusus pada pelaksanaan KKN di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo 2015. Program ini memfasilitasi para tenaga pendidik se-Kabupaten Wajo untuk mahir menggunakan website dalam menyajikan materi.
3.      Sifat program               : Ikutan
4.      Sasaran                         : Tenaga pendidik Se-Kabupaten Wajo
5.      Keterlibatan                  : Panitia
6.      Metode pelaksanaan     : Mengikuti materi seminar
7.      Alokasi waktu              : 09.30 – 16.00
8.      Jadwal pelaksanaan      : 20 September 2015
J.    Tema : Koordinasi
1.      Nama program              : Rapat Koordinasi tingkat Kecamatan
Rapat Koordinasi Siaga Prima Aktif Tk. Kecamatan
   Rapat Koordinasi Mahasiswa KKN  3 Kecamatan
2.      Rasional                        : Kepengurusan berjalan stabil ketika terjalin koordinasi yang baik diantara sesama pihak. Pelaksanaan program-program kerja yang tidak lepas dari berbagai kendala, dapat di pikirkan bersama dan dicari solusinya melalui rapat-rapat koordinasi.
3.      Sifat pogram                 : Rintisan dan Ikutan
4.      Sasaran                         : Mahasiswa KKN dan POKJA se-Kecamatan Tempe
5.      Keterlibatan                  : Penyelenggara dan Partisipan
6.      Metode pelaksanaan: Rekomendasi Kepala Kecamatan Tempe
7.      Alokasi waktu              : September 2015
8.      Jadwal pelaksanaan      : 09 September 2015
K. Tema : Seminar Program Kerja
1.      Nama program              : Seminar Program kerja di 12 Kelurahan
   Seminar program kerja di tingkat Kecamatan
    Seminar hasil program kerja di 12 Kelurahan
2.      Rasional                        : Program ini bersifat wajib dilaksanakan maksimal 1 minggu setelah kedatangan di lokasi KKN, yaitu Kecamatan Tempe.
3.      Sifat program               : Rintisan
4.      Sasaran                         : Pengesahan program kerja dan Laporan
5.      Keterlibatan                  : Penyelenggara
6.      Metode pelaksanaan: Pemaparan program kerja dan pelaporan
7.      Alokasi waktu              : September dan Oktober
8.      Jadwal pelaksanaan      : 05 September 2015 dan minggu II Oktober







BAB V
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
A.  Mengajar Pendidikan Formal (SD/SMP/SMA)
1.    Tujuan    : Membantu guru dalam membelajarkan siswa-siswi di sekolah dan sebagai ajang mahasiswa untuk melatih diri dalam menyalurkan ilmu pengetahuan sesuai dengan fokus yang digeluti di kampus
2.    Lokasi     : SD, SMP dan SMA di 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe
3.    Realisasi : Terlaksana secara serentak di bulan September 2015
4.    Sasaran  : Guru dan Siswa di SD, SMP dan SMA
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)

B.  Bimbingan Belajar / Privat
1.    Tujuan    : Membelajarkan peserta didik secara intensif di Posko KKN pada sore hari atau pada waktu-waktu luang lainnya yang memungkinkan bagi mereka untuk bertanya lebih jauh tentang mata pelajaran yang telah diperoleh di sekolah ataupun cara pengerjaan tugasnya.
2.    Lokasi     : Posko KKN di 12 Kelurahan se-Kecamatan Tempe
3.    Realisasi : September – Oktober  2015
4.    Sasaran  : Siswa(i) SD dan SMP yang berdomisili di sekitar Posko KKN
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)

C.  Kerja Bakti dan Jumat Bersih
1.    Tujuan    : Meningkatkan kesadaran warga masyarakat akan pentingnya memelihara kebersihan lingkungan agar dapat tercipta kondisi yang kondusif dan asri di sekitarnya, agar kebersihan tetap terjaga dan kesehatan meningkat.
2.    Lokasi     : (dikondisikan per posko) tetapi lebih diprioritaskan di beberapa titik yang merupakan tempat umum seperti masjid, lapangan, kantor kelurahan, dll
3.    Realisasi : (jadwal per posko)
4.    Sasaran  : Warga masyarakat
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
D.  Pembuatan Lorong Percontohan
1.    Tujuan    : sebagai tindak lanjut rekomendasi dari Pokja Kecamatan untuk merealisasikan program kerja lorong percontohan dalam rangka penuntasan program Siaga Prima Aktif.
2.    Lokasi     : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.    Realisasi : (terlampir)
4.    Sasaran  : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)

E.  Penanaman Tanaman Obat Keluarga
1.    Tujuan    : sebagai tindak lanjut rekomendasi dari Pokja Kecamatan untuk merealisasikan program kerja lorong percontohan dalam rangka penuntasan program Siaga Prima Aktif
2.    Lokasi     : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.    Realisasi : (terlampir)
4.    Sasaran  : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)


F.   Penjernihan Air
1.      Tujuan : Memberikan simulasi kepada masyarakat tentang cara penjernihan air yang disajikan secara sederhana.
2.      Lokasi  : Kelurahan Sitampae dan Watallipue
3.      Realisasi          : Oktober 2015
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
G.  Sosialisasi Gigi Sehat
1.      Tujuan : Mengajak siswa-siswi tingkat TK dan SD untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi
2.      Lokasi  : beberapa kelurahan yang menyelenggarakan
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
H.  Penyuluhan Anti Narkoba
1.      Tujuan : sebagai salah satu wujud kepedulian mahasiswa terhadap moral generasi muda secara khusus sebagai pencegahan bagi generasi muda untuk tidak melakukan kebiasaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral. .
2.      Lokasi  : Kelurahan Lapongkoda dan Kelurahan Teddaopu
3.      Realisasi: (terlampir)
4.      Sasaran  : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
I.     Sosialisasi Kebersihan Lingkungan
1.      Tujuan : sebagai salah satu bentuk tidakan untuk menghimbau warga agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar tercipta lingkungan yang asri dan sehat
2.      Lokasi  : Beberapa kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
J.     Sosialisasi pola asuh orang tua terhadap perkembangan Anak
1.    Tujuan    : sebagai ajang bagi orang tua untuk mendapatkan tambahan informasi tentang pola asuh orang tua terhadap anak
2.    Lokasi     : Kelurahan Mattirotappareng
3.    Realisasi : (terlampir)
4.    Sasaran  : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
K.  Berpartisipasi dalam  kegiatan posyandu
1.      Tujuan : sebagai salah satu bentuk partisipasi mahasiswa
2.      Lokasi  : beberapa kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
L.   Penyuluhan mencuci tangan dengan baik
1.      Tujuan : sebagai ajang bagi siswa(i) tingkat TK dan SD untuk mempraktekkan kebiasaan mencuci tangan yang baik agar dapat terbiasa sejak dini
2.      Lokasi  : beberapa kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
M.     Penyuluhan Sanitasi LingkunganPembuatan Peta/Citra Kelurahan
1.      Tujuan : sebagai salah satu bentuk keterlibatan mahasiswa dalam pengadaan peta administratif kelurahan  dan menghimbau warga untuk tetap memperhatikan kondisi sanitasi di daerahnya.
2.      Lokasi  : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
N.  Pembenahan Papan Alamat dan Papan Peringatan
1.      Tujuan : sebagai tindak lanjut rekomendasi dari Pokja Kecamatan untuk merealisasikan program kerja lorong percontohan dalam rangka penuntasan program Siaga Prima Aktif
2.      Lokasi  : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
O.  Pembenahan Papan Nama dan Jalan Setapak
1.      Tujuan : Sebagai kegiatan pendukung yang membantu pihak kelurahan untuk melengkapi batas-batas  
2.      Lokasi  : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
P.   Pembenahan Kantor Kelurahan
1.      Tujuan : sebagai tindak lanjut rekomendasi dari Pokja Kecamatan untuk merealisasikan program kerja lorong percontohan dalam rangka penuntasan program Siaga Prima Aktif
2.      Lokasi  : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Lapongkoda
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
Q.  Pembuatan Batas Kelurahan
1.      Tujuan : Mahasiswa membantu pihak kelurahan untuk membuat batas kelurahan yang diharapkan mampu memperjelas batas wilayah kelurahan.  
2.      Lokasi  : beberapa kelurahan di Wilayah Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
R.  Pembuatan Garis Lapangan Sepak Bola
1.      Tujuan : Mewadahi dan menjadi fasilitator warga dalam pembuatan garis lapangan mengingat kondisi realitas yang menunjukkan tingginya kemauan, minat dan bakat kawula muda Salomenraleng berlatih footsal di lapangan setiap harinya.
2.      Lokasi  : LAPANGAN SEPAK BOLA BAKKE ALAU
3.      Realisasi          : Terlaksana pada tanggal 30 Agustus 2015
4.      Sasaran            : Warga Salomenraleng yang gemar berlatih di Lapangan dan Siswa MA As’adiyah Callaccu Sengksng yang menjadikan lapangan ini sebagai Lapangan Olah raga setiap harinya.
5.      Anggaran Dana
 (anggaran dana per posko terlampir)
S.      Pembuatan Struktur Organisasi Masjid
1.    Tujuan    : Membantu pengurus Masjid dalam proses eksekusi program kerja pemenuhan administratif mesjid yaitu pembuatan desain struktur kepengurusan masjid periode 2014-2016.
2.    Lokasi      : POSKO KKN
3.    Realisasi : Terlaksana pada tanggal 09 September 2015
4.    Sasaran    : Pengurus Masjid Nurur Rahim periode 2014-2016
5.    Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
T.   Lomba  menggambar tingkat SD
1.      Tujuan : melatih kreativitas siswa SD dalam memerikan warna pada objek yang disediakan
2.      Lokasi  : Kelurahan Taddaopu
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : siswa SD
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
U.  Lomba Tradisional 17 Agustus
1.      Tujuan : Meningkatkan semangat dan rasa nasionalisme warga
2.      Lokasi  : beberapa Kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
V.    Partisipasi Festival Danau Tempe
1.      Tujuan : sebagai bentuk partisipatif mahasiswa ikut serta dalam menyukseskan acara pesta rakyat dan budaya
2.      Lokasi  : 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
W.   Pengadaan Lomba Cerdas Cermat Tingkat SD
1.      Tujuan : Asah terampil siswa-siswi
2.      Lokasi  : Siswa siswi SD
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
X.      Penginputan data profil kelurahan ke website Kementerian dalam Negeri
1.      Tujuan : Men-upgrade data warga se-Kelurahan yang bersangkutan
2.      Lokasi  : 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Data Kepala Keluarga
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
Y.  Pendataan warga bersama tim P2KP
1.      Tujuan : Merekap keseluruhan data warga secara langsung bekerja sama dengan tim fasilitator P2KP
2.      Lokasi  : 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
Z.     Rapat Koordinasi tingkat Kecamatan
1.      Tujuan : Mengkoordinasikan segala aktivitas yang berhubungan dengan Lapongkopenyelenggaraan program kerja mahasiswa KKN PPM Reguler UNM 2015  di Kecamatan Tempe
2.      Lokasi  : Kelurahan Siengkang, Kelurahan Sitampae, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
AA.          Rapat Koordinasi Siaga Prima Aktif Tk. Kecamatan
1.      Tujuan : untuk mengetahui perkembangan pokja di setiap kelurahan dan sebagai salah untuk memenuhi undangan kepala kecamatan tempe, hadir serta dalam repat tersebut.
2.      Lokasi  : Aula Kecamatan Tempe
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
BB.           Seminar Program kerja di 12 Kelurahan
1.      Tujuan : Pemaparan program kerja untuk kemudian disetujui dan di sah-kan oleh pihak kelurahan
2.      Lokasi  : 12 Kelurahan yang menjadi titik Posko KKN
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
CC. Seminar program kerja di tingkat Kecamatan
1.      Tujuan : Pemaparan program kerja tingkat kecamatan yaitu pemaparan yang memuat rekapitulasi dari keseluruhan program kerja di setiap kelurahan
2.      Lokasi  : Aula Kecamatan Tempe
3.       Realisasi         : (terlampir)
4.      Sasaran            : Warga di kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
(anggaran dana per posko terlampir)
DD.          Seminar hasil program kerja di 12 Kelurahan
1.      Tujuan : penyampaian laporan pelaksanaan Program kerja selama KKN berlangsung
2.      Lokasi  : Masing-masing kelurahan yang bersangkutan
3.      Realisasi          : (terlampir)
4.      Sasaran            : Mahasiswa KKN dan aparat kelurahan yang bersangkutan
5.      Anggaran Dana
  (anggaran dana per posko terlampir)






                      



BAB VI
 SIMPULAN DAN SARAN
A.   SIMPULAN
1.    Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar 2015 berlangsung sejak 19 Agustus sampai dengan 12 Oktober 2015 di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, di 12 Kelurahan antara lain Salomenraleng, Watallipue, Mattirotappareng, Maddukelleng, Laelo, Siengkang, Teddaopu, Lapongkoda, Padduppa, Tempe, Wiringpalennae, dan Sitampae.
2.    Pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Makassar Tahun  2015  di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, mendapat sambutan positif  dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan dan masyarakat.
3.    Semua program kerja yang disepakati pada seminar program kerja KKN UNM Tahun 2015  di 12 Kelurahan di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo terlaksana dengan baik dan sukses.
B.  SARAN
1.    Semoga program kerja yang telah terealisasikan dapat bermanfaat bagi masyarakat kelurahan Mattirotappareng pada umumnya dan apatur pemerintahan secara khusus.
2.    Fungsi koordinasi dari pusat atau lebih tepatnya dari Kecamatan sangat berperan penting dalam pelaksanaan program, untuk itu sebaiknya pihak-pihak yang telah diberi tanggung jawab dapat memberikan sumbangsih maksimal untuk program-program desa.
3.    Pengawasan dan pengarahan merupakan faktor pendorong terrealisasinya program kerja, dan sekiranya pihak pembimbing dapat menjalankan tugas pengawasan dan pengarahan ini dengan sebaik mungkin.
4.    Mahasiswa sebaiknya lebih dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
















DAFTAR PUSTAKA
Disporabudpar dalam Wajo Regency in Figure. Sengkang : Tim Penyusun Mulyadi, dkk. 2015. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Makassar. Makassar : Penerbit Pustaka Refleksi
Pemda, 2012. Tempe Subsdistrict in Figure. Sengkang : Tim Penyusun
Pemda, 2014. Kecamatan Tempe dalam Angka. Sengkang : BPS.
Renstra Kecamatan Tempe, 2014-2019. Kecamatan Tempe : Arsip.
Tim Penyusun. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo. Sengkang : Penerbit















DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pembagian Administratif Wilayah Kabupaten Wajo Tahun, 2012.
Tabel 2.1. Pembagian Administratif Wilayah Kabupaten Wajo Tahun, 2012.
Tabel 3.1. Fasilitas yang menunjang pendidikan di Kecamatan Tempe, 2012.
Tabel 3.2. Informasi genangan banjir di Kecamatan Tempe, 2012.